nusabali

Satu Keluarga Selamat dari Maut karena Melihat Ada Rembesan

Tebing Longsor Timpa Rumah di Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan

  • www.nusabali.com-satu-keluarga-selamat-dari-maut-karena-melihat-ada-rembesan

Bencana longsor di rumah keluarga I Wayan Wardana di Banjar Dinas Sanker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng terjadi saat penghuninya sedang tidur, dinihari kemarin pukul 04.12 Wita.

SINGARAJA, NusaBali

Bencana longsor menerjang rumah keluarga I Wayan Wardana, 35, di Banjar Dinas Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Senin (4/1) dinihari sekitar pukul 04.12 Wita. Beruntung, korban Wayan Wardana dan keluarganya yang sedang tidur saat bencana, berhasil selamat dari maut setelah melihat ada rembesan.

Dalam bencana ini, tebing setinggi 15 meter longsor menerjang rumah keluarga Wayan Wardana. Rumah ukuran 6 meter x 5 meter itu baru saja mendapatkan bantuan rehab rumah dari Dana Desa (DD).

Saat bencana terjadi dinihari kemarin, Wayan Wardana berada di dalam rumahnya itu bersama sang istri dan kedua anaknya. Wayan Sarjana tidur di salah satu kamar bersama anak keduanya yang masih berusia 9 tahun. Sedangkan istri dan anak sulungnya tidur di kamar berbesa.

Tiba-tiba, material longsoran menjebol tembok kamar yang ditempati Wayan Wardana dan anak keduanya itu. Beruntung, Wayan Wardana bersama anak kedua dan anggota keluarga lainnya selamat dari maut. Pasalnya, mereka masih sempat lari sebelum tembok kamarnya roboh.

Menurut Kelian Banjar Dinas Sangker, Desa Mengening, I Made Kastawa, sebelum bencana terjadi, korban Wayan Wardana sudah punya firasat kalau tebing yang di belakang rumahnya bisa longsor kapan saja. Itu sebabnya, korban jadi waspada ketika turun hujan lebat, Minggu (3/1) malam mulai pukul 19.00 Wita hingga 22.00 Wita.

“Setelah hujan lebar, Wayan Wardana tak bisa tidur nyenyak, karena was-was. Benar saja, beberapa detik sebelum kejadian, dia melihat rembesan di tembok kamarnya. Dia pun seketika langsung menarik anaknya keluar kamar. Dalam hitungan detik, tembok kamarnya langsung roboh,” ungkap Made Kastawa saat dikonfirmasi NusaBali, Senin siang.

Kastawa menyebutkan, korban Wayan Wardana dan anaknya berhasil selamat dari maut. Sang ayah tidak terluka sedikit pun, hanya anak keduanya yang mengalami luka gores tak terlalu parah.

Pasca rumahnya ambruk diterjang longsor, Wayan Wardana dan keluarganya diarahkan mengungsi ke tempat aman. Arahan untuk mengungsi tersebut setelah jajaran Polsek Kubutambahan dan BPBD Buleleng terjun meninjau lokasi bencana longsor di rumah korban, Senin kemarin.

“Kami sudah arahkan Wayan Wardana dan keluarganya untuk mengungsi ke tempat aman. Kemungkinna mengungsi ke rumah mertuanya yang menempati lahan PD Swatantra,” jelas Kastawa.

Menurut Kastawa, pekarangan rumah yang dihuni keluarga korban Wayan Wardana sebenarnya tidak layak untuk ditempati, karena berada di bawah tebing dengan tekstur tanah yang gembur. Selain keluarga Wayan Wardana, ada 2 kepala keluarga (KK) lagi yang tinggal di kawasan rawan bencana ini. Mereka pun sudah berulangkali diimbau untuk pindah tinggal. Namun, karena keadaan memaksa, mereka tidak dapat berbuat banyak.

“Kebetulan, korban (Wayan Wardana) masuk dalam keluarga kurang mampu. Lahan yang bisa dijadfina tempat tinggal hanya di situ. Mereka tinggal di sana bersama keluarga paman dan sepupunya. Jadi, mereka 3 KK ngomplek tinggal di sana. Tahun 2015 silam, pamannya pernah jadi korban longsor juga,” papar Kastawa.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) sudah melakukan assessment terhadap bencana longsor yang terjadi di rumah keluarga Wayan Wardana di Banjar Dinas Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Ku-butambahan. BPBD Buleleng selanjutnya akan melakukan analisa kerugian yang akan diajukan ke BPBD Provinsi Bali, untuk mendapat-kan bantuan rehab akibat bencana.

“Daerahnya memang berpotensi longsor, karena tebing dan tanahnya gembur. Penguatan masyarakat waspada bencana sudah kami imbau juga kepada keluarga korban dan masyarakat lainnya yang tinggal di daerah rawan,” jelas Suadnyana saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Singaraja, Senin kemarin. *k23

Komentar