Wahana Simulasi Bencana Senilai Rp 1 Miliar
Software Aplikasi Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) dan Wahana Simulasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar yang berlokasi di Jalan Ir Juanda, Niti Mandala (Renon), diresmikan Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, Jumat (11/11) kemarin.
Dilengkapi Film Animasi 5 Dimensi Kebencanaan
DENPASAR, NusaBali
Peresmian dua inovasi tanggap bencana ini, diharapkan bisa meminimalkan jatuhnya korban jiwa dalam setiap bencana yang terjadi di Kota Denpasar. Lebih-lebih, secara geografis dan demografis Denpasar merupakan daerah rawan terhadap bencana baik yang diakibatkan alam, non alam, dan ulah manusia.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Denpasar, Made Suprapta menjelaskan wahana simulasi bencana yang menghabiskan anggaran hampir Rp 1 miliar ini berisi rangkaian pemutaran film animasi lima dimensi kebencanaan meliputi angin puting beliung, tsunami, banjir, pohon tumbang, petir dan kebakaran. “Rencananya ini sudah sejak lama dan prosesnya sudah sejak dua tahun lalu. Direncanakan bertahap, mulai dari bangunan hingga lab,” jelasnya.
Kedepan, pihaknya akan menyempurnakan dengan tayangan film evakuasi bencana yang dilakukan BPBD Denpasar selama ini. “Saat ini memang baru film animasi. Kedepan kita berencana akan film-kan kilas balik evakuasi bencana yang dilakukan oleh tim selama bulan Januari hingga Desember. Kita sudah ada rekamannya, nanti difilmkan,” jelasnya.
Disamping itu sarana lain penanggulangan risiko juga dimiliki Pemkot Denpasar yakni Pusdalops/Call Centre BPBD Kota Denpasar dengan nomor telepon (0361) 223333 yang saat ini telah dilengkapi softwere aplikasi seperti indentifikasi nomor telepon yang masuk, menyimpan data penelepon, waktu pembicaraan, waktu penanganan dan pelaporan. Mengetahui pergerakan armada pada saat penanganan kebencanaan dengan penempatan GPS, serta juga dapat lebih detail menyimpan data serta pemetaan lokasi hidran, rumah sakit dan kantor polisi.
Kepala UPT Kegawatdaruratan, I Gusti Ngurah Gede Budhita, menjelaskan dari ruangan call centre ini difungsikan untuk memonitor semua kegiatan. Termasuk memantau ruas jalan di Kota Denpasar yang terekam 47 ATCS milik Dinas Perhubungan Kota Denpasar. “Selain ATCS, di sini juga kita terkoneksi dengan BMKG terutama untuk menerima informasi gempa. Tujuannya tentu sebagai peringatan dini ke masyarakat apakah gempa berpotensi tsunami apa tidak,” jelasnya. Dalam ruangan tersebut, juga dilengkapi monitor media sosial Facebook, monitor untuk mendeteksi ketinggian air sungai di Denpasar serta monitor pergerakan armada BPBD yang sedang melakukan evakuasi.
Sementara itu, Walikota Rai Mantra mengharapkan BPBD Kota Denpasar, Dinas Perhubungan, dan Control Room Smart City di Graha Sewaka Dharma Lumintang dapat terus melakukan koordinasi yang baik, sehingga dapat melakukan respon cepat pelayanan kepada masyarakat. “Kita terus perkuat dengan aplikasi-aplikasi mobile dalam mempercepat pelayanan kepada masyarakat dari kebencanaan hingga kepadatan arus lalu lintas,” ujar Rai Mantra. nvi
DENPASAR, NusaBali
Peresmian dua inovasi tanggap bencana ini, diharapkan bisa meminimalkan jatuhnya korban jiwa dalam setiap bencana yang terjadi di Kota Denpasar. Lebih-lebih, secara geografis dan demografis Denpasar merupakan daerah rawan terhadap bencana baik yang diakibatkan alam, non alam, dan ulah manusia.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Denpasar, Made Suprapta menjelaskan wahana simulasi bencana yang menghabiskan anggaran hampir Rp 1 miliar ini berisi rangkaian pemutaran film animasi lima dimensi kebencanaan meliputi angin puting beliung, tsunami, banjir, pohon tumbang, petir dan kebakaran. “Rencananya ini sudah sejak lama dan prosesnya sudah sejak dua tahun lalu. Direncanakan bertahap, mulai dari bangunan hingga lab,” jelasnya.
Kedepan, pihaknya akan menyempurnakan dengan tayangan film evakuasi bencana yang dilakukan BPBD Denpasar selama ini. “Saat ini memang baru film animasi. Kedepan kita berencana akan film-kan kilas balik evakuasi bencana yang dilakukan oleh tim selama bulan Januari hingga Desember. Kita sudah ada rekamannya, nanti difilmkan,” jelasnya.
Disamping itu sarana lain penanggulangan risiko juga dimiliki Pemkot Denpasar yakni Pusdalops/Call Centre BPBD Kota Denpasar dengan nomor telepon (0361) 223333 yang saat ini telah dilengkapi softwere aplikasi seperti indentifikasi nomor telepon yang masuk, menyimpan data penelepon, waktu pembicaraan, waktu penanganan dan pelaporan. Mengetahui pergerakan armada pada saat penanganan kebencanaan dengan penempatan GPS, serta juga dapat lebih detail menyimpan data serta pemetaan lokasi hidran, rumah sakit dan kantor polisi.
Kepala UPT Kegawatdaruratan, I Gusti Ngurah Gede Budhita, menjelaskan dari ruangan call centre ini difungsikan untuk memonitor semua kegiatan. Termasuk memantau ruas jalan di Kota Denpasar yang terekam 47 ATCS milik Dinas Perhubungan Kota Denpasar. “Selain ATCS, di sini juga kita terkoneksi dengan BMKG terutama untuk menerima informasi gempa. Tujuannya tentu sebagai peringatan dini ke masyarakat apakah gempa berpotensi tsunami apa tidak,” jelasnya. Dalam ruangan tersebut, juga dilengkapi monitor media sosial Facebook, monitor untuk mendeteksi ketinggian air sungai di Denpasar serta monitor pergerakan armada BPBD yang sedang melakukan evakuasi.
Sementara itu, Walikota Rai Mantra mengharapkan BPBD Kota Denpasar, Dinas Perhubungan, dan Control Room Smart City di Graha Sewaka Dharma Lumintang dapat terus melakukan koordinasi yang baik, sehingga dapat melakukan respon cepat pelayanan kepada masyarakat. “Kita terus perkuat dengan aplikasi-aplikasi mobile dalam mempercepat pelayanan kepada masyarakat dari kebencanaan hingga kepadatan arus lalu lintas,” ujar Rai Mantra. nvi
Komentar