Kedelai Mahal, Pedagang Tempe Siasati Tipiskan Ukuran
DENPASAR, NusaBali
Harga kedelai yang tiba-tiba melambung tinggi membuat perajin tempe kalang kabut. Alhasil agar tetap terjangkau konsumen, maka potongan tempe pun disesuaikan.
Meningkatnya harga kedelai sendiri sudah terasa sejak pertengahan bulan Desember 2020 lalu. Harga kedelai di Bali mencapai Rp 15 ribu per kilogram. Padahal sebelum-sebelumnya harga tertinggi hanya Rp 9 ribu per kilogram.
Kondisi itu pun membuat konsumen tempe ikut berkurang, seperti yang terjadi di Pasar Kumbasari Denpasar, Rabu (6/1/2021). “Sepinya luar biasa. Naik terus harganya,” ujar Pina, 56.
Pina pun membanting harga sampai Rp 2 ribu per potong yang sudah disesuaikan ukurannya. “Ya ini ditipiskan, kalau yang paling kecil ini Rp 1.500,” keluhnya.
Sementara itu pedagang lainnya, melakukan hal yang sama. “Ya ini saya kasih murah saja, kalau tidak ya tidak laku,” ungkap Maria, 32. Maria juga menipiskan atau menyesuaikan ukuran tempe yang ia jual.
Maria mengakui keberadaan pelanggan yang telah berlangganan tempe dan tahu menolong penjualannya. “Untung masih ada langganan ya,” imbuhnya lagi.*cla
Kondisi itu pun membuat konsumen tempe ikut berkurang, seperti yang terjadi di Pasar Kumbasari Denpasar, Rabu (6/1/2021). “Sepinya luar biasa. Naik terus harganya,” ujar Pina, 56.
Pina pun membanting harga sampai Rp 2 ribu per potong yang sudah disesuaikan ukurannya. “Ya ini ditipiskan, kalau yang paling kecil ini Rp 1.500,” keluhnya.
Sementara itu pedagang lainnya, melakukan hal yang sama. “Ya ini saya kasih murah saja, kalau tidak ya tidak laku,” ungkap Maria, 32. Maria juga menipiskan atau menyesuaikan ukuran tempe yang ia jual.
Maria mengakui keberadaan pelanggan yang telah berlangganan tempe dan tahu menolong penjualannya. “Untung masih ada langganan ya,” imbuhnya lagi.*cla
1
Komentar