Positif Corona, Ketua NasDem Jembrana Meninggal
Made Dwi Masti Berpulang Sehari Setelah Ketua NasDem Tabanan
NEGARA, NusaBali
Hanya dalam kurun dua hari, secara beruntun dua Ketua DPD NasDem di Bali meninggal dunia.
Sehari setelah meninggalnya Ketua DPD NasDem Tabanan I Wayan Sarjana, 49, Selasa (5/1) malam menyusul Ketua DPD NasDem Jembrana, I Made Dwi Masti, 46, berpulang. Bedanya, Ketua DPD NasDem Jembrana ini meninggal dalam status terkonfirmasi positif Covid-19.
Made Dwi Masti menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RSUP Sanglah, Denpasar, Selasa malam sekitar pukul 20.00 Wita. Sebelum meninggal, politisi NasDem asal Lingkungan Pemedilan, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana yang tinggal di Jalan Tukad Pakerisan Denpasar kawasan Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan ini sempat selama 8 hari dirawat di RSUP Sanglah, sejak 27 Desember 2020.
“Almarhum dilarikan ke RSUP Sanglah karena penyakit maagnya kambuh. Maagnyamemang sudah akut,” ungkap kakak almarhum Made Dwi Masti, yakni I Putu Eka Masti, 48, saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Pemedilan, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Rabu (6/1).
Putu Eka Masti menceritakan, sebelum maagnya kambuh lagi hingga dilarikan ke RSUP Sanglah, adiknya itu juga sempat kambuh saat masa kampanye Pilkada Jembrana 2020 lalu. Kala itu, Made Dwi Masti selaku Ketua DPD NasDem Jembrana ikut wara-wiri karena partainya sebagai pendukung pasangan I Nengah Tambah-I Gede Ngurah Patriana Krisna, Cabup-Cawabup Jembrana yang diusung Golkar-Gerindra-Demokrat-PKB-PPP.
“Saat kampanye Pilkada, penyakitkan sempat kambuh sampai adik saya itu jatuh pingsan. Waktu pingsan, pas sedang ada kampanye di Dewasana (Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana), September 2020 lalu. Tetapi, saat itu tidak sampai dibawa ke rumah sakit. Kondisinya sempat membaik,” jelas Eka Masti, yang kemarin didampingi adik bungsunya, Ni Nyoman Tri Masti, 44.
Seusai Pilkada Jembrana, 9 Desember 2020, penyakit maag Made Dwi Masti kembali kambuh. Kala itu, Made Dwi Masti yang juga sebagai Wakil Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Bali, kambuh saat ada acara bersama komunitas REI di Denpasar. “Karena kambuh lagi dan kondisinya semakin memburuk, akhirnya almarhum dibawa ke RSUP Sanglah,” papar Eka Masti, yang merupakan PNS di Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana.
Ketika dibawa ke RSUP Sanglah, kata Eka Masti, almarhum Made Dwi Masti sempat menjalani rapid test antigen dengan hasil negatif. Tetapi, setelah rapid test antigen itu, karena merasa kondisi terus memburuk, almarhum memutuskan jalani ujis swab secara mandiri. Hasilnya, Ketua DPD NasDem Jembrana ini positif Covid-19. “Almarhum ingin dites swab, karena informasinya ada temannya di REI yang sempat diajak kumpul di Denpasar positif Covid-19. Tetapi, istri dan anak-anak almarhum negatif semua,” kata Eka Masti.
Pada akhirnya, Made Dwi Masti meninggal dalam status positif Covid-19. Politisi kelahiran Jembrana, 20 Juli 1974, ini berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Made Ayu Wirasmi, 43, serta tiga orang anak: Ni Putu Ayu Wimas Shahnata Putri, 17, Ni Made Mas Ayu Naditya, 15, dan Ni Komang Pramastita, 5. Hingga Rabu kemarin, jenazah almarhum masih dititipkan di RSUP Sanglah. Rencananya, jenazah almarhum akan dikremasi di salah satu krematorium kawasan Klungkung pada Soma Paing Kelau, Senin (11/1) depan.
Almarhum Made Dwi Masti sendiri menjabat Ketua DPD NasDem Jembrana sejak 14 Juli 2018. Sebelum gabung ke NasDem, almarhum lebih dulu aktif di berbagai organisasi non parpol. Selain menjadi Wakil Ketua DPD REI Bali, Made Dwi Masti yang merupakan pengusaha properti juga ikut sebagai Pembina Kadin Bali dan jadi Humas Komunitas Motor Harley Davidson ‘Bali Legend’.
“Sebenarnya, almarhum masuk parpol karena ingin mencari suasana baru. Memang dia senang berorganisasi dan melaksanakan kegiatan sosial. Waktu masuk sebagai Ketua NasDem Jembrana, dia tidak mau menjadi caleg untuk Pileg 2019, biar tidak ingin ada kesan ikut politik hanya untuk menjadi caleg. Tetapi, dia persiapan untuk maju tarung ke Pileg 2024 mendatang,” kenang Eka Masti.
Selain aktif di berbagai organisasi, menurut Eka Masti, almarhum Made Dwi Masti juga sangat aktif di adat. Bahkan, Made Dwi Masti ikut sebagai krama di tiga desa adat, yakni Desa Adat Mambal (Kecamatan Abiansemal, Badung), Desa Adat Panjer (Kecamatan Denpasar Selatan), dan Desa Adat Dauhwaru (Kecamatan Jembrana). “Kalau di Mambal, memang orangtua kami berasal dari sana. Keluarga besar kami ada di Mumbul,” cerita Eka Masti.
Sementara itu, istri almarhum Made Dwi Masti, Ni Made Ayu Wirasmi, mengatakan suaminya adalah sosok yang baik dan sangat perhatian. “Bagi saya yang sudah hampir 25 tahun kenal sama bapak, beliau sangat-sangat baik, sabar, dan perhatian, terutama kepada saya dan anak-anaknya. Apa pun anak-anaknya minta, pasti dituruti. Beliau tak pernah bilang tidak, mungkin saking sayangnya sama anak-anak,” tutur Ayu Wirasmi saat ditemui NusaBali secara terpisih di rumahnya kawasan Jalan Tukad Pakerisan Panjer, Denpasar Selatan, Rabu kemarin.
Ayu Wirasmi mengisahkan, beberapa minggu sebelum sakit, almarhum menunjukkan perubahan sikap. “Almarhum yang biasanya banyak bicara, berubah jadi agak pendiam. Beliau tidak pernah mengeluh ataupun bercerita sesuatu yang khusus dengan saya. Itu buat saya agak aneh,” jelas ibu tiga anak ini.
Menurut Ayu Wirasmi, almarhum Made Dwi Masti memiliki penyakit bawaan diabetes. Almarhum juga mulai mengalami gejala demam sejak 25 Desember 2020 lalu. Sehari kemudian, demam disertai dengan nyeri lambung. “Setelah dokternya cek, ternyata ada nyeri lambung juga. Terus sama dokter disarankan untuk swab juga. Akhirnya, Bapak mau swab. Ternyata saat di-swab itu besoknya dinyatakan positif Covid-19. Kemudian langsung saya bawa ke rumah sakit untuk opname,” beber perempuan berusia 43 tahun ini.
Made Dwi Masti merupakan Ketua DPD NasDem kedua di Bali yang meninggal secar beruntun dalam dua hari. Sehari sebelumnya, Ketua DPD NasDem Tabanan, I Wayan Sarjana, telah mendahului meninggal dalam perawatan di RS BaliMed Denpasar, Senin (4/1) dinihari pukul 03.45 Wita. Sebelum meninggal, politisi NasDem asal Banjar Pacung, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan ini sempat selama dua pekan dirawat di RS BaliMed Denpasar, sejak 22 Desember 2020, karena sakit ambeien.
Berdasarkan hasil nunasang ke griya (kediaman sulinggih), jenazah Wayan Sarjana rencananya akan diupacari pengabenan di Setra Pacung, Desa Baturiti pada Sukra Umanis Kelau, Jumat (15/1) depan. Sedangkan prosesi nyiramang layon (memandikan jenazah) akan dilaksanakan di rumah duka pada Wraspati Kliwon Kelau, Kamis (14/1). *ode,cr74
1
Komentar