Limbah Pengolahan Ikan Mengeras
PPN Pengambengan sebut akan membangun sejumlah pabrik di atas lahan yang direklamasi.
NEGARA, NusaBali
Limbah cair di areal Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan makin mengeras menyerupai tanah urug untuk reklamasi laut. Sejak buang limbah cair dialihkan ke sungai, sejumlah pabrik pengolahan ikan di Desa Pengambengan dan Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Jembrana terkesan cuek dengan limbah cair yang sebelumnya dibuang ke laut itu.
Pantauan di lapangan, limbah cair milik pabrik pengolahan ikan itu sudah mengeras menyerupai tanah. Limbah coklat kekuning-kuningan itu bercampur dengan sampah an organik yang diduga dibuang warga setempat. Limbah yang mengeras dan padat itu keluarkan bau tak sedap. Meski ada plang bertuliskan dilarang buang sampah, namun masih ada segelintir warga buang sampah sembarangan.
Kepala Desa Pengambengan, Samsul Anam mengaku sebelum ada reklamasi, lautan di belakang deretan pabrik pengolahan ikan itu merupakan lokasi pembuangan limbah cair. Samsul tak mengerti saat pengurugan laut (reklamasi) ada disisakan space (tempat) memanjang, yang menunjukkan tumpukan limbah cair tersebut. “Kalau masalah sampah rumah tangganya, kami rasa warga bisa langsung membakar sampah di lahan masing-masing. Karena lahan juga luas,” katanya.
Sementara Perbekel Tegal Badeng Barat, I Made Sudiana juga mengaku heran atas munculnya tempat memanjang yang dipenuhi limbah tersebut. Apakah sengaja disisakan untuk pembuangan limbah pabrik ataukah tujuan lainnya. Terlebih, saat reklamasi, PPN tak pernah koordinasi ke desa. Baru saat reklamasi berjalan, ada koordinasi. Dari koordinasi yang baru terjalin itu, PPN mengaku akan membangun pabrik-pabrik di atas tanah yang direklamasi.
Kasubag Tata Usaha PPN Pengambengan, I Kadek Candra, belum dapat bisa dikonfirmasi terkait limbah cair yang mengeras. Saat dihubungi via telepon, ponselnya dalam keadaan aktif, namun tidak diangkat. Upaya kirim pesan singkat, hingga berita ini diturunkan juga belum ada balasan. Saat dicoba hubungi kedua kalinya via telepon, ponselnya dalam keadaan tidak aktif.
1
Komentar