SDN 7 Duda Timur Mulai Belajar Tatap Muka
Digelar di Bale Banjar, Satu Kelas Dibagi 2 Kelompok
Saat menggelar pembelajaran, satu kelas dibagi dua kelompok dan bertemu di Bale Banjar Batu Gede.
AMLAPURA, NusaBali
Akses internet yang buruk membuat SD 7 Duda Timur, Kecamatan Selat, Karagasem menggelar pembelajaran tatap muka. Selain itu, siswa yang tiap kelas dibawah 15 orang memungkinkan pembelajaran dilakukan secara tatap muka.
Kasek SDN 7 Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, Ni Wayan Arniti, mengatakan, pembelajaran secara tatap muka atau luar jaringan (luring) selama ini digelar dengan memanfaatkan Bale Banjar Batu Gede. “Dalam pembelajaran ini satu kelas dibagi dua,” ujarnya kepada NusaBali di kediamannya Banjar Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Minggu (10/1).
Arniti menambahkan, selama ini SD 7 Duda Timur tidak bisa menggelar pembelajaran daring (dalam jaringan). Sebab, banyak siswa yang tinggal di antara bukit dan tanpa akses internet. Sehingga dilakukan mau tidak mau pembelajaran digelar secara langsung tatap muka. “Dengan cara guru pengajar mendatangi siswa di rumah siswa atau bertemu di bale banjar,” lanjutnya.
Siswa kelas I misalnya jumlahnya 9 siswa, saat menggelar pembelajaran, dibagi dua kelompok dan bertemu di Bale Banjar Batu Gede. "Siswa yang dekat sekolah, didatangi guru, yang agak jauh, belajar di bale banjar," tambahnya.
Dikatakan sebanyak 69 siswa, terbagi 6 kelas, yakni: kelas I sebanyak 9 orang, kelas II sebanyak 8 siswa, kelas III sebanyak 13 siswa, kelas IV sebanyak 11 siswa, kelas V sebanyak 15 siswa dan kelas VI sebanyak 11 siswa.
Berbeda dengan Kasek SDN 1 Menanga, Kecamatan Rendang I Wayan Sumerta mengaku, sejak awal telah siap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM), melibatkan 198 siswa, terbagi 6 kelas. "Sebenarnya sudah siap PTM, karena belum dapat izin, kembali belajar PJJ," kata I Wayan Sumerta yang mantan Ketua PGRI Kecamatan Rendang.
Sedangkan SD Negeri 1 Karangasem kembali mempersiapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) setelah pembelajaran tatap muka, tidak mungkin dilakukan, sehubungan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Karangasem terus mengalami lonjakan. Sebanyak 20 guru telah melakukan persiapan.
Kasek SDN 1 Karangasem I Putu Arnawa mengoordinasikan persiapan PJJ, di Ruang Kelas SDN 1 Karangasem Jalan Gatot Subroto Amlapura, Sabtu (9/1). Persiapan dilakukan katanya menyangkut materi kompetensi dasar (KD) dan materi lainnya.
Hanya saja, kata I Putu Arnawa, sebanyak 486 siswa terbagi 15 kelas, selama ini terkendala perangkat HP. Sebab, tidak semua siswa memiliki HP, sering kali guru pengajar menghubungi nomor HP siswa ternyata yang mengangkat adalah orangtua siswa. Sebab, HP milik orangtua siswa yang juga digunakan untuk belajar jarak jauh, sehingga kurang efektif.
"Di samping itu tidak semua orangtua siswa punya HP, sehingga tugas-tugas sekolah bisa diambil di sekolah, dan disetorkan siswa ke sekolah juga," katanya.
Di samping itu lanjut I Putu Arnawa, kuota internet Januari untuk siswa belum datang dari pemerintah pusat, hal itu juga menyulitkan. Dari 486 siswa di SDN 1 Karangasem, masing-masing: kelas I sebanyak 63 siswa, kelas II sebanyak 91 siswa, kelas III sebanyak 96 siswa, kelas IV sebanyak 88 siswa, kelas V sebanyak 72 siswa dan kelas VI sebanyak 78 siswa.
Kadisdikpora I Gusti Ngurah kartika mengatakan, PJJ kembali diberlakukan, sampai batas waktu tidak ditentukan, berdasarkan hasil evaluasi GTPP Covid-19 Karangasem. "Mengingat belum siap gelar PTM, makanya kami belum ajukan izin ke GTPP Covid-19 Karangasem," kata I Gusti Ngurah Kartika. *k16
Kasek SDN 7 Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, Ni Wayan Arniti, mengatakan, pembelajaran secara tatap muka atau luar jaringan (luring) selama ini digelar dengan memanfaatkan Bale Banjar Batu Gede. “Dalam pembelajaran ini satu kelas dibagi dua,” ujarnya kepada NusaBali di kediamannya Banjar Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Minggu (10/1).
Arniti menambahkan, selama ini SD 7 Duda Timur tidak bisa menggelar pembelajaran daring (dalam jaringan). Sebab, banyak siswa yang tinggal di antara bukit dan tanpa akses internet. Sehingga dilakukan mau tidak mau pembelajaran digelar secara langsung tatap muka. “Dengan cara guru pengajar mendatangi siswa di rumah siswa atau bertemu di bale banjar,” lanjutnya.
Siswa kelas I misalnya jumlahnya 9 siswa, saat menggelar pembelajaran, dibagi dua kelompok dan bertemu di Bale Banjar Batu Gede. "Siswa yang dekat sekolah, didatangi guru, yang agak jauh, belajar di bale banjar," tambahnya.
Dikatakan sebanyak 69 siswa, terbagi 6 kelas, yakni: kelas I sebanyak 9 orang, kelas II sebanyak 8 siswa, kelas III sebanyak 13 siswa, kelas IV sebanyak 11 siswa, kelas V sebanyak 15 siswa dan kelas VI sebanyak 11 siswa.
Berbeda dengan Kasek SDN 1 Menanga, Kecamatan Rendang I Wayan Sumerta mengaku, sejak awal telah siap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM), melibatkan 198 siswa, terbagi 6 kelas. "Sebenarnya sudah siap PTM, karena belum dapat izin, kembali belajar PJJ," kata I Wayan Sumerta yang mantan Ketua PGRI Kecamatan Rendang.
Sedangkan SD Negeri 1 Karangasem kembali mempersiapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) setelah pembelajaran tatap muka, tidak mungkin dilakukan, sehubungan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Karangasem terus mengalami lonjakan. Sebanyak 20 guru telah melakukan persiapan.
Kasek SDN 1 Karangasem I Putu Arnawa mengoordinasikan persiapan PJJ, di Ruang Kelas SDN 1 Karangasem Jalan Gatot Subroto Amlapura, Sabtu (9/1). Persiapan dilakukan katanya menyangkut materi kompetensi dasar (KD) dan materi lainnya.
Hanya saja, kata I Putu Arnawa, sebanyak 486 siswa terbagi 15 kelas, selama ini terkendala perangkat HP. Sebab, tidak semua siswa memiliki HP, sering kali guru pengajar menghubungi nomor HP siswa ternyata yang mengangkat adalah orangtua siswa. Sebab, HP milik orangtua siswa yang juga digunakan untuk belajar jarak jauh, sehingga kurang efektif.
"Di samping itu tidak semua orangtua siswa punya HP, sehingga tugas-tugas sekolah bisa diambil di sekolah, dan disetorkan siswa ke sekolah juga," katanya.
Di samping itu lanjut I Putu Arnawa, kuota internet Januari untuk siswa belum datang dari pemerintah pusat, hal itu juga menyulitkan. Dari 486 siswa di SDN 1 Karangasem, masing-masing: kelas I sebanyak 63 siswa, kelas II sebanyak 91 siswa, kelas III sebanyak 96 siswa, kelas IV sebanyak 88 siswa, kelas V sebanyak 72 siswa dan kelas VI sebanyak 78 siswa.
Kadisdikpora I Gusti Ngurah kartika mengatakan, PJJ kembali diberlakukan, sampai batas waktu tidak ditentukan, berdasarkan hasil evaluasi GTPP Covid-19 Karangasem. "Mengingat belum siap gelar PTM, makanya kami belum ajukan izin ke GTPP Covid-19 Karangasem," kata I Gusti Ngurah Kartika. *k16
Komentar