Dua Karateka Bali Ikuti Turki Open
PB Forki mengirim 26 atlet pelatnas senior mengikuti kejuaraan Turki Open yang berlangsung pada 26-29 November.
JAKARTA, NusaBali
Dari 26 atlet tersebut, ada dua karateka asal Bali menjadi bagian tim Indonesia yakni Cokorda Istri Agung Sanistya Rani (Coki) di kelas -55 kg dan I Made Budi Kertiyasa di kelas 84 kg.
Para atlet tersebut terbang ke Turki pada Minggu (22/11) malam. Dalam ajang ini, karateka tidak terlalu ditargetkan tinggi-tinggi, termasuk dua karateka Pulau Dewata. Mereka hanya diharapkan main sebaik-baiknya karena di kejuaraan itu bakal berhadapan dengan sejumlah karateka tingkat dunia.
"Pertandingan di sana sangat ketat, apalagi Turki berada di zona Eropa. Dimana beberapa negara Eropa dan Arab ikut ambil bagian. Kami menargetkan mereka main sebaik-baiknya. Lalu hasilnya kami evaluasi," ujar Kabid Binpres PB Forki Zulkarnaen Purba kepada NusaBali, Selasa (24/11).
Para karateka ini bakal bertanding di nomor kata dan kumite. Rinciannya sembilan bertanding di nomor Kata, sedangkan 17 karateka bertarung di kelas Kumite. Mereka didampingi 6 pelatih dan satu pelatih asing asal Prancis, Tareq Abdesselem. Tak ketinggalan Kabid Binpres Zulkarnaen Purba akan datang langsung memberikan motivasi kepada karateka.
Turki Open sendiri bukan kejuaraan asing bagi karateka Merah Putih. Tahun 2011 lalu, mereka juga pernah mengikuti kejuaraan tersebut. Hasilnya memperoleh satu emas dan satu perunggu. Kala itu, persiapannya memakan waktu satu tahun. Beda dengan kali ini, mereka hanya mempersiapkan diri beberapa bulan saja.
"Untuk itu, kami hanya menargetkan mereka main sebaik-baiknya," ucap Zulkarnaen. Kejuaraan Turki Open merupakan salah satu ujicoba bagi karateka pelatnas senior setelah menjalani latihan sejak September lalu. Mereka diproyeksikan untuk program jangka panjang menghadapi SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 mendatang.
Setelah berlaga di Turki Open, karateka langsung terbang ke Perancis menjalani training camp dari 30 November-13 Desember. Kedua agenda tersebut menjadi salah satu bahan evaluasi bagi pengurus, lantaran nantinya ada promosi dan degradasi. Plus ada sejumlah tes yang dilaksanakan untuk menjadi bahan penilaian bagi karateka. "Jadi atlet-atlet yang sudah berada di pelatnas belum permanen, karena ada promosi dan degradasi nantinya," kata Zulkarnaen.
Komentar