'Jero Gede' Dihias Kain Gringsing dan Tanduk Emas
Kain gringsing dan tanduk emas yang dipakai Jero Gede merupakan duwe Pura Dalem Balingkang. Upacara Bakti Mapepada dipuput Dane Jero Kubayan Kiwa dari Desa Pakraman Sukawana, tidak boleh yang lain.
Ritual Mapepada Pujawali di Pura Dalem Balingkang, Desa Pakraman Pinggan, Kintamani, Bangli
BANGLI, NusaBali
Ribuan krama Desa/Pakraman Pinggan, Kecamatan Kintamani, menggelar puncak karya pujawali Ida Bethara di Pura Kahyangan Jagat Dalem Balingkang, pada Purwani Purnama Kalima, Redite Paing Matal, Minggu (13/11). Upacara yang juga dihadiri ribuan krama dari berbagai tempat di Bali ini diawali ritual Mapepada Wewalungan (menyucikan hewan) yang akan dijadikan olahan upacara pujawali.
Ritual Mapepada inilah, salah satu eedan (rangkaian) yang menarik perhatian ribuan pamedek. Mengapa? Karena dalam ritual Mapepada, satwa wewalungan berupa kerbau mendapat beberapa perlakuan istimewa.
Di antaranya dipakaikan busana khusus dari kain gringsing. Tanduknya dipasangi slop tanduk emas. Setelah itu, kerbau ini diberi sebutan atau nama ‘Jero Gede’. Saat prosesi ‘mapurwa daksina’, ibu-ibu berebut menaburkan bija ratus, yakni beras bercampur biji-bijian lain, di antaranya kacang kara, jagung, cabe, dan lainnya termasuk uang kepeng, ke Jero Gede beserta rombongan yang mengikutinya.
Dane Jero Bendesa Pakraman Pinggan I Made Seden, menjelaskan mengapa kerbau dalam prosesi Mapepada disebut Jero Gede, dan mendapat perlakuan khusus. “Kerbau merupakan satwa wewalungan pamucuk karya,” jelasnya. Kerbau dan satwa lainnya, kata Seden, sudah tersucikan didoakan dan ditingkatkan ‘statusnya’ dalam proses Mapepada. Hewan atau satwa wewalungan, secara makna tidak lagi dianggap binatang atau satwa biasa, namun sudah sebagai piranti upacara yang telah tersucikan, dipersonifikasikan sebagai manusia atau orang, sehingga disebut Jero Gede, dengan segala perlakuan dan rentetan ritual lainnya.
Kain gringsing dan tanduk emas yang dipakai sebagai busana dan hiasan Jero Gede merupakan duwe Pura Dalem Balingkang. Usia kain gringsing diperkirakan lebih dari seratus tahun. Karena itulah warnanya sudah memudar dan kondisi kainnya sudah terlipat-lipat. “Kain memang hanya turun sekali setahun untuk upacara Mapepada,” jelas Seden. Demikian juga slop tanduk emas, yang dikenakan untuk Jero Gede, merupakan duwe Pura Dalem Balingkang. Usianya juga sudah tua. “Sudah name (menerima) seperti itu,” kata Seden.
SELANJUTNYA . . .
BANGLI, NusaBali
Ribuan krama Desa/Pakraman Pinggan, Kecamatan Kintamani, menggelar puncak karya pujawali Ida Bethara di Pura Kahyangan Jagat Dalem Balingkang, pada Purwani Purnama Kalima, Redite Paing Matal, Minggu (13/11). Upacara yang juga dihadiri ribuan krama dari berbagai tempat di Bali ini diawali ritual Mapepada Wewalungan (menyucikan hewan) yang akan dijadikan olahan upacara pujawali.
Ritual Mapepada inilah, salah satu eedan (rangkaian) yang menarik perhatian ribuan pamedek. Mengapa? Karena dalam ritual Mapepada, satwa wewalungan berupa kerbau mendapat beberapa perlakuan istimewa.
Di antaranya dipakaikan busana khusus dari kain gringsing. Tanduknya dipasangi slop tanduk emas. Setelah itu, kerbau ini diberi sebutan atau nama ‘Jero Gede’. Saat prosesi ‘mapurwa daksina’, ibu-ibu berebut menaburkan bija ratus, yakni beras bercampur biji-bijian lain, di antaranya kacang kara, jagung, cabe, dan lainnya termasuk uang kepeng, ke Jero Gede beserta rombongan yang mengikutinya.
Dane Jero Bendesa Pakraman Pinggan I Made Seden, menjelaskan mengapa kerbau dalam prosesi Mapepada disebut Jero Gede, dan mendapat perlakuan khusus. “Kerbau merupakan satwa wewalungan pamucuk karya,” jelasnya. Kerbau dan satwa lainnya, kata Seden, sudah tersucikan didoakan dan ditingkatkan ‘statusnya’ dalam proses Mapepada. Hewan atau satwa wewalungan, secara makna tidak lagi dianggap binatang atau satwa biasa, namun sudah sebagai piranti upacara yang telah tersucikan, dipersonifikasikan sebagai manusia atau orang, sehingga disebut Jero Gede, dengan segala perlakuan dan rentetan ritual lainnya.
Kain gringsing dan tanduk emas yang dipakai sebagai busana dan hiasan Jero Gede merupakan duwe Pura Dalem Balingkang. Usia kain gringsing diperkirakan lebih dari seratus tahun. Karena itulah warnanya sudah memudar dan kondisi kainnya sudah terlipat-lipat. “Kain memang hanya turun sekali setahun untuk upacara Mapepada,” jelas Seden. Demikian juga slop tanduk emas, yang dikenakan untuk Jero Gede, merupakan duwe Pura Dalem Balingkang. Usianya juga sudah tua. “Sudah name (menerima) seperti itu,” kata Seden.
SELANJUTNYA . . .
1
2
Komentar