Tahun 2020, Retribusi Pasar di Tabanan Tak Capai Target
TABANAN, NusaBali
Realisasi retribusi pasar di Tabanan tahun 2020, di bawah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat, tak sesuai target.
Dari target retribusi Rp 4.387.703.000, hanya tercapai 89,70 persen atau Rp 3.935.768.801. Capaian retribusi pasar yang kurang daro target itu karena pembelian masyarakat ke pasar lesu di tengah pandemi Covid-19. Sebenarnya target Rp 4.387.703.000 ini sudah hasil koreksi tahun 2020, dari sebelum pandemi Covid-19 retribusi pasar ini dipatok Rp 6 miliar.
Kepala Disperindag Tabanan I Gusti Nyoman Arya Wardana mengatakan penyebab retribusi menurun karena pandemi Covid-19 hingga mengakibatkan kelesuan pasar. Sebab banyak kios tutup setiap hari. "Capaian retribusi tahun 2020 memang belum tercapai 100 persen," ungkapnya, Selasa (12/1).
Kata dia, selain sewa kios penyumbang pemasukan retribusi, juga ada dari pedagang musiman, namun nilai retribusinya sangat kecil. "Nilai retribusi pedagang musiman ini hanya Rp 1.500 per hari untuk 1 orang pedagang di pasar kelas II dan Rp 2.000 per hari untuk satu pedagang di pasar kelas I. Kalau mereka tidak jualan, mereka tidak akan membayar retribusi," imbuhnya.
Jelas Arya Wardana, penyebab lain target retribusi tak tercapai karena besarnya nilai tunggakan sewa kios, khususnya dari pedagang di Pasar Tabanan. Disperindag sudah berupaya menyikapi kendala tingginya tunggakan tersebut. Petugas sudah turun mengejar penunggak atau jemput bola ke pedagang, namun upaya tersebut tidak maksimal karena kondisi ekonomi lesu.
“Nilai tunggakan ini cukup besar. Karena tidak hanya disumbang oleh tunggakan yang terjadi selama tahun 2020, tapi juga merupakan akumulasi tunggakan terjadi pada tahun 2019,” tandasnya.
Dengan kondisi tersebut, kata dia, untuk tahun 2021 belum ditentukan target retribusi. Sebab Disperindag masih akan berupaya semaksimal mungkin untuk peraihan terhadap sumbangan PAD. Salah satu potensi yang memungkinkan adalah melalui revitalisasi pasar.
Di Pasar Kediri sudah dilakukan revitalisasi, hasilnya telah mampu meningkatkan omset para pedagang sehingga aktivitas pasar lebih ramai. "Aktivitas berjualan pedagang rutin setiap harin, tentu akan berpengaruh pada sumbangan pemasukan untuk target retribusi sebagai penyumbang PAD," kata Arya Wardana.*des
Komentar