Imlek, Wisman China Diprediksi Nihil
Pandemi Corona tak segera membaik, sulit harapkan wisman China ke Bali
DENPASAR,NusaBali
Bali yang biasanya melimpah dengan wisatawan China atau Tiongkok pada setiap Imlek/Tahun Baru China, diperkirakan tidak terjadi pada Imlek Tahun 2021. Wisatawan asing, khususnya Tiongkok kemungkinan nihil ke Pulau Dewata. Penyebabnya jelas pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Kalaupun terjadi perubahan fundamental, misalnya border dibuka tidak akan serta merta wisatawan Tiongkok berduyun-duyun ke Pulau Seribu Pura ini. Karena untuk traveling atau berwisata ke luar negeri butuh persiapan.Tidak bisa serta merta atau mendadak. Apalagi masih dalam status pandemi.
“Wisatawan tidak bisa ujug-ujug datang langsung datang ke Bali. Tidak mungkin sesederhana itu,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Pramuwisata Indonesia (DPD HPI) Bali I Nyoman Nuarta, Rabu (13/1).
Dijelaskan butuh persiapan segala macam. Dan tentu saja budget. Yang terakhir ini, yakni soal budget atau anggaran juga tidak gampang, mengingat perekonomian dunia yang sulit. Termasuk negara- negara yang menjadi sumber wisatawan Bali, salah satunya Tiongkok, tentunya mengalami kesulitan ekonomi sebagai dampak pandemi Corona, yang pada akhirnya berpengaruh pada pendapatan/kesejahteraan warganya.
Karena itu, lanjut Nuarta tanpa bermaksud mendahului fakta, jika kondisi pandemi secara global tak kunjung membaik, berat mengharapkan kunjungan wisatawan China ke Bali.
“Kemungkinan besar nihil,” ujarnya.
Karena kalau bicara pariwisata yang bertalian pandemi, tidak hanya berbicara soal satu negara atau satu tujuan wisata. Tetapi berbicara menyangkut kondisi global.
“Kalaupun pemerintah kita buka border, apakah di sana (negara asal wisatawan) juga mengizinkan warga negaranya bepergian ?,” ujar Nuarta.
Itulah persoalannya. Karena itu, Nuarta memperkirakan untuk Imlek 2021, kemungkinan besar wisman – dalam hal ini wisman China akan nihil.
Perkiraan tidak ada wisatawan Tiongkok pada saat Imlek juga dibenarkan pengelola Pelabuhan Sira Angen di Desa/Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan. “Ya karena Covid-19 ini,” ujar I Nyoman Turut, Kepala Badan Usaha Milik Desa (Bumda) Serangan, yang mengelola Pelabuhan/Dermaga Serangan.
Turut menyatakan, jika tidak ada pandemi Pelabuhan Sira Angen, Serangan diramaikan wisman, dominan wisatawan Tiongkok yang menyeberang ke Nusa Lembongan untuk menikmati water sport. Jumlahnya ratusan orang dalam sehari. Apalagi jika pada perayaan Imlek. “Sekarang sepi,” ujar Turut.
Kalaupun nanti ada wisatawan Tiongkok, kemungkinan besar adalah warga keturunan (Tiongkok) yang merupakan WNI. “Biasanya dari luar daerah (Bali),” ungkapnya.
BPS Provinsi merelease, kunjungan wisatawan Tiongkok merosot tajam akibat pandemi Covid-19. Pada 2019 lalu persisnya pada Januari- November 2019, wisatawan China yang berwisata ke Bali tercatat 1.105.085. Jumlah wisatawan China berada diposisi kedua setelah wisman Australia.Total wisman per Januari- November 2019, 5.722.804 orang.
Sedang pada kunjungan Januari-November 2020, jumlah wisatawan Tiongkok hanya tercatat 117.075 (- 89,41 persen) dibanding Januari-November 2019. Sedang total wisman Januari-November 2019 mencapai 1.050.367 orang wisman (81,65 persen). *K17
Kalaupun terjadi perubahan fundamental, misalnya border dibuka tidak akan serta merta wisatawan Tiongkok berduyun-duyun ke Pulau Seribu Pura ini. Karena untuk traveling atau berwisata ke luar negeri butuh persiapan.Tidak bisa serta merta atau mendadak. Apalagi masih dalam status pandemi.
“Wisatawan tidak bisa ujug-ujug datang langsung datang ke Bali. Tidak mungkin sesederhana itu,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Pramuwisata Indonesia (DPD HPI) Bali I Nyoman Nuarta, Rabu (13/1).
Dijelaskan butuh persiapan segala macam. Dan tentu saja budget. Yang terakhir ini, yakni soal budget atau anggaran juga tidak gampang, mengingat perekonomian dunia yang sulit. Termasuk negara- negara yang menjadi sumber wisatawan Bali, salah satunya Tiongkok, tentunya mengalami kesulitan ekonomi sebagai dampak pandemi Corona, yang pada akhirnya berpengaruh pada pendapatan/kesejahteraan warganya.
Karena itu, lanjut Nuarta tanpa bermaksud mendahului fakta, jika kondisi pandemi secara global tak kunjung membaik, berat mengharapkan kunjungan wisatawan China ke Bali.
“Kemungkinan besar nihil,” ujarnya.
Karena kalau bicara pariwisata yang bertalian pandemi, tidak hanya berbicara soal satu negara atau satu tujuan wisata. Tetapi berbicara menyangkut kondisi global.
“Kalaupun pemerintah kita buka border, apakah di sana (negara asal wisatawan) juga mengizinkan warga negaranya bepergian ?,” ujar Nuarta.
Itulah persoalannya. Karena itu, Nuarta memperkirakan untuk Imlek 2021, kemungkinan besar wisman – dalam hal ini wisman China akan nihil.
Perkiraan tidak ada wisatawan Tiongkok pada saat Imlek juga dibenarkan pengelola Pelabuhan Sira Angen di Desa/Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan. “Ya karena Covid-19 ini,” ujar I Nyoman Turut, Kepala Badan Usaha Milik Desa (Bumda) Serangan, yang mengelola Pelabuhan/Dermaga Serangan.
Turut menyatakan, jika tidak ada pandemi Pelabuhan Sira Angen, Serangan diramaikan wisman, dominan wisatawan Tiongkok yang menyeberang ke Nusa Lembongan untuk menikmati water sport. Jumlahnya ratusan orang dalam sehari. Apalagi jika pada perayaan Imlek. “Sekarang sepi,” ujar Turut.
Kalaupun nanti ada wisatawan Tiongkok, kemungkinan besar adalah warga keturunan (Tiongkok) yang merupakan WNI. “Biasanya dari luar daerah (Bali),” ungkapnya.
BPS Provinsi merelease, kunjungan wisatawan Tiongkok merosot tajam akibat pandemi Covid-19. Pada 2019 lalu persisnya pada Januari- November 2019, wisatawan China yang berwisata ke Bali tercatat 1.105.085. Jumlah wisatawan China berada diposisi kedua setelah wisman Australia.Total wisman per Januari- November 2019, 5.722.804 orang.
Sedang pada kunjungan Januari-November 2020, jumlah wisatawan Tiongkok hanya tercatat 117.075 (- 89,41 persen) dibanding Januari-November 2019. Sedang total wisman Januari-November 2019 mencapai 1.050.367 orang wisman (81,65 persen). *K17
1
Komentar