Cuaca Ekstrem, BPBD Kurang Alat
Sebaran wilayah yang luas dan kondisi geografis yang rawan bencana di Buleleng tak diimbangi dengan ketersediaan peralataan menghadapi ancaman bencana.
SINGARAJA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng sampai saat ini mengaku masih kekurangan alat-alat untuk mengeksekusi bencana seperti mesin pemotong dan juga mobil siaga bencana. Apalagi belakangan ini cuaca ekstrem yang sewaktu-waktu dapat mendatangkan bencana secara bersamaan di dua bahkan tiga tempat di Buleleng.
Hal tersebut diakui Kepala BPBD Buleleng Made Subur, Senin (14/11) kemarin. Ia mengaku kelimpungan saat menanggulangi bencana yang datang bersamaan di dua titik atau lebih. “Kami tidak bisa melakukan evakuasi bersamaan karena alatnya masih kurang,” ujar Made Subur.
Seperti saat terjadi pohon tumbang di daerah Gerokgak dan di Desa Munduk Bestala Seririt dalam waktu yang hampir bersamaan beberapa waktu lalu. pihaknya terpaksa meminta bantuan kepada Pos SAR Buleleng yang bermarkas di Gerokgak untuk menangani pohon tumbang tersebut. Sementara BPBD melakukan penanganan pohon durian tumbang di Desa Munduk Bestala.
Apalagi menurut Subur, luas wilayah Buleleng yang sangat luas. Yang mengharuskan BPBD Buleleng segera menambah peralatan untuk respons cepat bencana. Idealnya BPBD Buleleng dengan luas wilayah di sembilan kecamatan yang ada, memiliki tiga mobil siaga bencana. Yang disiapkan untuk mengatasi bencana di Buleleng Timur, Tengah dan Barat.
Saat ini mobil tersebut yang lengkap dengan peralatan seperti mesin pemotong, cangkul, skop, sabit dan lainnya sangat diperlukan pada musim bencana. Sedangkan saat ini BPBD Buleleng baru memiliki satu unit mobil siaga bencana, sehingga kelabakan ketika terjadi bencana di dua titik atau lebih secara bersamaan. “Penanganan bencana itu kan harus secepat mungkin, apalagi ada jiwa yang terancam. Tidak mungkin menunggu evakuasi satu dulu baru digarap yang lain,” imbuh dia. Dengan kondisi keterbatasan tersebut Subur mengaku sudah mengajukan proposal ke pemerintah pusat untuk mendapatkan bantuan kendaraan siaga bencana. Sedangkan pengadaan alat yang bisa dijangkau, akan segera diadakan oleh BPBD Buleleng. k23
Hal tersebut diakui Kepala BPBD Buleleng Made Subur, Senin (14/11) kemarin. Ia mengaku kelimpungan saat menanggulangi bencana yang datang bersamaan di dua titik atau lebih. “Kami tidak bisa melakukan evakuasi bersamaan karena alatnya masih kurang,” ujar Made Subur.
Seperti saat terjadi pohon tumbang di daerah Gerokgak dan di Desa Munduk Bestala Seririt dalam waktu yang hampir bersamaan beberapa waktu lalu. pihaknya terpaksa meminta bantuan kepada Pos SAR Buleleng yang bermarkas di Gerokgak untuk menangani pohon tumbang tersebut. Sementara BPBD melakukan penanganan pohon durian tumbang di Desa Munduk Bestala.
Apalagi menurut Subur, luas wilayah Buleleng yang sangat luas. Yang mengharuskan BPBD Buleleng segera menambah peralatan untuk respons cepat bencana. Idealnya BPBD Buleleng dengan luas wilayah di sembilan kecamatan yang ada, memiliki tiga mobil siaga bencana. Yang disiapkan untuk mengatasi bencana di Buleleng Timur, Tengah dan Barat.
Saat ini mobil tersebut yang lengkap dengan peralatan seperti mesin pemotong, cangkul, skop, sabit dan lainnya sangat diperlukan pada musim bencana. Sedangkan saat ini BPBD Buleleng baru memiliki satu unit mobil siaga bencana, sehingga kelabakan ketika terjadi bencana di dua titik atau lebih secara bersamaan. “Penanganan bencana itu kan harus secepat mungkin, apalagi ada jiwa yang terancam. Tidak mungkin menunggu evakuasi satu dulu baru digarap yang lain,” imbuh dia. Dengan kondisi keterbatasan tersebut Subur mengaku sudah mengajukan proposal ke pemerintah pusat untuk mendapatkan bantuan kendaraan siaga bencana. Sedangkan pengadaan alat yang bisa dijangkau, akan segera diadakan oleh BPBD Buleleng. k23
1
Komentar