Desa Tembok Siapkan 2 Hektar Lahan Sorgum
SINGARAJA, NusaBali
Desa Tembok Kecamatan Tejakula Buleleng kembali meyiapkan lahan seluas dua hektar untuk di tanami sorgum.
Sebelumnya di tahun 2019, Pemerintah Desa Tembok sudah sempat melakukan uji coba tanaman sorgum di lahan percontohannya. Pengembangan lahan sorgum selain sebagai pangan alternatif juga ditarget sebagai produk pertanian yang bernilai ekonomis.
Perbekel Desa Tembok, Dewa Komang Yudi Astara, Kamis (14/1) kemarin mengatakan untuk penananaman kali pertama langsung oleh petani, tidak ditarget produktivitasnya. Namun lebih pada pemasyarakatan tanaman sorgum. Pemerintah Desa akan menfasilitasi pasca panen petani dengan menyiapkan mesin pengolahan dan penyerapan hasil panen perdana.
“Ini adalah pilot project kemitraan pemdes dengan masyarakat pemilik lahan. Mereka yang menyiapkan lahan dan bersedia menanam sorgum akan mendapatkan bantuan benih dari kami. Selain itu setelah itu hasil panen juga akan diserap melalui BUMDes. Sorgum sebagai pangan alternative kami masyarakatkan dulu,” jelas Perbekel Dewa Yudi.
Dia menjelaskan memilih tanaman sorgum karena melihat prospeknya sangat menjanjikan. Selain itu seluruh bagian tanaman sorgum dapat dimanfaatkan mulai dari batang, daun dan biji. Perawatan tanamannya pun tak memerlukan penanganan yang banyak terutama dapa sistem irigasinya.
Projek penanaman sorgum paling lambat akan dilakukan Januari ini. Sehingga harapanya bulan April sudah bisa dilakukan panen perdana. Tahun ini Pemdes Tembok akan mengadakan mesin pengolahan untuk selih biji sorgum, dan mesin pencacah batang untuk pakan ternak. “Kalau produk sudah ready, arahnya 2. Bijinya diberikan ke masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial untuk diolah sebagai pangan alternative sekaligus sosialisasi memasyarakatkan sorgum, kemudian diolah untuk dipasarkan,” imbuh dia.
Hasil panen yang diolah untuk dipasarkan akan dikoodinatori oleh BUMDes Desa Tembok. Pengolahan biji sorgum hingga menjadi bahan baku makanan siap olah disebutnya akan memnggunakan pola Padat Karya Tunai (PKT). Sehingga masyarakatnya yang sedang terdampak pandemi bisa mendapatkan penghasilan. Hal serupa sudah dilakukan pada tahun 2020 lalu dan Desa Tembok sukses melakukan ketahanan pangan warga desanya selama pandemi.
“Pertama tentu harapan kami diawal percobaan ini lebih banyak masyarakat kami yang menanam dan mengkonsumsi sorgum. Ketika sudah dirasakan maanfaatnya oleh masyarakat nanti akan dikembangkan luasan tanam, minimal kedepan cita-citanya Desa Tembok dapat meyiapkan suplai pabrik pengolahan sorgum dari Buleleng,” ungkap Dewa Yudi. *k23
Perbekel Desa Tembok, Dewa Komang Yudi Astara, Kamis (14/1) kemarin mengatakan untuk penananaman kali pertama langsung oleh petani, tidak ditarget produktivitasnya. Namun lebih pada pemasyarakatan tanaman sorgum. Pemerintah Desa akan menfasilitasi pasca panen petani dengan menyiapkan mesin pengolahan dan penyerapan hasil panen perdana.
“Ini adalah pilot project kemitraan pemdes dengan masyarakat pemilik lahan. Mereka yang menyiapkan lahan dan bersedia menanam sorgum akan mendapatkan bantuan benih dari kami. Selain itu setelah itu hasil panen juga akan diserap melalui BUMDes. Sorgum sebagai pangan alternative kami masyarakatkan dulu,” jelas Perbekel Dewa Yudi.
Dia menjelaskan memilih tanaman sorgum karena melihat prospeknya sangat menjanjikan. Selain itu seluruh bagian tanaman sorgum dapat dimanfaatkan mulai dari batang, daun dan biji. Perawatan tanamannya pun tak memerlukan penanganan yang banyak terutama dapa sistem irigasinya.
Projek penanaman sorgum paling lambat akan dilakukan Januari ini. Sehingga harapanya bulan April sudah bisa dilakukan panen perdana. Tahun ini Pemdes Tembok akan mengadakan mesin pengolahan untuk selih biji sorgum, dan mesin pencacah batang untuk pakan ternak. “Kalau produk sudah ready, arahnya 2. Bijinya diberikan ke masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial untuk diolah sebagai pangan alternative sekaligus sosialisasi memasyarakatkan sorgum, kemudian diolah untuk dipasarkan,” imbuh dia.
Hasil panen yang diolah untuk dipasarkan akan dikoodinatori oleh BUMDes Desa Tembok. Pengolahan biji sorgum hingga menjadi bahan baku makanan siap olah disebutnya akan memnggunakan pola Padat Karya Tunai (PKT). Sehingga masyarakatnya yang sedang terdampak pandemi bisa mendapatkan penghasilan. Hal serupa sudah dilakukan pada tahun 2020 lalu dan Desa Tembok sukses melakukan ketahanan pangan warga desanya selama pandemi.
“Pertama tentu harapan kami diawal percobaan ini lebih banyak masyarakat kami yang menanam dan mengkonsumsi sorgum. Ketika sudah dirasakan maanfaatnya oleh masyarakat nanti akan dikembangkan luasan tanam, minimal kedepan cita-citanya Desa Tembok dapat meyiapkan suplai pabrik pengolahan sorgum dari Buleleng,” ungkap Dewa Yudi. *k23
Komentar