Vaksin COVID-19 dan Harapan Pemulihan Perekonomian Bali
Pemulihan Ekonomi Nasional
Ekonomi
Pariwisata Bali
Vaksin Covid
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
Pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia merupakan pukulan telak terhadap peradaban manusia. Pukulan tidak hanya dirasakan pada bidang perekonomian namun dirasakan pada seluruh aspek kehidupan.
Penulis : I Made Juli Ardana, SST, M.Si
Statistisi di BPS Provinsi Bali
Kegiatan keagamaan, kegiatan sosial, kegiatan wisata, dan kegiatan olah raga tak luput dari pembatasan dalam melakukan aktivitasnya. Dampak tersebut tidak hanya dirasakan di Indonesia saja melainkan di seluruh dunia. Seluruh masyarakat dunia memiliki harapan agar pandemi ini cepat berlalu sehingga seluruh kegiatan dapat dilaksanakan kembali secara normal.
Pada tanggal 14 Januari 2021 telah dilakukan vaksinasi terhadap pemimpin baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Dengan dilakukannya vaksinasi ini diharapkan bahwa pandemi yang sudah menelan korban ribuan jiwa dan telah berlangsung selama 10 bulan terakhir dapat segera diakhiri. Harapan tersebut tentunya harus dibarengi dengan kedisiplinan seluruh masyarakat untuk selalu menerapkan prokes dalam melaksanakan kegiatannya.
Perekonomian Bali Saat Pandemi
Berdasarkan data yang dirilis BPS Provinsi Bali, kondisi perekonomian Bali di saat pandemi COVID-19 mengalami penurunan yang sangat tajam, hal ini sangat berkaitan dengan struktur perekonomian yang sangat tergantung pada lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Lapangan usaha tersebut memberikan kontribusi sebesar 17,46 persen pada triwulan III 2020 terhadap perekonomian secara keseluruhan, kontribusi tersebut mengalami penurunan dari 21,82 persen pada triwulan III 2019. Penurunan kontribusi tersebut tidak terlepas dari terjadinya pandemi COVID-19 yang memaksa penutupan sementara Hotel dan Restoran, penutupan yang dilakukan berkaitan erat dengan menurunnya kunjungan wisatawan ke Bali.
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan BPS pada bulan Agustus 2020 dapat dilihat bahwa tenaga kerja yang terserap mengalami penurunan. Penduduk yang bekerja pada bulan Agustus 2020 sebanyak 45,59 ribu orang, dengan kata lain mengalami penurunan sebesar -1,85 persen poin dibandingkan dengan bulan Agustus 2019. Penurunan serapan tenaga kerja pada lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -3,51 persen poin, lapangan usah Transportasi mengalami penurunan sebesar -0,68 persen poin, dan pada lapangan usaha Jasa Perusahaan mengalami penurunan sebesar -0,60 persen poin. Tingkat pengangguran pada bulan Agustus 2020 tercatat sebesar 5,63 persen atau mengalami peningkatan sebesar 4,06 persen poin dibandingkan dengan bulan Agustus 2019. Pengangguran karena dampak COVID-19 tercatat sebesar 98,18 ribu orang, mereka merupakan orang-orang yang berhenti bekerja pada periode Februari-Agustus 2020. Sebanyak 65,17 ribu orang pengangguran tersebut adalah laki-laki dan sisanya sebanyak 33,01 ribu orang adalah perempuan. Berdasarkan tempat tinggalnya tercatat bahwa 79,61 ribu orang di daerah perkotaan dan 18,57 ribu orang di perdesaan.
Sedemikian dahsyatnya pukulan COVID-19 terhadap perekonomian Bali sehingga perlu segera dilakukan pemulihan terhadap kegiatan perekonomian masyarakat agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk lagi. Mulai dibukanya Bali untuk wisatawan domestik sejak akhir bulan Juli 2020 mulai membuat perekonomian sedikit bergerak menuju arah yang positif.
Protokol Kesehatan Berbasis CHSE
Pada bulan September 2020 Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah meluncurkan panduan mengenai penerapan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE) untuk diimplementasikan oleh badan usaha masyarakat. Perilaku wisatawan setelah terjadinya pandemi COVID-19 ini kemungkinan akan berubah dengan mencari destinasi wisata yang dapat memberikan jaminan kesehatan. Melalui penerapan CHSE pada sektor pariwisata diharapkan agar daya saing pariwisata di Indonesia pada umumnya dapat bersaing dengan destinasi wisata di luar negeri. Membangun kepercayaan wisatawan terhadap keamanan dan kenyamanan dalam berwisata sangatlah penting untuk membangkitkan kembali pariwisata Bali. Komitmen pemerintah dan perusahaan dalam penerapan protokol CHSE ini sangatlah penting untuk membangun kembali pariwisata Bali yang porak poranda dihantam badai COVID-19.
Pemulihan Pariwisata Bali
Pemerintah pusat melalui Kemenparekraf menggelontorkan dana bantuan stimulus pariwisata sebesar Rp 1,183 triliun ke Bali yang diharapkan dapat membantu para pelaku usaha. Program tersebut merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Saat ini pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pariwisata didukung stakeholder kepariwisataan sedang menjajaki 14 Program Revitalisasi Pariwisata Bali 2021. Melalui program Revitalisasi yang sedang dijajaki tersebut diharapkan bahwa Pariwisata Bali dapat segera bangkit sehingga penyerapan tenaga kerja pada sektor pariwisata dan sektor lain yang terkait kepariwisataan dapat kembali seperti sediakala.
*. Tulisan dalam kategori OPINI adalah tulisan warga Net. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Komentar