Warga Medewi Didera Krisis Air Bersih
Pipa Rusak Akibat Diterjang Banjir
NEGARA, NusaBali
Banjir bandang yang terjadi di Sungai Yeh Satang dan Sungai Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Jumat (15/1) dinihari lalu, menimbulkan dampak krisis air bersih di Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana.
Hampir seluruh warga di Medewi, kesulitan mendapat air bersih karena terputusnya saluran pipa PDAM maupun pipa saluran air kelompok swadaya akibat tersapu banjir, beberapa waktu lalu itu. Data yang diterima NusaBali, sekitar 1.456 KK mengalami krisis air bersih di 6 banjar di Desa Medewi. Jumlah itu terdiri dari 176 KK di Banjar Dauh Pangkung, 178 KK di Banjar Baler Setra dengan jumlah, 177 KK di Banjar Delod Baler Agung, 160 KK di Banjar Delod Setra 160 KK, 180 KK di Banjar Loloan, dan 585 KK di Banjar Pasinggahan.
“Hampir semua warga disini kesulitan air bersih. Kecuali yang memang punya sumur, mungkin masih aman. Aur yang kami butuhkan, biar cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja dulu. Kalau untuk mandi, sementara terpaksa ke sungai,” ujar salah seorang warga Banjar Baler Setra, Sayu Kade Bukiasih,54. Dia ditemani beberapa warga lainnya saat mengantri untuk mendapat air bersih yang didistribusikan Polres Jembrana, Senin (18/1).
Dari Polres Jembrana sendiri, mendistribusikan air bersih dengan mengerahkan mobil water cannon berkapasitas 7.000 liter. Distribusi air bersih itu, dilakukan ke banjar-banjar. Di samping dari Polres Jembrana, juga ada suplai air bersih dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana. “Kami laksanakan suplai air ke banjar-banjar. Pendistribusian air bersih ini akan dilakukan hingga jaringan pipa air yang terputus selesai diperbaiki,” ujar Kabag Ops Polres Jembrana, Kompol I Wayan Sinaryasa, didampingi Kapolsek Pekutatan AKP Gusti Agung Komang Sukasana, Senin kemarin.
Perbekel Medewi I Nengah Wirama membenarkan, hampir seluruh warga di Desa Medewi kesulitan mendapat air bersih. Di wilayahnya juga sedikit warga yang memiliki sumur. “Sumber air di rumah warga, mengandalkan air PDAM dan air swadaya bantuan program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Wilayah pinggiran di Banjar Pesinggahan sampai perbatasan Banjar Loloan mengandalkan PDAM. Yang lainnya air pipanisasi. Secara menyeluruh sekarang akses pipa terputus” ujarnya.
Menurutnya, ada enam kelompok air swadaya di desanya. Dua bersumber dari irigasi persubakan dan empat lainnya bersumber dari hulu di hutan. “Keenam sambungan pipa air swadaya itu rusak. Termasuk yang mengandalkan dari persubakan juga lumpuh karena ada bendungan jebol dan salurannya tertimbun lumpur. Karena sangat dibutuhkan, kita mohon bantuan distribusi air bersih. Baik dari Polres sendiri maupun BPBD agar menyalurkan air bersih untuk warga kami,” ucap Wirama.
Di samping memohon bantuan air bersih, Wirama tengah mengajukan permohonan bantuan perbaikan jaringan air swadaya yang tersapu banjir. Jajarannya di desa telah membuat proposal ke Pemkab Jembrana. “Kami ajukan permohonan kebutuhan pipa ukuran 4 dim sepanjang 4 kilometer. Kita harapkan bisa segera. Sedangkan yang kalau dari PDAM, sudah pati akan diperbaiki PDAM. Kita harapan mudah-mudahan bisa segera diberikan bantuan untuk memperbaiki pipanisasi itu,” ujarnya.*ode
1
Komentar