Lampard Sadar Bisa Dipecat
Chelsea Takluk di Markas Leicester
LEICESTER, NusaBali
Sejak diakuisisi Roman Abramovich pada musim 2003/2004, Chelsea telah berganti 12 manajer permanen.
Sejak itu, The Blues dikenal sebagai klub yang gampang memecat pelatih atau manajer. Kini, Frank Lampard sebagai manajer Chelsea siap menghadapi kemungkikinan dirinya dipecat.
Bahkan Lampard mengaku tidak bisa memastikan masa depannya di The Blues, setelah Jorginho dkk menelan lima kekalahan dalam delapan laga terakhir di Liga Primer Inggris. Dia pun mengaku keputusan masa depannya di luar kuasanya.
"Saya tahu kami di posisi berbeda melihat skuad kami hari ini dan usia di skuad kami. Melihat komposisinya dari skuad kami, ini skuad baru. Saya terus berbicara tentang transisi, tetapi ketika tampil seperti itu, wajar jika orang-orang mulai mengajukan pertanyaan," kata Lampard.
Terakini, Chelsea takluk 0-2 dari Leicester City, pada laga tunda pekan ke-18 EPL di Stadion King Power, Rabu (20/1) dinihari Wita. Dua gol The Foxes dicetak Wilfred Ndidi pada menit keenam dan James Maddison pada menit ke-41.
Kini Leicester untuk sementara naik ke puncak klasemen dengan 38 poin, menyalip Manchester United, dengan 37 poin dari 18 laga. Sedangkan Chelsea tertahan di posisi kedelapan dengan 29 poin dari 19 laga.
Kekalahan itu menegaskan, Chelsea seolah makin sulit menapaki papan atas klasemen. Bahkan seolah merosot sejak Desember. Dari enam laga, The Blues tiga kali kalah dan sekali imbang. Meski diproyeksikan jangka panjang, Lampard pun dalam tekanan besar menyusul kekalahan dari Leicester.
"Saya tidak bisa mengendalikannya. Ini tim yang berkembang, tetapi saya tidak bisa terjebak dalam reaksi setelahnya. Saya menerima pekerjaan ini karena tahu kami akan mengalami masa-masa sulit,” kata Lampard (42 tahun).
Sementara itu, pelatih The Foxes Brendan Rodgers menolak berbicara peluang meraih gelar juara. Ada di puncak klasemen, kata Rodgers, menunjukkan konsistensi timnya. Hal itu juga menambah kepercayaan diri kepada para pemain. Namun, pemain juga harus menunjukkan konsistensi untuk mempertahankan posisi saat ini.
“Agar tetap di puncak, kami butuh hasrat besar dan bermain dengan penuh rasa lapar,"kata eks pelatih Liverpool itu.
Sedangkan gelandang James Madison menilai bukan pencapaian yang kebetulan bagi The Foxes di puncak klasemen. Dia menegaskan, sukses Leicester meramaikan persaingan juara karena kerja keras rekan-rekannya. Menurutnya ,pertandingan paling penting adalah pertandingan berikutnya, meskipun klise. *
Bahkan Lampard mengaku tidak bisa memastikan masa depannya di The Blues, setelah Jorginho dkk menelan lima kekalahan dalam delapan laga terakhir di Liga Primer Inggris. Dia pun mengaku keputusan masa depannya di luar kuasanya.
"Saya tahu kami di posisi berbeda melihat skuad kami hari ini dan usia di skuad kami. Melihat komposisinya dari skuad kami, ini skuad baru. Saya terus berbicara tentang transisi, tetapi ketika tampil seperti itu, wajar jika orang-orang mulai mengajukan pertanyaan," kata Lampard.
Terakini, Chelsea takluk 0-2 dari Leicester City, pada laga tunda pekan ke-18 EPL di Stadion King Power, Rabu (20/1) dinihari Wita. Dua gol The Foxes dicetak Wilfred Ndidi pada menit keenam dan James Maddison pada menit ke-41.
Kini Leicester untuk sementara naik ke puncak klasemen dengan 38 poin, menyalip Manchester United, dengan 37 poin dari 18 laga. Sedangkan Chelsea tertahan di posisi kedelapan dengan 29 poin dari 19 laga.
Kekalahan itu menegaskan, Chelsea seolah makin sulit menapaki papan atas klasemen. Bahkan seolah merosot sejak Desember. Dari enam laga, The Blues tiga kali kalah dan sekali imbang. Meski diproyeksikan jangka panjang, Lampard pun dalam tekanan besar menyusul kekalahan dari Leicester.
"Saya tidak bisa mengendalikannya. Ini tim yang berkembang, tetapi saya tidak bisa terjebak dalam reaksi setelahnya. Saya menerima pekerjaan ini karena tahu kami akan mengalami masa-masa sulit,” kata Lampard (42 tahun).
Sementara itu, pelatih The Foxes Brendan Rodgers menolak berbicara peluang meraih gelar juara. Ada di puncak klasemen, kata Rodgers, menunjukkan konsistensi timnya. Hal itu juga menambah kepercayaan diri kepada para pemain. Namun, pemain juga harus menunjukkan konsistensi untuk mempertahankan posisi saat ini.
“Agar tetap di puncak, kami butuh hasrat besar dan bermain dengan penuh rasa lapar,"kata eks pelatih Liverpool itu.
Sedangkan gelandang James Madison menilai bukan pencapaian yang kebetulan bagi The Foxes di puncak klasemen. Dia menegaskan, sukses Leicester meramaikan persaingan juara karena kerja keras rekan-rekannya. Menurutnya ,pertandingan paling penting adalah pertandingan berikutnya, meskipun klise. *
Komentar