Bangkai Paus Terdampar di Tepi Pantai Batu Belig
MANGUPURA, NusaBali
Masyarakat sekitar Pantai Batu Belig, Lingkungan Batu Belig, Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung heboh dengan terdamparnya bangkai paus jenis Bryde's Whale, tepat di depan Hotel W, Kamis (21/1) pagi sekitar pukul 10.00 Wita.
Bangkai paus dengan panjang 13,8 meter dan diameter sekitar 4 meter tersebut langsung dikubur di dekat lokasi terdampar, agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat, mengingat baunya sudah sangat busuk.
Pantauan NusaBali di lokasi TKP Pantai Batu Belig, Kamis siang pukul 11.30 Wita, bau bangkai paus tersebut sudah sangat menyengat. Namun demikian, warga justru mendekat dan beramai-ramai mengabadikan bangkai paus itu dalam bentuk foto dan video. Tidak hanya masyarakat lokal, sejumlah WNA pun ikut heboh dengan temuan bangkai paus tersebut.
Lurah Kerobokan Kelod, I Made Wistawan, menjelaskan bangkai paus terdampar tersebut pertama kali diketahui oleh Kepala Lingkungan (Kaling) Batu Belig, I Made Alit Juni Setiawan, yang biasa melakukan pemantauan sepanjang Pantai Batu Belig setiap pagi. Awalnya, Kamis pagi pukul 06.00 Wita Made Alit Juni melihat ada benda terapung dari tengah laut. Namun, saat itu belum diketahui kalau adalah bangkai paus.
Sekitar pukul 07.00 Wita, ada warga yang mengabadikan benda terapung tersebut dengan kamera drone. Setelah didekati, ternyata bangkai paus. Dan, bangkai paus ini pun sempat terombang-ambing di lautan, hingga akhirnya terdampar ke tepi Pantai Batu Belig tepat pukul 10.00 Wita. “Perkiraan panjang paus 13 meter dan lebar 4 meter. Ini masih diteliti,” papar Luhar Made Wistawan yang kemarin didampingi langsung Kaling Batu Belig, Made Alit Juni.
Temuan bangkai paus terdampar di Pantai Batu Belig, Kamis pagi, langsung dikoordinasikan dengan dinas terkait, seperti Dinas Perikanan Badung, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung, BPBD Badung, serta Satker Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Bali, dan TNI/Polri. Karena kondisi bangkai paus sudah membusuk, maka diputuskan langsung dikubur di lokasi temuan.
Sebelum bangkai paus dikubur, terlebih dulu dilakukan identifikasi oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Air dan Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dinas LHK Badung mengevakuasi bangkai paus ini dengan tiga alat berat, yakni 1 ekskavator dan 2 loader untuk menggali dan menguburnya.
Proses pembuatan liang kubur dilakukan sejak pukul 12.30 Wita dan sontak menjadi tontonan warga. Karena lokasi penguburannya termasuk di dataran yang cukup tinggi, maka kecil kemungkinan dikikis kembali oleh ombak. Kamis siang pukul 13.20 Wita, proses penguburan bangkai paus tuntas dilakukan dengan aman dan lancar.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kepala Balai Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar, Permana Yudiarso ST MT, menjelaskan bangkai paus yang terdampar di Pantai Batu Belih teridentifikasi dari jenis Bryde's Whale. Bangkai paus ini memiliki panjang 13,8 meter dengan diameter sekitar 4 meter. Paus ini diperkirakan sudah lama mati, sekitar dua pekan.
“Kami temukan mati sudah dalam kode 4. Artinya, paus sudah membusuk dan badannya mengembung. Dari ciri-ciri fisik yang dilihat di lapangan, agak sulit menemukan luka yang ada, sehingga kami belum tahu apa penyebab matinya,” jelas Permana.
Namun, berdasarkan tanda-tanda yang bisa dipahami, dengan kondisi tubuh paus yang mengembung, kata Permana, kemungkinan paus tersebut mati bukan dalam keadaan terluka, terbentur, atau ditombak. Kemungkinan mati karena sakit, kemudian terbawa arus dan gelombang yang besar.
Menurut Permana, habitat paus jenis Bryde's Whale ini hidup di laut dalam dengan kedalaman lebih dari 200 meter. “Kalau dari kondisi mengembungnya itu, kan berarti bagian tubuhnya masih tertutup rapi. Jadi, kemungkinan bukan mati karena terluka atau tertabrak sesuatu. Kemungkinan mati di tengah laut karena sakit, kemudian terdorong gelombang dan arus hingga terdampar di Pantai Batu Belig,” kata Permana.
Sementara itu, Lurah Kerobokan Kelod, Made Wistawan, mengatakan ini bukan kali pertama kasus bangkai paus terdampar di Pantai Batu Belig. Hingga saat ini, tercatat 4 kali terjadi kasus paus terdampar di Pantai Batu Belig. Namun, Wistawan tidak ingat secara pasti tahun berapa saja terjadi peristiwa paus terdampar. “Yang saya ingat, pertama kali kasus paus terdampar tahun 1973. Total sudah 4 kali ada paus terdampar di sini sejak tahun 1973,” tandas Wistawan.
Sedangkan Kaling Batu Belig, Made Alit Juni Setiawan, mengatakan seringnya terjadi kasus paus terdampar di Pantai Batu Belig kemungkinan karena wilayah ini merupakan arus keluar. Karenanya, bukan hanya paus yang kerap terdampar di Pantai Batu Belig, namun juga sampah kiriman. “Memang arus keluar di sini. Sebelumnya juga kan banyak sampah-sampah terdampar di sini. Kebetulan, sekarang lagi angin barat dan musim hujannya membawa sampah ke sini,” tegas Alit Juni. *ind
1
Komentar