BPBD Distribusikan 15.000 Liter Air/Hari
Krisis Air Pasca Banjir Bandang di Medewi
NEGARA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana terus menyalurkan bantuan air bersih untuk warga yang mengalami krisis air bersih akibat banjir bandang di Sungai Yeh Satang dan Sungai Medewi-Pulukan, Jumat (15/1) dini hari.
Dalam sehari, jajaran petugas BPBD Jembrana bisa mendistribusikan hingga 3 tangki atau sekitar 15.000 liter air/hari. Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana Gusti Ngurah Darma Putra, Kamis (21/1), mengatakan pasca banjir bandang Jumat lalu itu, ada 3 desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih. Diantaranya, Desa Medewi, Desa Pekutatan, dan Desa Pulukan. “Sehari kami bisa kirimkan sampai tiga tangki air, dengan kapasitas 5.000 liter per tangki,” ujarnya.
Terkait armada, Darma Putra mengatakan, saat ini tersedia 4 unit mobil tangki di Jembrana. Di samping 1 mobil tangki di BPBD Jembrana dan 1 mobil tangki di Satpol PP Jembrana, ada tambahan bantuan 2 mobil tangki dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bali. “Bantuan air bersih tetap akan kita kirim sampai saluran air bersih ke rumah warga kembali normal. Begitu ada permohonan, segera kita kirim. Kita keliling bagikan ke banjar-banjar,” ucapnya.
Guna memperlancar distribusi air bersih itu, Darma Putra menambahkan, juga ada bantuan 6 tandon air dari Provinsi untuk ditempatkan di beberapa wilayah warga yang mengalami krisis air bersih itu. Dari 6 tandon itu, ada 4 tandom ditempatkan di Desa Medewi, yakni di Kantor Desa Medewi, di Balai Banjar Baler Bale Agung, di Balai Banjar Baler Setra, di Balai Banjar Pangkung Slepa. Kemudian 2 tandon lainnya, ditempatkan di Desa Pulukan, masing-masing di Kantor Desa Pulukan, dan di Balai Banjar Arca.
“Selain 6 tandon itu, sebelumnya juga sudah ada beberapa tandon yang disediakan dari kita di kabupaten maupun desa. Tandon itu kita tempatkan di beberapa lokasi yang sulit terakses mobil tangki. Termasuk ditempatkan di posko tanggap bencana di dua banjar. Baik yang di posko Banjar Loloan (Desa Medewi) serta di posko Banjar Pasar (Desa Pekutatan). ,” ucap Darma Putra yang secara definitif menjabat Staf Ahli Bupati Jembrana Bidang Hukum Politik dan Pemerintahan ini.
Seperti diketahui, krisis air bersih di beberapa desa itu, terjadi karena pipa induk air ke rumah-rumah warga diketahui putus akibat banjir bandang beberapa waktu lalu. Dampak krisis air bersih yang terparah adalah di Desa Medewi. Di mana sebagian besar warga di Desa Medewi ini juga mengandalkan sumber air dari pipanisasi kelompok air swadaya. Diketahui ada 6 kelompok air swadaya di desa setempat, dan seluruh pipa jaringan kelompok swadaya itu rusak akibat diterjang banjir bandang, Jumat (15/1) lalu. *ode
Terkait armada, Darma Putra mengatakan, saat ini tersedia 4 unit mobil tangki di Jembrana. Di samping 1 mobil tangki di BPBD Jembrana dan 1 mobil tangki di Satpol PP Jembrana, ada tambahan bantuan 2 mobil tangki dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bali. “Bantuan air bersih tetap akan kita kirim sampai saluran air bersih ke rumah warga kembali normal. Begitu ada permohonan, segera kita kirim. Kita keliling bagikan ke banjar-banjar,” ucapnya.
Guna memperlancar distribusi air bersih itu, Darma Putra menambahkan, juga ada bantuan 6 tandon air dari Provinsi untuk ditempatkan di beberapa wilayah warga yang mengalami krisis air bersih itu. Dari 6 tandon itu, ada 4 tandom ditempatkan di Desa Medewi, yakni di Kantor Desa Medewi, di Balai Banjar Baler Bale Agung, di Balai Banjar Baler Setra, di Balai Banjar Pangkung Slepa. Kemudian 2 tandon lainnya, ditempatkan di Desa Pulukan, masing-masing di Kantor Desa Pulukan, dan di Balai Banjar Arca.
“Selain 6 tandon itu, sebelumnya juga sudah ada beberapa tandon yang disediakan dari kita di kabupaten maupun desa. Tandon itu kita tempatkan di beberapa lokasi yang sulit terakses mobil tangki. Termasuk ditempatkan di posko tanggap bencana di dua banjar. Baik yang di posko Banjar Loloan (Desa Medewi) serta di posko Banjar Pasar (Desa Pekutatan). ,” ucap Darma Putra yang secara definitif menjabat Staf Ahli Bupati Jembrana Bidang Hukum Politik dan Pemerintahan ini.
Seperti diketahui, krisis air bersih di beberapa desa itu, terjadi karena pipa induk air ke rumah-rumah warga diketahui putus akibat banjir bandang beberapa waktu lalu. Dampak krisis air bersih yang terparah adalah di Desa Medewi. Di mana sebagian besar warga di Desa Medewi ini juga mengandalkan sumber air dari pipanisasi kelompok air swadaya. Diketahui ada 6 kelompok air swadaya di desa setempat, dan seluruh pipa jaringan kelompok swadaya itu rusak akibat diterjang banjir bandang, Jumat (15/1) lalu. *ode
1
Komentar