Muncul Isu Paket Capit Jelang Pilkada Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Meski Pilkada Buleleng belum jelas kapan akan digelar (dari seharusnya tahun 2022), namun bursa Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) mulai bermunculan di masyarakat.
Di internal kader PDIP, muncul skenario pasangan dr Ketut Putra Sedana SpOG (Caput)-Gede Supriatna (Supit). Pasangan ini diberi tajuk Paket Capit (Caput-Supit). Isu Paket Capit ini santer menggelinding di Gumi Panji Sakti, Minggu (24/1). Ketut Sedana Putra adalah dokter spesialis kandungan asal Banjar Penataran, Kelurahan Kendran, Kecamatan Buleleng yang kini menjabat Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Buleleng dan sekaligus Wakil Ketua DPC PDIP Buleleng. Kiprahnya di dunia politik diawali tahun 1998 dengan bergabung sebagai anggota BMI Buleleng---organisasi sayap PDIP. Sejak 2007 sampai sekarang, dokter yang akrab dipanggul Caput ini pegang jabatan Ketua BMI Buleleng. Belakangan, dia semakin dikenal masyarakat karena aksi sosial fogging hingga pengobatan gratis.
Sedangkan Gede Supriatna adalah kader Banteng Mocong Putih asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng yang kini menjabat Sekretaris DPC PDIP Buleleng dan Ketua DPRD Buleleng. Karier Supriatna di politik cukup cemerlang. Dia dua kali periode dipercaya menjabat Ketua DPRD Buleleng (2014-2019, 2019-2024). Pada Pileg 2019 lalu, Supriatna lolos ke kursi legislatif dengan perolehan 7.292 suara dari Dapil Kecamatan Tejakula-Kubutambahan.
Saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin, Putra Sedana mengaku belum berpikir nyalon Bupati Buleleng, meskipun namanya digadang-gadang akan berpaket dengan Supriatna. Menurut Putra Sedana, dirinya hanya menjalani seperti air mengalir. Dia saat ini menjalankan visi misi PDIP.
“Kondisi saat ini, masyarakat perlu perhatian lebih banyak, saya bukan berpikir masalah jabatan. Hal itu sudah ada yang memikirkan. Saya selaku kader tinggal menjalankan aturan partai,” ujar Putra Sedana yang kemarin dikonfirmasi saat menghadiri kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan BMI Buleleng di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan.
Lalu, bagaimana kesiapan jika mendapatkan rekomendasi dan tugas dari partai untuk maju tarung ke Pilkada Buleleng? Putra Sedana tanpa ragu mengatakan sebagai seorang kader partai, dirinya siap jika mendapat mandat dari partai, demi masyarakat Buleleng.
Sementara itu, Gede Supriatna yang juga hadir dalam bakti sosial pengobatan gratis yang digelar BMI di Desa Bungkulan kemarin, menilai isu politik yang berkembang di masyarakat adalah sesuatu yang wajar. Termasuk isu Paket Capit, yang membawa-bawa nama Putra Sedana dan Supriatna.
“Boleh-boleh saja sih, itu kan penilaian masyarakat. Tetapi, di partai sudah ada mekanisme aturan. Artinya, kami selaku kader partai tegak lurus dengan aturan. Yen bawakang ngomongang nak sing irage meragatang dini keto (Pendek kata, bukan saya yang memutuskan di sini begitu, Red). Bekerja saja dulu, masalah itu be ade ne ngitungang (sudah ada yang menentukan),” terang Supriatna sambil tertawa kecil.
Menurut Supriatna, Buleleng dengan perkembangan politik yang sangat dinamis, juga melahirkan kader-kader partai yang tidak dapat diragukan lagi. PDIP sebagai partai besar di Gumi Panji Sakti, secara umum sangat siap untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada Buleleng nanti. Bahkan, kata dia, banyak kader PDIP yang sudah siap dan layak untuk memimpin Buleleng ke depan.
“Kita sudah bisa lihat seperti sekarang, ada Pak Dokter Putra Sedana, Pak Dokter Nyoman Sutjidra, Pak Ketut Rochineng, Bu Mas Aries (IGA Mas Aies Sujati istri Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Red), Dewa Jack (Dewa Made Mahayadnya), Kadek Setiawan. Kalau saya, sebagai Sekretaris DPC PDIP saja dulu. Calon belum,” tegas Supriatna.
Supriatna menegaskan, siapa pun pasangan calon yang diusung PDIP di Pilkada Buleleng nanti, diyakini dapat memenangkan kontestasi dengan minimal 70 persen suara. “Melihat kapasitas dan kemampuan kader-kader partai, baik yang duudk di pemerintahan maupun di luar pemerintahan, dari hasil pemetaan, kita yakin suaranya tidak di bawah 70 persen. Itu prediksi melihat hasil Pilkada Buleleng sebelumnya dan Pilgub Bali yang rata-rata 68-69 persen,” tandas Supriatna. *k23
1
Komentar