Stok Darah di PMI Badung Turun 50 Persen
MANGUPURA, NusaBali
Stok darah di Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Badung, turun hampir 50 persen dibandingkan masa normal sebelum pandemi Covid-19.
Hal ini diakibatkan kegiatan donor pada unit atau kelompok-kelompok donor berkurang selama pandemi.
Meski demikian, pemenuhan darah untuk pasien di rumah sakit masih tercukupi. Mengingat kunjungan pasien non Covid-19, di Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada juga menurun.
“Kebutuhannya menurun, persediaannya juga menurun. Situasi pasien di rumah sakit berkurang. Begitu juga permintaan darahnya, syukurnya masih bisa dipenuhi dengan persediaan yang ada,” kata Kepala UTD PMI Badung dr I Made Nurija MKes, saat dikonfirmasi pada Minggu (24/1).
Menurutnya, per 24 Januari 2021 pukul 07.00 Wita, jumlah stok darah di UTD PMI Badung, sebanyak 52 kantong dengan rincian 16 kantong golongan darah A, 22 kantong golongan darah B, 10 kantong golongan darah O, dan 4 kantong golongan darah AB.
Mantan Kadiskes Badung itu menjelaskan, saat ini rata-rata permintaan darah hanya 5-10 kantong per hari. UTD PMI Badung melayani permintaan darah dari RSD Mangusada dan juga beberapa rumah sakit swasta. “Datanya saya tidak hafal. Yang jelas, sebelum pandemi Covid-19, kisaran permintaan darah per hari sebanyak 20-30 kantong darah. Namun, saat pandemi permintaan turun menjadi 5-10 kantong per hari, seiring penurunan pasien di rumah sakit,” jelas dr Nurija.
Jika melihat angka pada tahun 2020, kata dr Nurija, permintaan dan pemenuhan darah sejauh ini masih balance. “Kami memperhatikan permintaan, pemakaian, dan persediaan. Misalnya dokter memperkirakan perlu tiga kantong darah untuk satu pasien, kami berikan per kebutuhan dulu. Jika dengan dua kantong darah Hb-nya (hemoglobin) sudah bagus, maka dua kantong saja cukup,” katanya.
Untuk menjaga kestabilan jumlah stok darah, UTD PMI Badung, tetap melakukan strategi pendekatan ke masyarakat untuk menggugah kemauan berdonor. Diakui, pemenuhan stok darah selama ini sebagian besar berasal dari kegiatan donor yang dilakukan oleh unit atau kelompok donor yang bergerak di bidang pariwisata, perkantoran, hingga organisasi sosial keagamaan. “Kelompok-kelompok donornya masih ada. Tapi kegiatan donornya yang berkurang,” kata dr Nurija.
Sedangkan untuk masyarakat umum (perorangan), kata dr Nurija menambahkan, masih merasa waswas untuk melakukan donor darah, terlebih bila dilakukan di rumah sakit. Sebab, ketakutan akan situasi penyebaran Covid-19, termasuk di lingkungan rumah sakit. Meski demikian, bagi masyarakat yang enggan ke rumah sakit, bisa berdonor di UPTD PMI Badung.
“Kalau melihat tahun 2020, kami buka kegiatan donor di markas setiap hari jam kerja,” kata dr Nurija, sembari mengatakan juga menerapkan strategi donor dari keluarga pasien untuk menjaga stok darah. *ind
“Kebutuhannya menurun, persediaannya juga menurun. Situasi pasien di rumah sakit berkurang. Begitu juga permintaan darahnya, syukurnya masih bisa dipenuhi dengan persediaan yang ada,” kata Kepala UTD PMI Badung dr I Made Nurija MKes, saat dikonfirmasi pada Minggu (24/1).
Menurutnya, per 24 Januari 2021 pukul 07.00 Wita, jumlah stok darah di UTD PMI Badung, sebanyak 52 kantong dengan rincian 16 kantong golongan darah A, 22 kantong golongan darah B, 10 kantong golongan darah O, dan 4 kantong golongan darah AB.
Mantan Kadiskes Badung itu menjelaskan, saat ini rata-rata permintaan darah hanya 5-10 kantong per hari. UTD PMI Badung melayani permintaan darah dari RSD Mangusada dan juga beberapa rumah sakit swasta. “Datanya saya tidak hafal. Yang jelas, sebelum pandemi Covid-19, kisaran permintaan darah per hari sebanyak 20-30 kantong darah. Namun, saat pandemi permintaan turun menjadi 5-10 kantong per hari, seiring penurunan pasien di rumah sakit,” jelas dr Nurija.
Jika melihat angka pada tahun 2020, kata dr Nurija, permintaan dan pemenuhan darah sejauh ini masih balance. “Kami memperhatikan permintaan, pemakaian, dan persediaan. Misalnya dokter memperkirakan perlu tiga kantong darah untuk satu pasien, kami berikan per kebutuhan dulu. Jika dengan dua kantong darah Hb-nya (hemoglobin) sudah bagus, maka dua kantong saja cukup,” katanya.
Untuk menjaga kestabilan jumlah stok darah, UTD PMI Badung, tetap melakukan strategi pendekatan ke masyarakat untuk menggugah kemauan berdonor. Diakui, pemenuhan stok darah selama ini sebagian besar berasal dari kegiatan donor yang dilakukan oleh unit atau kelompok donor yang bergerak di bidang pariwisata, perkantoran, hingga organisasi sosial keagamaan. “Kelompok-kelompok donornya masih ada. Tapi kegiatan donornya yang berkurang,” kata dr Nurija.
Sedangkan untuk masyarakat umum (perorangan), kata dr Nurija menambahkan, masih merasa waswas untuk melakukan donor darah, terlebih bila dilakukan di rumah sakit. Sebab, ketakutan akan situasi penyebaran Covid-19, termasuk di lingkungan rumah sakit. Meski demikian, bagi masyarakat yang enggan ke rumah sakit, bisa berdonor di UPTD PMI Badung.
“Kalau melihat tahun 2020, kami buka kegiatan donor di markas setiap hari jam kerja,” kata dr Nurija, sembari mengatakan juga menerapkan strategi donor dari keluarga pasien untuk menjaga stok darah. *ind
Komentar