Isolasi Anak dan Lansia Wajib Didampingi Keluarga
DENPASAR, NusaBali
Pemkot Denpasar menerapkan isolasi kepada anak-anak dan lansia yang positif Covid-19 wajib didampingi pihak keluarga walaupun keluarga yang mendampingi negatif Covid-19.
Pendampingan tersebut dilakukan agar anak-anak dan lansia tidak mudah stres dan ada yang melayani kebutuhan saat isolasi. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai saat dihubungi, Minggu (24/1) mengatakan anak-anak yang positif Covid-19 harus ditunggu atau didampingi oleh orangtua. Begitu juga untuk lanjut usia yang positif juga harus ada yang menunggui. Menurutnya, anak-anak harus ditunggui dikarenakan mereka belum bisa mandiri.
Selain itu, anak-anak dan lansia didampingi agar mereka tidak stress, karena tidak ada yang menemani. “Anak-anak tidak mungkin sendiri, apalagi yang masih balita, tentu harus ditunggui oleh orangtua atau keluarganya. Kalau tidak kan tidak ada yang mengurus, apalagi mereka belum bisa mandiri,” kata Dewa Rai.
Walaupun orangtuanya tidak positif, tetap anak tersebut harus ada yang menemani. Namun menurut Dewa Rai, biasanya anak-anak seringkali ditulari oleh orangtuanya, sehingga mereka akan diisolasi di satu tempat. “Makanya justru anak-anak lebih banyak tertular dari orangtuanya, misal yang menyusui, anaknya akan beresiko. Walaupun misalnya hanya anaknya saja yang positif tetap harus ditunggui, harus ada yang menemani,” ungkapnya.
Dewa Rai menambahkan, jika anak-anak positif Covid-19, agar tidak beresiko, biasanya akan diisolasi di tempat isolasi dan tidak di rumah. “Siapa tahu nanti dia bermain sama temannya saat sedang isolasi, kan jadi beresiko menularkan. Artinya rumah tidak memenuhi syarat isolasi karena dari pemerintah memutus rantai,” jelasnya.
Dewa Rai menambahkan, sampai saat ini belum ada tempat isolasi khusus untuk anak di Denpasar. Pihaknya beralasan, semua tempat isolasi sama saja, karena ada keluarga yang menunggui. “Sama saja tempat isolasi anak maupun yang dewasa, kalau terpapar, tetap ditunggui. Kalau orangtuanya juga positif maka jadi satu dengan anaknya,” imbuhnya. Selain anak-anak, lansia juga harus tetap ditunggui. Apalagi lansia termasuk golongan yang rentan karena banyak yang memiliki penyakit penyerta. *mis
Selain itu, anak-anak dan lansia didampingi agar mereka tidak stress, karena tidak ada yang menemani. “Anak-anak tidak mungkin sendiri, apalagi yang masih balita, tentu harus ditunggui oleh orangtua atau keluarganya. Kalau tidak kan tidak ada yang mengurus, apalagi mereka belum bisa mandiri,” kata Dewa Rai.
Walaupun orangtuanya tidak positif, tetap anak tersebut harus ada yang menemani. Namun menurut Dewa Rai, biasanya anak-anak seringkali ditulari oleh orangtuanya, sehingga mereka akan diisolasi di satu tempat. “Makanya justru anak-anak lebih banyak tertular dari orangtuanya, misal yang menyusui, anaknya akan beresiko. Walaupun misalnya hanya anaknya saja yang positif tetap harus ditunggui, harus ada yang menemani,” ungkapnya.
Dewa Rai menambahkan, jika anak-anak positif Covid-19, agar tidak beresiko, biasanya akan diisolasi di tempat isolasi dan tidak di rumah. “Siapa tahu nanti dia bermain sama temannya saat sedang isolasi, kan jadi beresiko menularkan. Artinya rumah tidak memenuhi syarat isolasi karena dari pemerintah memutus rantai,” jelasnya.
Dewa Rai menambahkan, sampai saat ini belum ada tempat isolasi khusus untuk anak di Denpasar. Pihaknya beralasan, semua tempat isolasi sama saja, karena ada keluarga yang menunggui. “Sama saja tempat isolasi anak maupun yang dewasa, kalau terpapar, tetap ditunggui. Kalau orangtuanya juga positif maka jadi satu dengan anaknya,” imbuhnya. Selain anak-anak, lansia juga harus tetap ditunggui. Apalagi lansia termasuk golongan yang rentan karena banyak yang memiliki penyakit penyerta. *mis
Komentar