Sikapi Kenaikan Harga Daging Babi
Dinas PKP Edukasi Peternak
BANGLI, NusaBali
Harga daging babi di pasaran mencapai Rp 90 ribu hingga Rp 95 ribu per kilogram. Kenaikan harga dipicu kurangnya ketersediaan babi.
Menyikapi kenaikan harga daging babi, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli berikan edukasi kepada peternak tentang usaha budidaya ternak yang baik.
Kadis PKP Bangli, I Wayan Sarma, mengatakan harga daging babi terus mengalami kenaikan, terlebih jelang hari raya. Kenaikan harga akibat permintaan dengan persediaan terjadi ketimpangan. “Di Bangli terjadi penurunan populasi babi akibat wabah setahun lalu,” ungkap Wayan Sarma, Minggu (24/1). Dikatakan, sejak beberapa bulan terakhir, para peternak mulai bangkit dan menambah populasi babi. Namun belum sebanding dengan kebutuhan saat ini.
Wayan Sarma mengatakan, lalu lintas antar pulau untuk komoditas babi cukup sulit sehingga Bali maupun Bangli sulit mendapat pasokan dari luar. Dinas PKP Bangli melalui PPL memfasilitasi dan mengedukasi masyarakat untuk budidaya ternak yang baik. “Kalau upaya atau intervensi dari kami di dinas, sebatas edukasi. Sedangkan intervensi dari segi anggaran, sampai saat ini belum ada,” sebutnya. Ditambahkan, PPL turun ke desa-desa maupun ke kelurahan untuk pendampingan.
Salah seorang peternak mengaku belum bisa beternak babi karena terkendala modal. Sebelumnya babi yang dipelihara mati secara massal. “Belum ada modal untuk memulai usaha,” ujarnya singkat. *esa
Kadis PKP Bangli, I Wayan Sarma, mengatakan harga daging babi terus mengalami kenaikan, terlebih jelang hari raya. Kenaikan harga akibat permintaan dengan persediaan terjadi ketimpangan. “Di Bangli terjadi penurunan populasi babi akibat wabah setahun lalu,” ungkap Wayan Sarma, Minggu (24/1). Dikatakan, sejak beberapa bulan terakhir, para peternak mulai bangkit dan menambah populasi babi. Namun belum sebanding dengan kebutuhan saat ini.
Wayan Sarma mengatakan, lalu lintas antar pulau untuk komoditas babi cukup sulit sehingga Bali maupun Bangli sulit mendapat pasokan dari luar. Dinas PKP Bangli melalui PPL memfasilitasi dan mengedukasi masyarakat untuk budidaya ternak yang baik. “Kalau upaya atau intervensi dari kami di dinas, sebatas edukasi. Sedangkan intervensi dari segi anggaran, sampai saat ini belum ada,” sebutnya. Ditambahkan, PPL turun ke desa-desa maupun ke kelurahan untuk pendampingan.
Salah seorang peternak mengaku belum bisa beternak babi karena terkendala modal. Sebelumnya babi yang dipelihara mati secara massal. “Belum ada modal untuk memulai usaha,” ujarnya singkat. *esa
Komentar