PPKM, Lapangan Puputan Badung Tetap Ramai
Satgas: Masyarakat Masih Ada yang Membandel
Orangtua mengaku memilih mengajak anaknya ke lapangan agar tidak jenuh di rumah, anak-anak juga agar bisa menikmati suasana luar.
DENPASAR, NusaBali
Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan sidak protokol kesehatan (Prokes) khususnya masker di Kota Denpasar saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun, di tengah sibuknya sidak prokes di jalan dan tempat usaha, Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung dan tempat bermain anak malah dibiarkan ramai setiap sore. Padahal, lapangan dan tempat bermain anak masih disegel.
Dari Pantauan, Senin (25/1) sore Lapangan Puputan Badung dipenuhi warga yang tengah berolahraga. Bukan hanya di pinggir lapangan, tapi juga di dalam lapangan. Baik itu senam maupun anak-anak dengan riangnya bermain sepakbola. Warga juga terlihat berkumpul duduk santai di lapangan bahkan ada yang tidak menggunakan masker.
Selain itu, tempat bermain anak juga ramai anak-anak yang bermain dengan ditemani orangtua mereka. Hal itu terlihat luput dari pantauan petugas di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, parkir sepeda motor dan mobil juga banyak. "Iya sekarang semakin ramai. Saya tidak tahu ini sudah dibuka apa belum, karena lihat sudah ramai saya pikir sudah boleh. Jadi, saya ikut ke sini (lapangan) untuk rekreasi," ungkap Dwi Laksmi, seorang warga saat ditemui di tempat bermain anak.
Laksmi mengaku memilih mengajak anaknya ke lapangan agar tidak jenuh di rumah. Selain orangtua, anak-anak juga menurut dia memiliki rasa jenuh agar bisa menikmati suasana luar. "Kan jenuh juga ya kalau hanya di rumah saja. Jadi saya ajak saja ke sini biar ada suasana baru gitu. Ternyata ini belum dibuka ya pak?" ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan warga lainnya, Ketut Yunita, 27. Dia datang ke Lapangan Puputan Badung untuk olahraga. Dia mengaku tahu kalau lapangan masih tutup tetapi karena tidak ada tempat olahraga dia menggunakan tempat di lapangan untuk berolahraga, apalagi fasilitasnya ada di dalam lapangan.
"Olahraga saja di sini, fasilitasnya kan ada jadi di mana lagi saya olahraga. Soal dipakai yang lain sih ingat cuci tangan saja. Ramai kok setiap sore," ujarnya. Dikonfirmasi terpisah, terkait ramainya lapangan, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, mengatakan Lapangan Puputan Badung dan ruang publik lainnya termasuk taman bermain anak sudah disegel.
Tetapi masyarakat dikatakan membandel tidak mau menghiraukan imbauan bahwa ruang publik masih ditutup. Petugas kata dia sudah melakukan penyegelan dengan memasang spanduk dan memblokir jalan utama masuk ke lapangan dan dipasangi police line di sekeliling lapangan tetapi masyarakat masih juga membandel. "Jadi lapangan itu kan masih ditutup masyarakat sudah kita imbau dari awal. Cuma masyarakat masih ada yang kucing-kucingan. Ketika masih ada petugas mau tertib tetapi garis pembatas sudah kita pasang," jelas Dewa Rai.
Dewa Rai mengaku, petugas akan tetap terus diarahkan untuk pengawasan terhadap ruang terbuka. "Kita terus mengingatkan masyarakat tidak datang ke lapangan dulu untuk menghindari penyebaran Covid-19. Mereka juga harus paham jangan bandel," tandasnya. *mis
Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan sidak protokol kesehatan (Prokes) khususnya masker di Kota Denpasar saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun, di tengah sibuknya sidak prokes di jalan dan tempat usaha, Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung dan tempat bermain anak malah dibiarkan ramai setiap sore. Padahal, lapangan dan tempat bermain anak masih disegel.
Dari Pantauan, Senin (25/1) sore Lapangan Puputan Badung dipenuhi warga yang tengah berolahraga. Bukan hanya di pinggir lapangan, tapi juga di dalam lapangan. Baik itu senam maupun anak-anak dengan riangnya bermain sepakbola. Warga juga terlihat berkumpul duduk santai di lapangan bahkan ada yang tidak menggunakan masker.
Selain itu, tempat bermain anak juga ramai anak-anak yang bermain dengan ditemani orangtua mereka. Hal itu terlihat luput dari pantauan petugas di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, parkir sepeda motor dan mobil juga banyak. "Iya sekarang semakin ramai. Saya tidak tahu ini sudah dibuka apa belum, karena lihat sudah ramai saya pikir sudah boleh. Jadi, saya ikut ke sini (lapangan) untuk rekreasi," ungkap Dwi Laksmi, seorang warga saat ditemui di tempat bermain anak.
Laksmi mengaku memilih mengajak anaknya ke lapangan agar tidak jenuh di rumah. Selain orangtua, anak-anak juga menurut dia memiliki rasa jenuh agar bisa menikmati suasana luar. "Kan jenuh juga ya kalau hanya di rumah saja. Jadi saya ajak saja ke sini biar ada suasana baru gitu. Ternyata ini belum dibuka ya pak?" ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan warga lainnya, Ketut Yunita, 27. Dia datang ke Lapangan Puputan Badung untuk olahraga. Dia mengaku tahu kalau lapangan masih tutup tetapi karena tidak ada tempat olahraga dia menggunakan tempat di lapangan untuk berolahraga, apalagi fasilitasnya ada di dalam lapangan.
"Olahraga saja di sini, fasilitasnya kan ada jadi di mana lagi saya olahraga. Soal dipakai yang lain sih ingat cuci tangan saja. Ramai kok setiap sore," ujarnya. Dikonfirmasi terpisah, terkait ramainya lapangan, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, mengatakan Lapangan Puputan Badung dan ruang publik lainnya termasuk taman bermain anak sudah disegel.
Tetapi masyarakat dikatakan membandel tidak mau menghiraukan imbauan bahwa ruang publik masih ditutup. Petugas kata dia sudah melakukan penyegelan dengan memasang spanduk dan memblokir jalan utama masuk ke lapangan dan dipasangi police line di sekeliling lapangan tetapi masyarakat masih juga membandel. "Jadi lapangan itu kan masih ditutup masyarakat sudah kita imbau dari awal. Cuma masyarakat masih ada yang kucing-kucingan. Ketika masih ada petugas mau tertib tetapi garis pembatas sudah kita pasang," jelas Dewa Rai.
Dewa Rai mengaku, petugas akan tetap terus diarahkan untuk pengawasan terhadap ruang terbuka. "Kita terus mengingatkan masyarakat tidak datang ke lapangan dulu untuk menghindari penyebaran Covid-19. Mereka juga harus paham jangan bandel," tandasnya. *mis
Komentar