AKM SMA Diundur September
AMLAPURA, NusaBali
AKM (asesmen kompetensi minimum) untuk siswa kelas XI SMA, MA, dan SMK untuk tahun ajaran 2020/2021, yang awalnya diagendakan Maret diundur jadi September, dengan berbagai pertimbangan.
Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMA Karangasem Wayan Sugiana membenarkan kegiatan AKM diundur menjadi September. Alasan diundurnya kegiatan AKM itu, antisipasi pandemi Covid-19, mengoptimalkan kesiapan sekolah mengenai sarana dan prasarana terutama sarana komputer, agar menyiapkan fasilitas protokol kesehatan yang memadai, juga menyangkut kesiapan logistik asesmen nasional.
“Kenapa ditunda, ya itu tadi, menyiapkan sarana prokes di sekolah, kesiapan logistik dan infrastruktur dan yang lainnya. Pemerintah menjamin, tahun ini AKM dilaksanakan,” kata Sugiana saat dihubungi di ruang kerjanya, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Kamis (28/1).
Asesmen nasional terdiri dari tiga bagian, yakni, AKM, survei karakter, dan survei lingkungan. AKM mengukur kemampuan literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif (kemampuan intelektual individu). Survei karakter menyangkut sikap, kebiasaan nilai-nilai hasil belajar non kognitif, dan survei lingkungan, mengukur kualitas pembelajaran, dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.
“Hasil AKM nanti diumumkan pada Desember,” kata Sugiana yang juga Kasek SMAN 1 Amlapura. Di SMAN 1 Amlapura, menurut Sugiana, sebanyak 267 siswa kelas IX yang diagendakan ikut AKM, terbagi 8 kelas terdiri dari bahasa sebanyak 2 kelas, IPA sebanyak 4 kelas, dan IPS sebanyak 2 kelas. Tetapi yang ikut AKM hanya sebanyak 45 siswa, cadangan 5 siswa.
Di bagian lain, Kasek SMAN Bebandem I Ketut Marta Ariana mengatakan, tidak semua siswa kelas XI ikut AKM. “Hanya sampel yang ikut AKM, hanya sebanyak 45 orang mewakili sekolah,” ucapnya.
Kasek SMAN Rendang Putu Sudibawa mengatakan dari 45 siswa yang diambil jadi sampel semuanya diambil dari data dapodik, masing-masing 15 siswa berkemampuan rendah, 15 siswa berkemampuan sedang, dan 15 siswa berkemampuan tinggi, dengan cadangan 5 siswa. “Sampel siswa yang mewakili sekolah ditentukan oleh pusat. Pihak sekolah tidak bisa mengganti,” kata Sudibawa yang mantan guru SMAN Sidemen.
Menurut Sudibawa, hasil asesmen mencerminkan kualitas pendidikan di SMA bersangkutan. Khusus untuk tenaga guru dan kepala sekolah, hanya ikut tes survei lingkungan. *k16
Komentar