Bupati Artha Gagal Lolos Vaksinasi Covid-19
NEGARA, NusaBali
Vaksinasi Covid-19 Sinovac di Kabupaten Jembrana sudah dimulai, Jumat (29/1) pagi.
Sayangnya, Bupati Jembrana I Putu Artha gagal lolos screening vaksinasi, sehingga batal jadi orang pertama di Gumi Makepung yang menerima suntikan vaksin Covid-19. Kegiatan vaksinasi perdana untuk Jembrana, Jumat kemarin, dilaksana-kan di Lantai III Gedung Instalasi Rawat Jalan (IRJ) RSUD Negara, dengan menghadirkan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) sebagai peserta. Bupati Putu Artha sendiri batal menjadi orang pertama yang menjalani vaksinasi Covid-19 di Jembrana, karena setelah dilakukan screening ternyata memiliki riwayat stroke ringan, pe-nyakit jantung, dan hipertiroid. Padahal, Bupati Artha sudah menjalani serangkaian test untuk creening sebelum disuntik vaksin.
Karena Bupati Artha gagal lolos screening, akhirnya Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan yang mendapat kesempatan sebagai orang pertama di Jembrana jalani vaksinasi Covid-19. Dalam screening, Wabup Kembang Hartawan lolos tanpa hambatan.
Selain Bupati Artha, Wakil Ketua Pengadilan Negeri (PN) Jembrana, Ni Kadek Kusuma Wardani, juga gagal lolos screening untuk vaksinasi Covid-19, karena tensi (tekanan darah)-nya tinggi. Sedangkan jajaran Forkompimda Jembrana lainnya, semua lolos screening.
Mereka masing-masing Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa, Dandim Jembrana Letkol Inf Hasrifudin Haruna, Kepala Kejaksaan (Kajari) Jembrana Pipiet Suryo Priarto Wibowo, Wakil Ketua DPRD Jembrana Made Putu Yuda Baskara dan I Wayan Suardika, Pejabat Sekda Kabupaten Jembrana I Nengah Ledang. Selain itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jembrana, Syarif Hidayatullah, juga lolos vaksinasi Covid-19.
Bupati Artha mengaku sangat menyesal belum dapat menerima vaksin Covid-19, karena tidak lolos screening. Padahal, jauh-jauh hari sebelumnya dia sudah menyatakan siap menjadi orang pertama di Jembrana yang divaksin Covid-19, guna memberi testimoni kepada masyarakat.
“Dari proses screening, saya belum bisa menerima vaksin karena ada komorbid (penyakit penyerta). Memang saya memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertiroid, sehingga tidak lolos screening,” ujar Bupati yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jembrana ini.
Meski belum dapat mengikuti vaksinasi Covid-19, Bupati Artha berharap nantinya bisa lolos saat vaksinasi tahap kedua. Bupati Artha pun mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir. Sebelum mendapat vaksin, dipastikan ada proses screening yan didampingi langsung petugas kesehatan untuk memastikan kondisi mereka. “Tadi juga sudah dilihat, bagaimana setelah divaksin. Vaksi Covid-19 ini sangat aman dan halal,” tandas politisi senior PDIP asal Desa/Kecamatan Melaya, Jem-brana ini.
Sementara itu, Wabup Jembrana, Made Kembang Hartawan mengaku bersyukur lolos screening dan menjadi penerima vaksin Covid-19 pertama di Jembrana. Menurut Kembang, ada 16 kriteria yang harus dipenuhi dalam tahap screening. Saat disuntik dan menunggu pasca vaksinasi, Kembang tidak ada mengalami efek samping.
“Kepada masyarakat, jangan takut untuk divaksin. Vaksinasi ini dilakukan untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Saya sendiri sudah buktikan vaksin Covid-19 ini aman dan halal,” jelas politisi asal Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang juga Ketua DPC PDIP Jembrana ini.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata, mengatakan ada 16 kriteria screening yang dilakukan sebelum memberikan vaksinasi Covid-19 ini. Kriteria itu meliputi penderita hipertiroid, autoimun sistemik, penyakit jantung, paru, reumatik autoimun, kanker, diabetes mellitus, HIV/AIDS, penyakit saluran pencernaan kronis, alergi berat, sesak napas, terapi penyakit kelainan darah, ibu hamil, ibu menyusui. Begitu juga memastikan calon penerima vaksin Covid-19 ini, belum pernah terkonfirmasi positif Covid-19 dan tidak ada anggota keluarga serumah yang masuk kontak erat, suspek, maupun terkonfirmasi Covid-19. “Kriteria-kriteria itu wajib dipenuhi,” ujar Oka Parwata.
Terkait dimulainya vaksinasi Covid-19 di Jembrana kemarin, Oka Parwata mengatakan ada 110 vial vaksin yang didistribusikan ke RSUD Negara. Selain 10 vial vaksin yang disediakan untuk pejabat Forkopimda termasuk ada perwakilan dari tokoh agama, juga dilakukan vaksinasi terhadap para tenaga kesehatan.
“Per hari ini (kemarin) juga sudah mulai vaksinasi untuk tenaga kesehatan di Jembrana. Tahap pertama, kita menerima 3.720 vial vaksin Sinovac. Kita targetkan 1.759 tenaga kesehatan di Jembrana sudah selesai mendapat vaksin pertama dan kedua sampai Februari 2021 nanti,” ujar Oka Parwata.
Di sisi lain, Wakil Ketua MUI Jembrana, Syarif Hidayatullah, mengatakan vaksin Covid-19 dari pemerintah ini sudah teruji halal dan dipastikan aman. “Komisi Fatwa MUI telah menyepakati bahwa vaksin Covid-19 yang diedarkan pemerintah ini hukumnya suci dan halal. Jadi, jangan takut dan ragu untuk divaksin,” gugah Syarif. *ode
Komentar