Gudang Penyimpanan Mesin dan Warung Rusak
Gelombang Pasang di Tangguwisia, Seririt dan Kampung Bugis, Buleleng
Gudang untuk menyimpan mesin jukung milik nelayan di Desa Tangguwisia, Seririt, roboh. Dan warung di Kampung Bugis hancur, diterjang gelombang dan angin kencang.
SINGARAJA, NusaBali
Gelombang pasang kembali menghantam sejumlah titik di wilayah pesisir Buleleng pada Kamis (28/1) malam sekitar pukul 22.00 Wita. Di wilayah Kecamatan Seririt, terjangan ombak besar merobohkan satu bangunan gudang milik nelayan di Desa Tangguwisia dan merusak sejumlah titik jalan di Desa Pengastulan dan Desa Kalisada.
Gudang yang rusak dihantam ombak merupakan tempat penyimpanan mesin jukung milik kelompok nelayan setempat di Banjar Dinas Tegal Sari, Desa Tangguwisia.
Salah seorang nelayan, Ngurah Anom, menyampaikan sejumlah mesin jukung di gudang tersebut sempat terendam air laut namun sudah dipindahkan ke tempat yang aman. Pihaknya mengaku belum menghitung secara pasti jumlah kerugian pasca rusaknya bangunan gudang tersebut setelah diterjang ombak.
“Jumlah kerugian bangunan rusak ini belum tahu, nanti kami koordinasikan dengan kelompok nelayan bagaimana kelanjutan bangunan ini,” kata Ngurah Anom, Jumat (29/1).
Ngurah Anom mengakui sejatinya para nelayan di daerahnya sudah mengetahui akan terjadi gelombang pasang dan angin kencang pada Januari hingga Februari. Untuk itu para nelayan sudah menyiapkan diri mengamankan perahu mereka ke tempat lebih tinggi, serta tidak pergi melaut hingga cuaca kembali membaik.
Ditambahkannya, angin mulai kencang dan ombak mulai besar hingga ketinggian sekitar dua meter pada Kamis malam sekitar pukul 21.00 Wita. “Memang kalau Sasih Kawulu itu biasanya ombak besar, para nelayan biasanya sudah tidak mereka sudah tahu karena memang setiap tahun seperti ini, jadi para nelayan sudah persiapan,” kata Ngurah Anom.
Nelayan lainya, Putu Wida juga mengaku tidak ada kerusakan perahu akibat terjangan gelombang pasang. Namun mesin jukung milik nelayan ada yang rusak terendam air laut. “Biaya perbaikan mesin yang terendam sekitar Rp 4 juta. Kalau perahu masih aman karena sudah diantisipasi sebelumnya,” ucapnya saat ditemui di lokasi.
Camat Seririt Nyoman Agus Tri Kartika Yuda, menyampaikan gelombang pasang yang terjadi Kamis malam juga merusak jalan di Desa Pengastulan dan Desa Kalisada. “Di Kalisada jalan paving pinggir pantai rusak berat, estimasi kerugian mencapai Rp 30 juta. Sedangkan di Pengastulan, jalan pinggir pantai rusak di dua titik, dan satu titik senderan jebol,” ungkapnya.
Nyoman Kartika Yuda menyatakan sudah menerima laporan kerusakan gudang milik nelayan di Desa Tangguwisia. “Ada lima mesin jukung yang rusak. Air laut juga sempat masuk ke dalam rumah para nelayan. Namun para nelayan juga sudah membuat tanggul di sekitar pantai agar air laut tidak kembali masuk ke dalam rumah,” tuturnya.
Di tempat lain, gelombang pasang yang terjadi pada Kamis malam juga sempat menggenangi pemukiman di Kampung Bugis, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Air laut sempat naik dan merendam rumah warga setinggi mata kaki. “Namun air sudah kembali surut Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 Wita,” ujar warga Kampung Bugis, Eko Budiono.
Dia menyampaikan, ombak setinggi sekitar 2 meter tersebut juga menghantam bangunan warung non-permanen milik seorang warga yang lokasinya persis di bibir pantai. Namun material sisa-sisa bangunan yang hancur sudah dibersihkan dengan gotong royong pada Jumat pagi. “Sampah yang terbawa arus ombak juga sudah kami bersihkan,” kata Eko Budiono.
Eko Budiono menambahkan, sejatinya warga pesisir Kampung Bugis sudah mengantisipasi terjadinya gelombang pasang. Mereka memasang tanggul di sekitar pantai dan rumah agar air laut tidak masuk ke dalam pemukiman. “Setiap tahun, biasanya menjelang Imlek, sama seperti ini. Jadi tidak begitu kaget dan sudah diantisipasi,” tandas dia.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana mengimbau agar masyarakat tetap waspada karena angin kencang dan gelombang pasang diprediksi terjadi hingga akhir Februari. “Memang setiap tahun akan terjadi gelombang tinggi dan sebagian besar masyarakat sudah mengetahui karena pengalaman sebelumnya. Namun tetap saya mohon mereka selalu waspada,” ujarnya.
Terkait kerusakan bangunan gudang nelayan di Desa Tangguwisia, pihaknya mengaku sudah melakukan asesmen untuk diupayakan pengusulan bantuan kepada dinas terkait. “Kami masih upayakan. Kami sudah asesmen, dan anggota kami sudah terjun ke lapangan untuk mendata dan menghitung jumlah kerugian akibat gelombang pasang ini,” tandas Suadnyana. *m
Gudang yang rusak dihantam ombak merupakan tempat penyimpanan mesin jukung milik kelompok nelayan setempat di Banjar Dinas Tegal Sari, Desa Tangguwisia.
Salah seorang nelayan, Ngurah Anom, menyampaikan sejumlah mesin jukung di gudang tersebut sempat terendam air laut namun sudah dipindahkan ke tempat yang aman. Pihaknya mengaku belum menghitung secara pasti jumlah kerugian pasca rusaknya bangunan gudang tersebut setelah diterjang ombak.
“Jumlah kerugian bangunan rusak ini belum tahu, nanti kami koordinasikan dengan kelompok nelayan bagaimana kelanjutan bangunan ini,” kata Ngurah Anom, Jumat (29/1).
Ngurah Anom mengakui sejatinya para nelayan di daerahnya sudah mengetahui akan terjadi gelombang pasang dan angin kencang pada Januari hingga Februari. Untuk itu para nelayan sudah menyiapkan diri mengamankan perahu mereka ke tempat lebih tinggi, serta tidak pergi melaut hingga cuaca kembali membaik.
Ditambahkannya, angin mulai kencang dan ombak mulai besar hingga ketinggian sekitar dua meter pada Kamis malam sekitar pukul 21.00 Wita. “Memang kalau Sasih Kawulu itu biasanya ombak besar, para nelayan biasanya sudah tidak mereka sudah tahu karena memang setiap tahun seperti ini, jadi para nelayan sudah persiapan,” kata Ngurah Anom.
Nelayan lainya, Putu Wida juga mengaku tidak ada kerusakan perahu akibat terjangan gelombang pasang. Namun mesin jukung milik nelayan ada yang rusak terendam air laut. “Biaya perbaikan mesin yang terendam sekitar Rp 4 juta. Kalau perahu masih aman karena sudah diantisipasi sebelumnya,” ucapnya saat ditemui di lokasi.
Camat Seririt Nyoman Agus Tri Kartika Yuda, menyampaikan gelombang pasang yang terjadi Kamis malam juga merusak jalan di Desa Pengastulan dan Desa Kalisada. “Di Kalisada jalan paving pinggir pantai rusak berat, estimasi kerugian mencapai Rp 30 juta. Sedangkan di Pengastulan, jalan pinggir pantai rusak di dua titik, dan satu titik senderan jebol,” ungkapnya.
Nyoman Kartika Yuda menyatakan sudah menerima laporan kerusakan gudang milik nelayan di Desa Tangguwisia. “Ada lima mesin jukung yang rusak. Air laut juga sempat masuk ke dalam rumah para nelayan. Namun para nelayan juga sudah membuat tanggul di sekitar pantai agar air laut tidak kembali masuk ke dalam rumah,” tuturnya.
Di tempat lain, gelombang pasang yang terjadi pada Kamis malam juga sempat menggenangi pemukiman di Kampung Bugis, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Air laut sempat naik dan merendam rumah warga setinggi mata kaki. “Namun air sudah kembali surut Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 Wita,” ujar warga Kampung Bugis, Eko Budiono.
Dia menyampaikan, ombak setinggi sekitar 2 meter tersebut juga menghantam bangunan warung non-permanen milik seorang warga yang lokasinya persis di bibir pantai. Namun material sisa-sisa bangunan yang hancur sudah dibersihkan dengan gotong royong pada Jumat pagi. “Sampah yang terbawa arus ombak juga sudah kami bersihkan,” kata Eko Budiono.
Eko Budiono menambahkan, sejatinya warga pesisir Kampung Bugis sudah mengantisipasi terjadinya gelombang pasang. Mereka memasang tanggul di sekitar pantai dan rumah agar air laut tidak masuk ke dalam pemukiman. “Setiap tahun, biasanya menjelang Imlek, sama seperti ini. Jadi tidak begitu kaget dan sudah diantisipasi,” tandas dia.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana mengimbau agar masyarakat tetap waspada karena angin kencang dan gelombang pasang diprediksi terjadi hingga akhir Februari. “Memang setiap tahun akan terjadi gelombang tinggi dan sebagian besar masyarakat sudah mengetahui karena pengalaman sebelumnya. Namun tetap saya mohon mereka selalu waspada,” ujarnya.
Terkait kerusakan bangunan gudang nelayan di Desa Tangguwisia, pihaknya mengaku sudah melakukan asesmen untuk diupayakan pengusulan bantuan kepada dinas terkait. “Kami masih upayakan. Kami sudah asesmen, dan anggota kami sudah terjun ke lapangan untuk mendata dan menghitung jumlah kerugian akibat gelombang pasang ini,” tandas Suadnyana. *m
1
Komentar