Jalan di Pesisir Kayubuntil Jebol Dihantam Gelombang Pasang
Warga Ada yang Sempat Ngungsi ke Balai Lingkungan
SINGARAJA, NusaBali
Hujan deras dan angin kencang pada Jumat (29/1) memicu gelombang pasang di pesisir Utara Buleleng. Gelombang pasang setinggi 2 meter menjebol jalan di pesisir utara wilayah Lingkungan Kayubuntil, Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Sabtu (30/1) pagi.
Kerusakan jalan yang merupakan akses warga Lingkungan Kayubuntil Barat itu diketahui jebol oleh warga setempat pada Sabtu (30/1) sekitar pukul 07.00 Wita. Warga saat itu baru saja akan membersihkan rumah. Akses jalan yang dijebol gelombang pasang tersebut tepatnya di depan Pura Taru Kembar Amertha Sari.
Menurut Nengah Wisada, 52, yang rumahnya berada di belakang Pura Taru Kembar, dia tak dapat tidur semalaman. Dia dan keluarganya sempat mengungsi ke balai lingkungan, karena hujan dan gelombang semakin tinggi. Air laut tak hanya naik ke jalan yang ada di pinggir pantai, tetapi juga menerobos halaman rumah warga yang berjarak tak lebih 15 meter dari jalan pinggir pantai.
“Dari sore kan sudah hujan, kemudian gelombang naik itu sekitar pukul 20.00 Wita. Atap rumah saya seperti mau diterbangkan angin rasanya,” kata Wisada.
Sementara jalan selebar 4 meter yang jebol akibat gelombang pasang kini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua saja. Lubang yang menganga di jalan itu cukup besar, dengan panjang sekitar 4 meter dan lebar 3 meter.
Kepala Lingkungan Kayubuntil Barat Ketut Bukit, mengungkapkan bencana gelombang pasang memang terjadi setiap tahun di pesisir Utara Buleleng. Namun bencana gelombang pasang tahun ini tergolong besar. Dia memperkirakan gelombang pasang ini, seperti pengalaman tahun sebelumnya akan mencapai puncak saat perayaan Hari Raya Imlek, dan mulai mereka setelah Imlek.
“Gelombangnya sampai dua meteran dan terjadi sepanjang malam. Sehingga warga kami gelisah. Kami sudah imbau kalau situasi sudah tidak memungkinkan tidur di rumah, sebaiknya mengungsi sementara ke balai lingkungan biar aman,” kata Ketut Bukit. Menurutnya ada sejumlah 50 KK warga di lingkungannya yang posisi rumahnya sangat rentan terdampak gelombang pasang.
Dia berharap pemerintah menyiapkan titik pengungsian yang lebih aman untuk mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem saat ini. Titik pengungsian ini diharapkan bisa jadi lokasi mitigasi warga untuk sementara waktu. Selain itu Ketut Bukit pun berharap akses jalan yang biasa mereka gunakan segera mendapat penanganan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana, saat dikonfirmasi terpisah mengaku sudah menerima laporan terkait kejadian tersebut. Namun untuk penanganannya sudah dikoordinasikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng. “Kerusakan jalan itu kewenangannya Balai Wilayah Sungai (BWS), nanti PU yang mengkoordinasikan termasuk penanganan daruratnya,” ujar Suadnyana.
Sedangkan Kadis PUTR Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra belum dapat dikonfirmasi hingga malam kemarin. *k23
Menurut Nengah Wisada, 52, yang rumahnya berada di belakang Pura Taru Kembar, dia tak dapat tidur semalaman. Dia dan keluarganya sempat mengungsi ke balai lingkungan, karena hujan dan gelombang semakin tinggi. Air laut tak hanya naik ke jalan yang ada di pinggir pantai, tetapi juga menerobos halaman rumah warga yang berjarak tak lebih 15 meter dari jalan pinggir pantai.
“Dari sore kan sudah hujan, kemudian gelombang naik itu sekitar pukul 20.00 Wita. Atap rumah saya seperti mau diterbangkan angin rasanya,” kata Wisada.
Sementara jalan selebar 4 meter yang jebol akibat gelombang pasang kini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua saja. Lubang yang menganga di jalan itu cukup besar, dengan panjang sekitar 4 meter dan lebar 3 meter.
Kepala Lingkungan Kayubuntil Barat Ketut Bukit, mengungkapkan bencana gelombang pasang memang terjadi setiap tahun di pesisir Utara Buleleng. Namun bencana gelombang pasang tahun ini tergolong besar. Dia memperkirakan gelombang pasang ini, seperti pengalaman tahun sebelumnya akan mencapai puncak saat perayaan Hari Raya Imlek, dan mulai mereka setelah Imlek.
“Gelombangnya sampai dua meteran dan terjadi sepanjang malam. Sehingga warga kami gelisah. Kami sudah imbau kalau situasi sudah tidak memungkinkan tidur di rumah, sebaiknya mengungsi sementara ke balai lingkungan biar aman,” kata Ketut Bukit. Menurutnya ada sejumlah 50 KK warga di lingkungannya yang posisi rumahnya sangat rentan terdampak gelombang pasang.
Dia berharap pemerintah menyiapkan titik pengungsian yang lebih aman untuk mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem saat ini. Titik pengungsian ini diharapkan bisa jadi lokasi mitigasi warga untuk sementara waktu. Selain itu Ketut Bukit pun berharap akses jalan yang biasa mereka gunakan segera mendapat penanganan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana, saat dikonfirmasi terpisah mengaku sudah menerima laporan terkait kejadian tersebut. Namun untuk penanganannya sudah dikoordinasikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng. “Kerusakan jalan itu kewenangannya Balai Wilayah Sungai (BWS), nanti PU yang mengkoordinasikan termasuk penanganan daruratnya,” ujar Suadnyana.
Sedangkan Kadis PUTR Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra belum dapat dikonfirmasi hingga malam kemarin. *k23
1
Komentar