Tak Mau Pasrah, Praktisi Pastry Bali Pilih Berkreasi
DENPASAR, NusaBali
Di saat sektor pariwisata masih mengalami pukulan akibat pandemi Coivid-19, pelaku pariwisata harus memulai terobosan agar tetap eksis.
Pandemi Covid-19 yang membuat kolaps pariwisata Bali dan ‘memakan’ korban. Secara umum korbannya adalah perekonomian Bali yang anjlok dalam. Triwulan III 2020 lalu, perkonomian Bali anjlok -12,98 persen. Berbagai upaya dilakukan pihak terkait mensiasati kondisi berat tersebut.
Di antaranya para profesional pastry atau aneka kue dan bakery. Merasakan dampak berat akibat anjloknya pariwisata Bali, para praktisi pastry pun berjuang dan berupaya bertahan. Caranya dengan kreasi dan inovasi berbekal keahlian sebagai pastry chef. “Ya banyak teman- yang berkreasi menyiasati pandemi,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah Indonesia Pastry Alliance (IPA) Bali, I Gede Agus Susanta, Minggu (31/1).
Walau dari sisi pendapatan belum maksimal, tetapi paling tidak bisa membantu menambal pendapatan keluarga di masa sulit pandemi. “Astungkara teman– teman banyak berkreasi dan berinovasi,” ucap Agus Susanta, pria asal Tabanan ini.
Agus Susanta mencontohkan dirinya sendiri. Sejak pandemi Februari 2020 lalu, Agus Susanta menggunakan ketrampilan membuat bisnis kue keluarga. Dikatakan pembuatan bisnis kue keluarga tersebut lanjut Agus Susanta, menjadi tambahan penghasilan yang lumayan menopang perekonomian keluarganya. “Demikian juga kawan-kawan lainnya banyak berkreasi. Tidak pasrah,” ucapnya.
Dari situlah lanjutnya, di mana manfaatnya masuk menjadi anggota asosiasi. Seperti anggota IPA, Dalam situasi tertentu ada ketrampilan yang bisa dimanfaatkan untuk membantu dalam kondisi sulit.
Ketrampilan dimaksud adalah professional dalam pembuatan aneka kue dan bakery. “Jadi ada manfaat dan bisa saling komunikasi,” kata Agus Susanta. *k17
1
Komentar