Bale Gong di Pura Desa Lemukih Roboh Akibat Diamuk Hujan-Angin
SINGARAJA, NusaBali
Bangunan Bale Gong di Madya Mandala Pura Desa Adat Lemukih, Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Buleleng ambruk hingga rata dengan tanah akibat diterjang angin kencang disertai hujan deras, Jumat (29/1) sore pukul 15.00 Wita.
Hingga Senin (1/2), puing reruntuhan bangunan Bale Gong berukuran 16 meter x 6 meter ini belum dievakuasi. Pantauan NusaBali, Senin siang, atap genting bangunan Bale Gong yang ambruk hingga rata dengan tanah ini nampak berserakan di halaman Madya Mandala Pura Desa Adat Lemukih. Sebagian genting lagi terlihat masih menempel di kerangka atap Bale Gong yang ambruk.
Bukan hanya atapnya, tiang kayu penyangga Bale Gong sebanyak 8 saka (tiang) juga ikut roboh hingga rata dengan tanah. Bahkan, saka sudah tercabut dari posisinya semula. Kelian Desa Adat Lemukih, Putu Widarta, mengatakan bangunan Bale Gong yang ambruk ini sebetulnya baru selesai dibangun sekitat 4 bulan lalu. Bahkan, Bale Gong ini belum pernah digunakan sejak tuntas dibangun.
Menurut Putu Widarta, peristiwa ambruknya Bale Gong di Pura Desa Adat Lemukih ini pertama kali dilaporkan seorang krama yang tinggal di sebelah lokasi TKP, Jumat sore. Saat kejadian sekitar pukul 15.00 Wita, kawasan Desa Lemukih sedang diamuk hujan angin. Kondisi hujan disertai angin kencang tersebut terjadi sejak sehari sebelumnya, Kamis (28/1) siang.
“Waktu itu, saya ditelepon sama krama di sini, katanya Bale Gong roboh. Padahal, Bale Gong ini baru selesia dibangun sekitar 4 bulan lalu,” terang Putu Widarta saat ditemui NusaBali di lokasi bencana Pura Desa Adat Lemukih, Senin kemarin.
Putu Widarta menyebutkan, Bale Gong yang ambruk hingga rata dengan tanah ini dibangun pada tahun anggran 2020. Pembangunannya menghabiskan dana sebesar Rp 216 juta. Sumber dananya, sebesar 120 juta dari APBDes Lemukih dan sisanya Rp 96 juta dari swadaya krama Desa Adat Lemukih.
Kerugian material akibat ambruknya bangunan Bale Ging di Madya Mandala Pura Desa Adat Lemukih ini ditaksir mencapai Rp 200 juta. Putu Widarta sendiri mengaku sudah melaporkan peristiwa bencana alam ini kepada Pemerintah Kecamatan Sawan, Buleleng secara lisan. “Tadi pagi (kemarin) Sat Pol PP Kecamatan Sawan juga sudah terjun ke sini mengecek kerusakan, setelah kami menyampaikan laporan secara lisan,” tandas Putu Widarta.
Putu Widarta mengaku segera akan mengumpulkan krama Desa Adat Lemukih untuk bergotong royong mengumpulkan puing-puing reruntuhan Bale Gong yang masih bisa dipakai kembali. Saat gotong royong yang diagendakan Jumat (5/2) nanti, sekalian akan digelar paruman desa, dengan melibatkan semua prajuru adat, krama, dan prawayah desa.
“Nanti akan kami minta pertimbangan dari prajuru prawayah dan krama desa untuk tindak lanjut dan penanganan pasca bencana. Kita berharap saat Hari Raya Galungan mendatang, Bale Gong yang ambruk ini bisa dipakai lagi,” katanya. “Setelah ada keputusan, nanti saat Tilem Kawulu, 11 Februari 2021, baru bisa mapiuning kepada Ida Sesuhunan yang meliggih di sini (Pura Desa Adat Lemukih, Red),” papar Putu Widarta.
Sementara itu, Camat Sawan, I Gusti Putu Ngurah Mastika, mengaku sudah menerjunkan personel Trantib ke lokasi bencana di Pura Desa Adat Lemukih. “Tadi (kemarin) personel Trantib sudah mengumpulkan data dan foto, sebagai bahan laporan ke BPBD Buleleng,” papar Camat IGP Ngurah Mastika saat dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin. *k23
Komentar