19 Desa di Tabanan Kena Jalur
Penlok Tol Mengwi - Gilimanuk Belum Pasti
TABANAN, NusaBali
Rencana proyek Jalan Tol Mengwi - Gilimanuk yang ditarget rampung tahun 2023 sedang berporses.
Untuk di wioayah Tabanan, ada 19 desa pada 5 kecamatan yang terdampak jalan tol sepanjang 95 km ini. Seluruh perbekel dan camat yang desanya terdampak sudah sempat diundang ke Pemprov Bali untuk mengetahui pembahasan secara detail jalur jalan tol itu.
19 desa yang akan dilalui jalan tol tersebut yakni Desa Timpag, Desa Sembung Gede, Desa Batuaji, di Kecamatan Kerambitan. Desa Riang Gede, Desa Wanasari, Desa Buahan, di Kecamatan Tabanan. Desa Tegal Jadi, Desa Marga Dauh Puri, Desa Marga, Desa Selanbawak, di Kecamatan Marga. Desa Selabih, Desa Lalanglinggah, Desa Lumbung, Desa Bengkel Sari, Desa Antosari, di Kecamatan Selemadeg Barat. Desa Bajera Utara dan Desa Selemadeg, di Kecamatan Selemadeg. Desa Megati dan Desa Gadungan, di Kecamatan Selemadeg Timur.
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Tabanan I Gede Partana menjelaskan rancangan proyek jalan tol ini baru tahap pertama, yakni survei rute dalam rangka pembuatan FS (feasibility study). Setelah nanti proses survei rute selesai, baru diajukan penlok (penentuan lokasi) kepada Gubernur dan Bupati untuk desa – desa yang terkena jalur proyek tersebut. “Setelah mendapat persetujuan itu, baru dibuatkan DED (detail engenering desain), baru tahap pengajuan anggaran dan tahap berikutnya,” ungkap Partana, Rabu (3/2).
Kata Partana, saat ini pembuatan jalan tol ini baru tahap pertama dan belum adanya penentuan lokasi. “Kalau tidak salah, ada lagi 6 tahap. Penentuan lokasi rute jalan ini dari Bupati dan Gubernur Bali, bukan dari kami,” tegasnya.
Menurutnya, bagi desa yang wilayahnya kena jalur tol, perbekel dan camat sudah sempat diundang oleh konsultan diampingi Dinas PU Provinsi Bali pada 17 Desember 2020. “Bagi desa yang terdampak, perbekel dan camat di masing-masing wilayah baru diundang sekali untuk pembahasan detail rencana jalur dan penanganan Jalan Tol Mengwi -Gilimanuk,” terangnya.
Sementara itu, Camat Selemadeg I Putu Gede Wirawan mengatakan di Kecamatan Selemadeg ada 2 desa yang nantinya terdampak jalan tol. Dua desa ini, Desa Bajera Utara dan Desa Selemadeg. Karena belum ada penentuan lokasi, maka belum adanya sosialiasi ke tingkat masyarakat. “Sosialiasi belum ada, koordinasi baru di tingkat provinsi dan kabupaten,” jelasnya.
Menurutnya, sesuai pengalaman dia saat adanya pembanguan shot cut, jika sudah seluruhnya siap, baru ada tim sosialisasi ke masyarakat. “Baru besok (Kamis ini,Red) ke Provinsi Bali, masih membahas detail-detail, seperti masukan dan lain-lain. Saya juga ikut besok,” tegasnya.
Dijelaskan, meskipun belum ada penentuan lokasi pasti, sesuai penjelasan dari pihak kabupaten, 2 desa yang terdampak ini diminimalisir pura dan tempat bersejarah tidak ikut terdampak. “Sepertinya ini di utara pemukiman, dan kami harapkan agar dihindari jika ada hal riskan tertutama tempat bersejarah,” tegasnya.
Hal serupa disampaikan Perbekel Batuaji, Kecamatan Kerambitan, I Dewa Ketut Suagiman. Menurutnya, hingga saat ini terkait dengan respon masyarakat belum ada karena penentuan lokasi belum jelas. Yang jelas, jalur tol di Desa Batuaji tidak sampai mengorbankan banyak pemukiman. “Yang dilalui sebelah utara kawasan persawahan, tidak sampai melalui di permukiman padat,” tegasnya. *des
Komentar