Pamedek di Pura Jagatnatha Buleleng Dirapid Antigen
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 116 orang pamedek (umat yang tangkil sembahyang) ke Pura Agung Jagatnatha Buleleng saat Hari Raya Pagerwesi pada Buda Kliwon Sinta, Rabu (3/2), dirapid test antigen oleh jajaran Kodim 1609/Buleleng.
Selain pamedek, pamangku dan pengempon pura serta sejumlah pedagang canang di depan Pura Jagatnatha Buleleng juga dirapid test antigen, sebagai upaya antisipasi penyebaran Covid-19. Jajaran Kodim 1609/Buleleng dibantu tim dari Dinas Kesehatan Buleleng dan Rumkit Tingkat IV RSAD Singaraja, sudah memasang dua meja di depan pintu masuk Pura Jagatnatha Buleleng, sejak pagi pukul 08.00 Wita. Setiap pamedek diingatkan kembali untuk tetap menjaga protokol kesehatan Covid-19, sebelum masuk ke areal pura di sebelah selatan SMAN 1 Singaraja tersebut.
Setelah itu, pamedek langsung ditawari menjalani rapid test antigen, jika memang berkenan. Sebagian yang berkenan ada yang langsung menjalani rapid test antigen, ada pula yang memilih sembahyang dulu. Selain itu, banyak juga pamedek yang menolak dirapid test antigen.
Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, menjelaskan kegiatan rapid test antigen yang menyasar pamedek saat rahina Pagerwesi ini sebagai salah satu upaya menekan kasus penularan Covid-19. Terlebih, belakangan banyak ditemukan penyebaran Covid-19 klaster upacara adat/keagamaan.
“Salah satu konsentrasi Satgas dalam menanganan Coivd-19 adalah tempat ibadah, sesuai dengan penekanan Pemprov Bali dan Pemkab Buleleng. Sehingga kegiatan hari ini (kemarin) sebagai langkan antisipasi terjadinya penyebaran virus di tempat ibadah,” jelas Letkol Windra di sela-sela memantau pelaksanaan rapit test antigen kepada pamedek di depan Pura Jagatnatha Buleleng, Rabu kemarin.
Menurut Letkol Windra, penyebaran Covid-19 klaster upacara adat, antara lain, muncul di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Ada puluhan warga satu banjar di Desa Pancasari yang terpapar Covid-19 usai pesta resepsi pernikahan. Hal itu yang membuat Desa Pancasari menjalani pengetatan dan pengawasan aktivitas masyarakat selama dua pekan penuh.
Sedangkan klaster tempat ibadah muncul di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, akhir Januari 2021 lalu. Belasan umat yang sempat melakukan kebaktian di salah satu tempat ibadah di Desa Munduk tertular Corona dari salah satu yang terkonfirmasi positif lebih dulu. “Ini yang kami tidak inginkan terjadi kembali di Buleleng,” tegas Letkol Windra.
Sementara, dari 116 pamedek di Pura Jagatnatha Buleleng yang menjalani rapid test antigen, 3 orang di antaranya menunjukkan hasil reaktif. Kodim 1609/Buleleng selanjutnya berkoordinasi dengan Puskesmas Buleleng I, untuk dilakukan uji swab terhadap ketiga orang tersebut.
Salah satu peserta rapid test antigen di Pura Agung Jagatnatha Buleleng, Ni Luh Niki Anggari Manesya, 20, bersedia dites karena penasaran dengan kondisi kesehatannya di masa pandemi Covid-19. “Selama ini, saya khawatir juga karena tidak tahu positif atau tidak? Saya kan sering beraktivitas di luar rumah. Cukup degdegan sih tadi menunggu hasilnya. Tetapi, setelah tahu hasilnya non reaktif, saya agak lega,” tutur teruni asal Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng yang masih berstatus mahasiswi sebuah perguruan tinggi ini.
Sementara itu, per Rabu kemarin di Provinsi Bali kembali muncul 261 kasus Covid-19, bersamaan dengan 239 pasien sembuh dan 6 pasien lagi diumumkan meninggal. Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, tambahan kasus terbanyak terjadi di Gianyar mencapai 58 kasus baru, disusul Kota Denpasar (48 kasus baru), Badung (47 kasus baru), Bangli (33 kasus baru), Tabanan (23 kasus baru), Jembrana (22 kasus baru), Buleleng (14 kasus baru), Klungkung (10 kasus baru), selain luar daerah (6 kasus baru). Satu-satunya daerah di Bali yang nihil kasus baru adalah Karangasem.
Dengan tambahan 261 pasien baru per Rabu kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali kini tembus 27.127 kasus. Berdasarkan klasifikasi penyebarannya, terbanyak merupakan kasus transmisi lokal (penularan di daerah) yakni mencapai 25.867 orang atau 95,35 persen dari total 27.127 kasus positif. Sisanya, 301 orang imported case dari riwayat perjalanan ke luar negeri (1,11 persen), 951 orang imported case dengan riwayat perjalanan ke luar daerah Bali (3,51 persen), dan 8 orang WNA (0,03 persen).
Daerah di Bali yang paling parah terpapar Covid-19 hingga saat ini masih tetap Denpasar mencapai 7.904 kasus, disusul Badung (5.067 kasus), Gianyar (3.336 kasus), Tabanan (3.238 kasus), Buleleng (1.851 kasus), Jembrana (1.618 kasus), Bangli (1.370 kasus), Karangasem (1.268 kasus), dan Klungkung (1.131 kasus). Sedangkan dari luar daerah Bali mencapai 280 kasus dan WNA 64 kasus.
Pada hari yang sama, Rabu kemarin, di Bali terdapat tambahan 239 pasien Covid-19 yang berhasil sembuh. Tambahan pasien sembuh terbanyak berada di Denpasar mencapai 76 orang, disusul Tabanan (53 pasien sembuh), Bangli (31 pasien sembuh), Badung (25 pasien sembuh), Gianyar (22 pasien sembuh), Buleleng (10 pasien sembuh), Klungkung (10 pasien sembuh), Jembrana (7 pasien sembuh), Karangasem (4 pasien sembuh), selain juga dari luar daerah (2 pasien sembuh).
Dengan tambahan 372 pasien sembuh per Selasa kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 ini, maka jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 22.946. Angka kesembuhan di Bali pun merangkak ke angka 84,59 persen dari total 27.127 kasus positif atau naik tipis sekitar 0,07 persen dibanding sehari sebelumnya. Namun, ini masih jauh dari rekor tingkat kesembuhan tertinggi di Bali selama pandemi Covid-19 yang mencapai 92,24 persen per 10 November 2020 lalu.
Hingga saat ini, jumlah pasien Covid-19 di Bali yang masih dalam perawatan mencapai 3.479 orang atau 12,82 persen dari total 27.127 kasus positif. Jumlah pasien dalam perawatan terbanyak berada di Denpasar mencapai 1.079 orang, disusul Badung (749 orang), Gianyar (541 orang), dan Tabanan (299 orang).
Sedangkan jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia kini mencapai 702 orang atau 2,59 persen dari total 27.127 kasus positif. Ini setelah per Rabu kemarin kembali diumumkan ada 6 pasien meninggal, masing-masing di Denpasar (2 orang), Badung (2 orang), Gianyar (1 orang), dan Jembrana (1 orang). Total 702 pasien yang meninggal ini terdiri dari 698 orang WNI dan 4 orang WNA.
Dari jumlah itu, korban meninggal terbanyak berada di Denpasar mencapai 143 orang, disusul Gi-anyar (106 orang), Badung (100 orang), Buleleng (81 orang), Tabanan (86 orang), Karangasem (57 orang), Jembrana (50 orang), Bangli (48 orang), dan Klungkung (25 orang). *k23,nar
Setelah itu, pamedek langsung ditawari menjalani rapid test antigen, jika memang berkenan. Sebagian yang berkenan ada yang langsung menjalani rapid test antigen, ada pula yang memilih sembahyang dulu. Selain itu, banyak juga pamedek yang menolak dirapid test antigen.
Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, menjelaskan kegiatan rapid test antigen yang menyasar pamedek saat rahina Pagerwesi ini sebagai salah satu upaya menekan kasus penularan Covid-19. Terlebih, belakangan banyak ditemukan penyebaran Covid-19 klaster upacara adat/keagamaan.
“Salah satu konsentrasi Satgas dalam menanganan Coivd-19 adalah tempat ibadah, sesuai dengan penekanan Pemprov Bali dan Pemkab Buleleng. Sehingga kegiatan hari ini (kemarin) sebagai langkan antisipasi terjadinya penyebaran virus di tempat ibadah,” jelas Letkol Windra di sela-sela memantau pelaksanaan rapit test antigen kepada pamedek di depan Pura Jagatnatha Buleleng, Rabu kemarin.
Menurut Letkol Windra, penyebaran Covid-19 klaster upacara adat, antara lain, muncul di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Ada puluhan warga satu banjar di Desa Pancasari yang terpapar Covid-19 usai pesta resepsi pernikahan. Hal itu yang membuat Desa Pancasari menjalani pengetatan dan pengawasan aktivitas masyarakat selama dua pekan penuh.
Sedangkan klaster tempat ibadah muncul di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, akhir Januari 2021 lalu. Belasan umat yang sempat melakukan kebaktian di salah satu tempat ibadah di Desa Munduk tertular Corona dari salah satu yang terkonfirmasi positif lebih dulu. “Ini yang kami tidak inginkan terjadi kembali di Buleleng,” tegas Letkol Windra.
Sementara, dari 116 pamedek di Pura Jagatnatha Buleleng yang menjalani rapid test antigen, 3 orang di antaranya menunjukkan hasil reaktif. Kodim 1609/Buleleng selanjutnya berkoordinasi dengan Puskesmas Buleleng I, untuk dilakukan uji swab terhadap ketiga orang tersebut.
Salah satu peserta rapid test antigen di Pura Agung Jagatnatha Buleleng, Ni Luh Niki Anggari Manesya, 20, bersedia dites karena penasaran dengan kondisi kesehatannya di masa pandemi Covid-19. “Selama ini, saya khawatir juga karena tidak tahu positif atau tidak? Saya kan sering beraktivitas di luar rumah. Cukup degdegan sih tadi menunggu hasilnya. Tetapi, setelah tahu hasilnya non reaktif, saya agak lega,” tutur teruni asal Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng yang masih berstatus mahasiswi sebuah perguruan tinggi ini.
Sementara itu, per Rabu kemarin di Provinsi Bali kembali muncul 261 kasus Covid-19, bersamaan dengan 239 pasien sembuh dan 6 pasien lagi diumumkan meninggal. Berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, tambahan kasus terbanyak terjadi di Gianyar mencapai 58 kasus baru, disusul Kota Denpasar (48 kasus baru), Badung (47 kasus baru), Bangli (33 kasus baru), Tabanan (23 kasus baru), Jembrana (22 kasus baru), Buleleng (14 kasus baru), Klungkung (10 kasus baru), selain luar daerah (6 kasus baru). Satu-satunya daerah di Bali yang nihil kasus baru adalah Karangasem.
Dengan tambahan 261 pasien baru per Rabu kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 di Bali kini tembus 27.127 kasus. Berdasarkan klasifikasi penyebarannya, terbanyak merupakan kasus transmisi lokal (penularan di daerah) yakni mencapai 25.867 orang atau 95,35 persen dari total 27.127 kasus positif. Sisanya, 301 orang imported case dari riwayat perjalanan ke luar negeri (1,11 persen), 951 orang imported case dengan riwayat perjalanan ke luar daerah Bali (3,51 persen), dan 8 orang WNA (0,03 persen).
Daerah di Bali yang paling parah terpapar Covid-19 hingga saat ini masih tetap Denpasar mencapai 7.904 kasus, disusul Badung (5.067 kasus), Gianyar (3.336 kasus), Tabanan (3.238 kasus), Buleleng (1.851 kasus), Jembrana (1.618 kasus), Bangli (1.370 kasus), Karangasem (1.268 kasus), dan Klungkung (1.131 kasus). Sedangkan dari luar daerah Bali mencapai 280 kasus dan WNA 64 kasus.
Pada hari yang sama, Rabu kemarin, di Bali terdapat tambahan 239 pasien Covid-19 yang berhasil sembuh. Tambahan pasien sembuh terbanyak berada di Denpasar mencapai 76 orang, disusul Tabanan (53 pasien sembuh), Bangli (31 pasien sembuh), Badung (25 pasien sembuh), Gianyar (22 pasien sembuh), Buleleng (10 pasien sembuh), Klungkung (10 pasien sembuh), Jembrana (7 pasien sembuh), Karangasem (4 pasien sembuh), selain juga dari luar daerah (2 pasien sembuh).
Dengan tambahan 372 pasien sembuh per Selasa kemarin, maka jumlah kumulatif positif Covid-19 ini, maka jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang sudah berhasil sembuh kini mencapai 22.946. Angka kesembuhan di Bali pun merangkak ke angka 84,59 persen dari total 27.127 kasus positif atau naik tipis sekitar 0,07 persen dibanding sehari sebelumnya. Namun, ini masih jauh dari rekor tingkat kesembuhan tertinggi di Bali selama pandemi Covid-19 yang mencapai 92,24 persen per 10 November 2020 lalu.
Hingga saat ini, jumlah pasien Covid-19 di Bali yang masih dalam perawatan mencapai 3.479 orang atau 12,82 persen dari total 27.127 kasus positif. Jumlah pasien dalam perawatan terbanyak berada di Denpasar mencapai 1.079 orang, disusul Badung (749 orang), Gianyar (541 orang), dan Tabanan (299 orang).
Sedangkan jumlah kumulatif pasien Covid-19 di Bali yang meninggal dunia kini mencapai 702 orang atau 2,59 persen dari total 27.127 kasus positif. Ini setelah per Rabu kemarin kembali diumumkan ada 6 pasien meninggal, masing-masing di Denpasar (2 orang), Badung (2 orang), Gianyar (1 orang), dan Jembrana (1 orang). Total 702 pasien yang meninggal ini terdiri dari 698 orang WNI dan 4 orang WNA.
Dari jumlah itu, korban meninggal terbanyak berada di Denpasar mencapai 143 orang, disusul Gi-anyar (106 orang), Badung (100 orang), Buleleng (81 orang), Tabanan (86 orang), Karangasem (57 orang), Jembrana (50 orang), Bangli (48 orang), dan Klungkung (25 orang). *k23,nar
Komentar