Warga Tuding Aktivitas Lazer Hambat Hujan
“Biasanya pada bulan Nopember ini, daerah kami itu sudah mulai diguyur hujan, tapi ini sudah pertengahan belum juga ada tanda-tanda turun hujan." (Warga SCTP)
SINGARAJA, NusaBali
Warga di empat desa bertetangga, Desa Sidatapa, Cempaga, Tigawasa dan Desa Pedawa (SCTP) di Kecamatan Banjar, mulai meradang akibat musim kemarau yang panjang. Tanaman cengkeh milik warga di empat desa itu mulai mati akibat tidak mendapat air.
Warga pun menilai kemarau yang cukup panjang itu akibat aktivitas sinar lazer dari sebuah perusahaan yang berlokasi di Desa Temukus, Kecamatan Banjar. Sinar itu ditenggarai sebagai alat pemecah awan mendung, hingga tidak jadi turun hujan. Hampir tiap malam, warga SCTP melihat kilatan sinar ke langit dari wilayah Temukus.
Perwakilan warga SCTP yang persoalkan aktivitas sinar lazer itu, sempat mendatangi Kantor Camat Banjar, Selasa (24/11) sore. Mereka minta agar pihak kecamatan bisa menghentikan aktivitas sinar lazer tersebut. Masalahnya, warga curiga aktivitas sinar lazer itu menjadi penyebab hujan tidak turun juga. Padalah, warga perkirakan, semestinya hujan sudah mulai mengguyur wilayah SCTP kendati intensitasnya kecil. “Biasanya pada bulan Nopember ini, daerah kami itu sudah mulai diguyur hujan, tapi ini sudah pertengahan belum juga ada tanda-tanda turun hujan. Kami melihat setiap malam itu awan mendung itu selalu disinari, sehingga itu penyebabnya, awal itu menyebar lagi sehingga tidak jadi turun hujan,” terang Perbekel Desa Sidetapa, Putu Gede yang dikonfirmasi, Rabu (25/1).
Perbekel Putu Gede menyebut, rata-rata tanaman cengkeh petani di empat desa itu sudah ada yang mati perlahan akibat kesulitan air. Tanaman yang mati itu terutama tanaman cengkeh yang baru ditanam. “Ada 15 persenan, tanaman cengkeh petani itu sudah mati. Ini gara-garanya sinar lazer itu, tiap malam sinar itu nembak-nembak awan mendung dilangit, sehingga tidak bisa turun hujan,” ujarnya.
Perbekel Putu Gede menyebut, pihaknya datang ke kantor Camat, agar pihak kecamatan bisa menyampaikan aspirasinya. Karena warga mendesak agar aktivitas sinar lazer itu dihentikan. ”Kami sudah dimediasi dengan pak camat, intinya sudah ada kesepakatan, aktivitas sinar lazer itu dihentikan. Kalau itu terjadi kami, warga akan menutup sendiri aktivitas itu,” katanya.
Sementara, Camat Banjar Gusti Ngurah Nuradi saat dikonfirmasi terpisah pihaknya mengakui bahwa warga di empat desa sempat memprotes aktivitas sinar lampu yang dianggap sebagai pemicu tidak turun hujan. ”Masyarakat yang ada di wilayah Banjar bagian atas memang datang, mereka minta agar aktivitas itu dihentikan, kami sudah mediasi. Sejatinya itu hanya sinar lampu biasa. tapi dalam pertemuan itu pihak perusahaan sudah berjanji menghentikan aktivitas penggunaan lampu tersebut,” terangnya.
1
Komentar