Pelaku Pariwisata Diprioritaskan Divaksin
Industri pariwisata Bali siap buka border untuk sambut wisman yang bebas Covid-19.
DENPASAR,NusaBali
Hadirnya vaksin Corona di Indonesia tentu membawa angin segar bagi pulihnya perekonomian, termasuk sektor pariwisata.Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengupayakan agar pelaku parekraf dapat prioritas untuk vaksinasi.
Pelaku pariwisata Bali mendesak agar vaksinasi Sinovac dipercepat untuk pariwisata Bali. Hal itu sebagai persiapan maupun antisipasi pemulihan pariwisata Bali ke depan. Lebih-lebih Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, mempertimbangkan pemberlakuan Free Covid-19 Coridor (FCC ) bagi wisatawan manca negara bisa berwisata ke Bali.
Paling tidak 500 ribu pekerja pariwisata dan pekerja terkait lainnya bisa didahulukan mendapatkan vaksin. Atau setelahnya sampai 1,2 juta orang.
“Kami sangat setuju dengan rencana FCC yang disampaikan Pak Menteri ( Menparekraf), “ ucap Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) I Made Ramia Adnyana, Rabu (3/2).
Pariwisata Bali memang mesti segera dipulihkan, agar perekonomian masyarakat bisa menggeliat kembali.
Apalagi, lanjut tokoh pariwisata asal Karangasem ini, industri pariwisata sudah sangat siap. Kesiapan tersebut dilihat dari verifikasi dan sertifikasi penerapan protokol kesehatan, mulai dari hotel, DTW, sarana dan prasarana serta pendukung pariwisata lainnya. “Sesungguhnya tinggal kita buka border saja,” tegas Ramia Adnyana.
Untuk mendukung kesiapan itulah vaksinasi Covid-19, tegas Ramia Adnyana agar diprioritaskan untuk pihak industri pariwisata. Sepanjang yang diketahuinya, lanjut Ramia Adnyana, vaksinasi Covid-19, belum dilakukan di sektor pariwisata.
Desakan senada disampaikan Sang Putu Eka Pertama, GM dari The ONE Legian di Legian, Kuta Badung. “Apapun kebijakan Pusat sepanjang bisa mempercepat proses pulihnya pariwisata Bali kita apresiasi,” ujarnya dihubungi terpisah.
Salah satu opsi penerapan FCC bagi wisman. Tentu saja, kata Sangtu Eka Pertama, dengan penerapan prokes yang ketat.
Sebelumnya Kemenparekraf mengupayakan jika pelaku wisata dan ekonomi kreatif yang prioritas mendapatkan vaksin.
"Untuk vaksinasi, dana Kemenparekraf dipotong Rp 350 miliar karena kata Ibu Menteri Keuangan ada program vaksinasi. Saya bilang boleh dipotong asalkan kita menginginkan afirmasi. Jadi vaksin yang diberikan prioritas kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dan geografi yang sangat membutuhkan vaksinasi seperti Bali misalnya dan tempat lainnya," papar Sandiaga Uno pada kegiatan 'Bincang Bincang Program CHSE Dan Gerakan Pakai Masker', Selasa (2/2) di Gedung Balai Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta.
Terpuruk
Sekadar diketahui ekonomi Bali sendiri anjlok hingga minus-12 persen (12,98 persen) yang merupakan pertumbuhan terendah dari 34 provinsi di Indonesia pada triwulan III 2020. Semua itu akibat terpuruknya sektor pariwisata, yang merupakan andalan dari perekonomian Bali.
Karena itulah upaya untuk mempercepat pulihnya pariwisata Bali pasti mendapat dukungan. Termasuk rencana penerapan FCC. “Kalau pariwisata mensuport 100 persen,” ujarnya.
Tegasnya, perekonomian akan bergerak dan tumbuh jika ada devisa. Salah satunya untuk Bali dominan bersumber dari sektor pariwisata.
Sangtu Eka Pertama menggambarkan bagaimana parahnya kondisi pariwisata Bali saat ini. Menurutnya tingkat hunian hotel sekarang ini hanya satu digit, dibawah 5 persen. Padahal sebelumnya, ketika Bali mulai buka untuk wisatawan nusantara, tingkat hunian sempat mencapai 25-30 persen. Namun sejak penerapan Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tingkat hunian anjlok drastis.
Sebelumnya Menparekraf Sandiaga Uno menyatakan akan melakukan tiga langkah jangka pendek dan jangka menengah untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.
Ketiga langkah tersebut, pertama mendorong dan lebih giat mengusahakan Program Soft Loan Rp 9,9 triliun untuk pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Bali. Kedua Covid Afirmasi, dimana Bali diharapkan mendapatkan perhatian khusus dari segi vaksin (anti Covid-19), mengacu kondisi ekonomi Bali yang minus -12,28 persn.
Yang ketiga dari usulan pelaku pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif, Sandiaga Uno mempertimbangkan menerapkan Free Covid Coridor (FCC). Dengan FCC, wisatawan yang sudah mendapatkan vaksin (anti Covid-19) diperbolehkan masuk ke Bali. Kemudian di Bali dilakukan test antigen. Karena sudah free Covid-19, wisman boleh beraktivitas di Bali.
FCC tersebut merujuk dibolehkannnya masuk tenaga kerja asing (TKA) sebanyak 5000 di Polawali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar) dengan pola tertentu. TKA dimaksud tentu sudah bebas Covid-19. Dari masukkan pelaku pariwisata Bali, pola itu coba akan diterapkan untuk memulihkan pariwisata Bali. *K17
Hadirnya vaksin Corona di Indonesia tentu membawa angin segar bagi pulihnya perekonomian, termasuk sektor pariwisata.Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengupayakan agar pelaku parekraf dapat prioritas untuk vaksinasi.
Pelaku pariwisata Bali mendesak agar vaksinasi Sinovac dipercepat untuk pariwisata Bali. Hal itu sebagai persiapan maupun antisipasi pemulihan pariwisata Bali ke depan. Lebih-lebih Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, mempertimbangkan pemberlakuan Free Covid-19 Coridor (FCC ) bagi wisatawan manca negara bisa berwisata ke Bali.
Paling tidak 500 ribu pekerja pariwisata dan pekerja terkait lainnya bisa didahulukan mendapatkan vaksin. Atau setelahnya sampai 1,2 juta orang.
“Kami sangat setuju dengan rencana FCC yang disampaikan Pak Menteri ( Menparekraf), “ ucap Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) I Made Ramia Adnyana, Rabu (3/2).
Pariwisata Bali memang mesti segera dipulihkan, agar perekonomian masyarakat bisa menggeliat kembali.
Apalagi, lanjut tokoh pariwisata asal Karangasem ini, industri pariwisata sudah sangat siap. Kesiapan tersebut dilihat dari verifikasi dan sertifikasi penerapan protokol kesehatan, mulai dari hotel, DTW, sarana dan prasarana serta pendukung pariwisata lainnya. “Sesungguhnya tinggal kita buka border saja,” tegas Ramia Adnyana.
Untuk mendukung kesiapan itulah vaksinasi Covid-19, tegas Ramia Adnyana agar diprioritaskan untuk pihak industri pariwisata. Sepanjang yang diketahuinya, lanjut Ramia Adnyana, vaksinasi Covid-19, belum dilakukan di sektor pariwisata.
Desakan senada disampaikan Sang Putu Eka Pertama, GM dari The ONE Legian di Legian, Kuta Badung. “Apapun kebijakan Pusat sepanjang bisa mempercepat proses pulihnya pariwisata Bali kita apresiasi,” ujarnya dihubungi terpisah.
Salah satu opsi penerapan FCC bagi wisman. Tentu saja, kata Sangtu Eka Pertama, dengan penerapan prokes yang ketat.
Sebelumnya Kemenparekraf mengupayakan jika pelaku wisata dan ekonomi kreatif yang prioritas mendapatkan vaksin.
"Untuk vaksinasi, dana Kemenparekraf dipotong Rp 350 miliar karena kata Ibu Menteri Keuangan ada program vaksinasi. Saya bilang boleh dipotong asalkan kita menginginkan afirmasi. Jadi vaksin yang diberikan prioritas kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dan geografi yang sangat membutuhkan vaksinasi seperti Bali misalnya dan tempat lainnya," papar Sandiaga Uno pada kegiatan 'Bincang Bincang Program CHSE Dan Gerakan Pakai Masker', Selasa (2/2) di Gedung Balai Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta.
Terpuruk
Sekadar diketahui ekonomi Bali sendiri anjlok hingga minus-12 persen (12,98 persen) yang merupakan pertumbuhan terendah dari 34 provinsi di Indonesia pada triwulan III 2020. Semua itu akibat terpuruknya sektor pariwisata, yang merupakan andalan dari perekonomian Bali.
Karena itulah upaya untuk mempercepat pulihnya pariwisata Bali pasti mendapat dukungan. Termasuk rencana penerapan FCC. “Kalau pariwisata mensuport 100 persen,” ujarnya.
Tegasnya, perekonomian akan bergerak dan tumbuh jika ada devisa. Salah satunya untuk Bali dominan bersumber dari sektor pariwisata.
Sangtu Eka Pertama menggambarkan bagaimana parahnya kondisi pariwisata Bali saat ini. Menurutnya tingkat hunian hotel sekarang ini hanya satu digit, dibawah 5 persen. Padahal sebelumnya, ketika Bali mulai buka untuk wisatawan nusantara, tingkat hunian sempat mencapai 25-30 persen. Namun sejak penerapan Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tingkat hunian anjlok drastis.
Sebelumnya Menparekraf Sandiaga Uno menyatakan akan melakukan tiga langkah jangka pendek dan jangka menengah untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.
Ketiga langkah tersebut, pertama mendorong dan lebih giat mengusahakan Program Soft Loan Rp 9,9 triliun untuk pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Bali. Kedua Covid Afirmasi, dimana Bali diharapkan mendapatkan perhatian khusus dari segi vaksin (anti Covid-19), mengacu kondisi ekonomi Bali yang minus -12,28 persn.
Yang ketiga dari usulan pelaku pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif, Sandiaga Uno mempertimbangkan menerapkan Free Covid Coridor (FCC). Dengan FCC, wisatawan yang sudah mendapatkan vaksin (anti Covid-19) diperbolehkan masuk ke Bali. Kemudian di Bali dilakukan test antigen. Karena sudah free Covid-19, wisman boleh beraktivitas di Bali.
FCC tersebut merujuk dibolehkannnya masuk tenaga kerja asing (TKA) sebanyak 5000 di Polawali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar) dengan pola tertentu. TKA dimaksud tentu sudah bebas Covid-19. Dari masukkan pelaku pariwisata Bali, pola itu coba akan diterapkan untuk memulihkan pariwisata Bali. *K17
Komentar