Wajibkan Ganti Masker Sebelum Masuk Areal Sekolah
Bupati Agus Suradnyana Pantau Simulasi PTM di SDN 3 Banjar Jawa
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN 3 Banjar Jawa, Singaraja diberlakukan sepekan sekali, satu meja diplot hanya untuk satu siswa, sehingga dalam satu ruangan hanya diisi 16 siswa
SINGARAJA, NusaBali
Satuan pendidikan di Kabupaten Buleleng kembali melangsungkan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemi Covid-19. Simulasi kali ini digelar di SDN 3 Banjar Jawa, Jalan Ngurahg Rai Singaraja, Kamis (4/2) pagi, dengan dipantau langsung Bupati Putu Agus Suradnyana. Dalam penerapan PTM ke depan, Bupati Agus Suradnyana wajibkan seluruh siswa, guru, dan pegawai untuk ganti masker sebelum masuk dan keluar sekolah.
Selain Bupati Agus Suradnyana, simulasi penerapan PTM di SDN 3 Banjar Jawa, Kamis kemarin, juga dihadiri sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Buleleng. Simulasi digelar selama setengah jam, mulai pukul 07.30 Wita hingga 08.00 Wita.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Made Astika, mengatakan simulasi PTM ini dilaksankan dengan skenario yang telah disusun sekolah. Khusus SDN 3 Banjar Jawa dengan 19 rombongan belajar (Rombel) di 6 tingkat, melangsungkan PTM dengan skenario hanya sekali dalam seminggu per jenjang.
Dengan penerapan PTM seminggu sekali, maka SDN 3 Banjar Jawa yang merupakan sekolah peraih Juara I Sekolah UKS Nasional, tidak lagi menerapkan sistem full day school, melainkan kembali ke 6 hari kerja. “Kasek SDN 3 Banjar Jawa mengambil langkah untuk memenuhi keinginan orangtua, anak didik, dan guru, karena rindu sekolah. Rindu bertemu guru dan teman sekolah, selain mengatasi kewalahan orangtua juga mengatasi pembelajaran anaknya di rumah,” jelas Made Astika.
Sedangkan Kepala Sekolah (Kasek) SDN 3 Banjar Jawa, Ida Bagus Soma Putra, mengatakan sejauh ini sekolahnya yang berlokasi di Jalan Ngurah Rai Sinharaja tersebut masih mengutamakan pembelajaran daring. Dan, sistem pembelajaran daring di sini berjalan sangat lancar.
Hanya saja, kata Soma Putra, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir setahun ini memunculkan keluhan anak didik yang rindu suasana sekolah, rindu guru, dan rindu teman-temannya. Menurut Soma Putra, pola pembelajaran di SDN 3 Banjar Jawa masih fokus ke daring seagai pilihan utama.
“Untuk PTM, kami hanya menekankan pengembangan karakter siswa, membahas materi yang terkendala dalam daring, dan membahas materi yang berhubungan pandemi. Mudah-mudahan bisa diizinkan PTM, sehingga interaksi anak-anak bisa dilaksakan,” harap Soma Putra.
Disebutkan, pihak sekolah merasa terdorong saat melihat respons orangtua dari 597 siswa SDN 3 Banjar Jawa yang terbagi dalam 19 rombel. Dari 597 orangtua siswa tersebut, kata Soma Putra, 86 persen menyatakan setuju dilakukan PTM.
SDN 3 Banjar Jawa sendiri berkomitmen penerapan protokol kesehatan dengan ketat dalam proses PTM di tengah pandemi Covid-19 ini. Bahkan, sejumlah Protap sudah dibuat, mulai dari kedatangan siswa, kepulangan siswa, pergi ke toilet, hingga penanganan anak didik yang tiba-tiba jatuh sakit saat berada di sekolah.
Terkait kesiapan sarana prasaran pendukung protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan, pengaturan jarak tempat duduk dalam satu ruang kelas, pemasangan partisi berbahan akrilik, menurut Soma Putra, mengutaman keselamatan dan kenyaman siswa. Dalam hal ini, satu meja diplot hanya untuk satu siswa. Sesaui skenario PTM, dalam satu ruangan hanya akan diisi oleh 16 siswa. “Sehingga dalam sehari akan dilangsungkan dua shift PTM, masing-masing selama 3 jam,” terang Soma Putra.
Sementara itu, Bupati Agus Suradnyana mengatakan berdasarkan hasil pemantauannya, simulasi PTM di SDN 3 Banjar Jawa dinilai sudah cukup bagus. Sarana prasarana pendukung protokol kesehatan di sekolah ini juga sudah terpenuhi semuanya. Termasuk pola pelaksanaan PTM yang dibagi penjadwalan dan lama siswa di sekolah.
Bupati Agus Suradnyana pun mengarahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng agar menyiapkan satu masker untuk satu orang setiap hari. Nantinya, semua siswa sebelum masuk dan keluar sekolah harus ganti masker.
“Begitu masuk gerbang sekolah langsung dicek suhu, kemudian dikasi masker baru, sementara masker yang lama dibuang, baru cuci tangan. Ini wajib, karena saya masih punya kekhawatiran maskernya terkontaminasi saat di rumah atau dalam perjalanan, sheingga perlu diganti yang baru. Tidak hanya siswa, guru juga saat di sekolah nggak boleh pakai masker yang dari rumah,” tegas Bupati Agus Suradnyana.
Selain itu, aspek lainnya yang sudah disiapkan matang oleh sekolah juga diatur ketat waktu pengantaran siswa, penjemputan siswa, dan berapa lama di sekolah? “Ini (PTM) coba dulu seminggu sekali yang hanya 3 jam dalam satu di sekolah. Harapan kita, seminggu bisa 2 kali. Kalau ini berhasil, bulan depan bisa jadwalkan PTM 2 kali dalam seminggu,” tegas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini. *k23
Selain Bupati Agus Suradnyana, simulasi penerapan PTM di SDN 3 Banjar Jawa, Kamis kemarin, juga dihadiri sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Buleleng. Simulasi digelar selama setengah jam, mulai pukul 07.30 Wita hingga 08.00 Wita.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Made Astika, mengatakan simulasi PTM ini dilaksankan dengan skenario yang telah disusun sekolah. Khusus SDN 3 Banjar Jawa dengan 19 rombongan belajar (Rombel) di 6 tingkat, melangsungkan PTM dengan skenario hanya sekali dalam seminggu per jenjang.
Dengan penerapan PTM seminggu sekali, maka SDN 3 Banjar Jawa yang merupakan sekolah peraih Juara I Sekolah UKS Nasional, tidak lagi menerapkan sistem full day school, melainkan kembali ke 6 hari kerja. “Kasek SDN 3 Banjar Jawa mengambil langkah untuk memenuhi keinginan orangtua, anak didik, dan guru, karena rindu sekolah. Rindu bertemu guru dan teman sekolah, selain mengatasi kewalahan orangtua juga mengatasi pembelajaran anaknya di rumah,” jelas Made Astika.
Sedangkan Kepala Sekolah (Kasek) SDN 3 Banjar Jawa, Ida Bagus Soma Putra, mengatakan sejauh ini sekolahnya yang berlokasi di Jalan Ngurah Rai Sinharaja tersebut masih mengutamakan pembelajaran daring. Dan, sistem pembelajaran daring di sini berjalan sangat lancar.
Hanya saja, kata Soma Putra, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir setahun ini memunculkan keluhan anak didik yang rindu suasana sekolah, rindu guru, dan rindu teman-temannya. Menurut Soma Putra, pola pembelajaran di SDN 3 Banjar Jawa masih fokus ke daring seagai pilihan utama.
“Untuk PTM, kami hanya menekankan pengembangan karakter siswa, membahas materi yang terkendala dalam daring, dan membahas materi yang berhubungan pandemi. Mudah-mudahan bisa diizinkan PTM, sehingga interaksi anak-anak bisa dilaksakan,” harap Soma Putra.
Disebutkan, pihak sekolah merasa terdorong saat melihat respons orangtua dari 597 siswa SDN 3 Banjar Jawa yang terbagi dalam 19 rombel. Dari 597 orangtua siswa tersebut, kata Soma Putra, 86 persen menyatakan setuju dilakukan PTM.
SDN 3 Banjar Jawa sendiri berkomitmen penerapan protokol kesehatan dengan ketat dalam proses PTM di tengah pandemi Covid-19 ini. Bahkan, sejumlah Protap sudah dibuat, mulai dari kedatangan siswa, kepulangan siswa, pergi ke toilet, hingga penanganan anak didik yang tiba-tiba jatuh sakit saat berada di sekolah.
Terkait kesiapan sarana prasaran pendukung protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan, pengaturan jarak tempat duduk dalam satu ruang kelas, pemasangan partisi berbahan akrilik, menurut Soma Putra, mengutaman keselamatan dan kenyaman siswa. Dalam hal ini, satu meja diplot hanya untuk satu siswa. Sesaui skenario PTM, dalam satu ruangan hanya akan diisi oleh 16 siswa. “Sehingga dalam sehari akan dilangsungkan dua shift PTM, masing-masing selama 3 jam,” terang Soma Putra.
Sementara itu, Bupati Agus Suradnyana mengatakan berdasarkan hasil pemantauannya, simulasi PTM di SDN 3 Banjar Jawa dinilai sudah cukup bagus. Sarana prasarana pendukung protokol kesehatan di sekolah ini juga sudah terpenuhi semuanya. Termasuk pola pelaksanaan PTM yang dibagi penjadwalan dan lama siswa di sekolah.
Bupati Agus Suradnyana pun mengarahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng agar menyiapkan satu masker untuk satu orang setiap hari. Nantinya, semua siswa sebelum masuk dan keluar sekolah harus ganti masker.
“Begitu masuk gerbang sekolah langsung dicek suhu, kemudian dikasi masker baru, sementara masker yang lama dibuang, baru cuci tangan. Ini wajib, karena saya masih punya kekhawatiran maskernya terkontaminasi saat di rumah atau dalam perjalanan, sheingga perlu diganti yang baru. Tidak hanya siswa, guru juga saat di sekolah nggak boleh pakai masker yang dari rumah,” tegas Bupati Agus Suradnyana.
Selain itu, aspek lainnya yang sudah disiapkan matang oleh sekolah juga diatur ketat waktu pengantaran siswa, penjemputan siswa, dan berapa lama di sekolah? “Ini (PTM) coba dulu seminggu sekali yang hanya 3 jam dalam satu di sekolah. Harapan kita, seminggu bisa 2 kali. Kalau ini berhasil, bulan depan bisa jadwalkan PTM 2 kali dalam seminggu,” tegas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini. *k23
1
Komentar