BLK di Desa Mayong Diresmikan, Lestarikan Seni dan Budaya Melalui Generasi Muda
Setiap Kecamatan Ditarget Punya BLK
SINGARAJA, NusaBali
Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas di bidang kesenian di Desa Mayong, Kecamatan Seririt, Buleleng, akhirnya rampung dibangun dan diresmikan pada Minggu (7/2) pagi.
BLK ini ditujukan untuk mengembangkan bakat generasi muda di bidang seni dan budaya, sebagai upaya untuk melestarikan seni dan budaya Bali.
Pembangunan gedung ini dibiayai dari hibah Kementrian Tenaga Kerja (Kemenaker) RI. Gedung BLK khusus di bidang kejuruan kesenian di Desa Mayong ini, adalah BLK keenam yang ada di Kabupaten Buleleng. Masing-masing BLK diperuntukkan sesuai spesifikasi kebutuhan bursa kerja yang ada di wilayah masing-masing.
Keenam BLK tersebut yakni BLK bidang otomotif di Tukad Sumaga, Kecamatan Gerokgak; BLK Tegalinggah, Kecamatan Sukasada di bidang kesenian, BLK Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng bidang Desain Komunikasi Visual; BLK Desa Selat, Kecamatan Sukasada di bidang tata rias, BLK Pangkung Paruk dan BLK Mayong di Kecamatan Seririt bidang kesenian.
Anggota Komisi IX DPR RI (yang membidangi kesehatan dan ketenagakerjaan) Ketut Kariyasa Adnyana yang meresmikan BLK di Desa Mayong mengatakan, keberadaan BLK sebagai ajang mengasah kemampuan generasi muda untuk terampil di bidangnya. Terlebih, demografi wilayah menjadi peluang untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil.
Kariyasa Adnyana yang getol melobi Kemenaker RI ini menargetkan setiap kecamatan di Kabupaten Buleleng terdapat BLK. "Ini sarana untuk pelatihan vokasi untuk peningkatan SDM khususnya bagi generasi muda. Tentu diperlukan ketrampilan. Salah satunya vokasi di pelatihan kerja," kata dia.
Menurut Kariasa Adnyana, Komisi IX DPR RI sebagai mitra Kemenaker RI saat ini terus mengupayakan BLK di setiap daerah agar memfasilitasi generasi muda dalam mendapat pendidikan vokasi di berbagai bidang. Tak tanggung-tanggung biaya digelontorkan pemerintah pusat mencapai ratusan miliar.
Bahkan, politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng, ini mengungkapkan, pada tahun 2021 ini ada rencana pembangunan Balai Besar Pelatihan Internasional di Bali. Ada 2 lokasi yang telah disurvei oleh Kemenaker RI sebagai calon lokasi balai ini yakni di wilayah Kabupaten Bangli dan Kabupaten Buleleng.
Anggaran yang disiapkan untuk pembangunan Balai Besar Pelatihan Internasional tersebut sekitar Rp 100 miliar. "Sudah disurvei oleh Dirjen, lokasi bisa di Bangli atau di Buleleng. Karena perlu lahan seluas 3 (hektare) sampai 5 hektare. Tentu akan menyerap tenaga kerja seperti instruktur dan melatih generasi muda," jelas Kariasa Adnyana.
Diakui Kariyasa Adnyana, kendala yang dihadapi dalam pembangunan BLK adalah lahan. Sehingga untuk mewujudkan pembangunan BLK yang dibiayai dari Kemenaker RI ini, pihaknya menggandeng yayasan. "Khusus tahun 2021, Bali ditarget mendapat jatah pembangunan BLK, minimal 10 unit. Dengan catatan lahan sudah ada," ujarnya.
Sementara itu, khusus BLk di Desa Mayong yang baru diresmikan ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan bidang kesenian dengan menggandeng Yayasan Satyananda Waikunta Ashram. Sejumlah pelatihan yang bertujuan untuk mempertahankan seni adat dan budaya diprogram di BLK ini. Seperti pelatihan pembuatan banten, makekidung, megambel dan kesenian lainnya.
Ketua Yayasan Satyananda Waikunta Ashram, Ida Pandita Mpu Siwananda Wiradharma Jaya Dangka mengaku, pembangunan BLK di desa Mayong dengan lahan seluas 9 are menghabiskan biaya Rp 500 juta, yang bersumber dari Kemenaker RI. Kata dia, pihak yayasan hanya menyiapkan lahan untuk dibangun seluas 9 are.
"Pembangunan BLK diharapkan bisa mengembangkan keterampilan generasi muda dalam seni agar tidak tergerus perkembangan zaman. Baik melalui kursus kepemangkuan, membuat banten, megambel dan aktifitas yang positif. Sehingga, penyaluran minat dan bakat para generasi muda bisa lebih positif," singkat Ida Pandita Mpu Siwananda.*m
Pembangunan gedung ini dibiayai dari hibah Kementrian Tenaga Kerja (Kemenaker) RI. Gedung BLK khusus di bidang kejuruan kesenian di Desa Mayong ini, adalah BLK keenam yang ada di Kabupaten Buleleng. Masing-masing BLK diperuntukkan sesuai spesifikasi kebutuhan bursa kerja yang ada di wilayah masing-masing.
Keenam BLK tersebut yakni BLK bidang otomotif di Tukad Sumaga, Kecamatan Gerokgak; BLK Tegalinggah, Kecamatan Sukasada di bidang kesenian, BLK Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng bidang Desain Komunikasi Visual; BLK Desa Selat, Kecamatan Sukasada di bidang tata rias, BLK Pangkung Paruk dan BLK Mayong di Kecamatan Seririt bidang kesenian.
Anggota Komisi IX DPR RI (yang membidangi kesehatan dan ketenagakerjaan) Ketut Kariyasa Adnyana yang meresmikan BLK di Desa Mayong mengatakan, keberadaan BLK sebagai ajang mengasah kemampuan generasi muda untuk terampil di bidangnya. Terlebih, demografi wilayah menjadi peluang untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil.
Kariyasa Adnyana yang getol melobi Kemenaker RI ini menargetkan setiap kecamatan di Kabupaten Buleleng terdapat BLK. "Ini sarana untuk pelatihan vokasi untuk peningkatan SDM khususnya bagi generasi muda. Tentu diperlukan ketrampilan. Salah satunya vokasi di pelatihan kerja," kata dia.
Menurut Kariasa Adnyana, Komisi IX DPR RI sebagai mitra Kemenaker RI saat ini terus mengupayakan BLK di setiap daerah agar memfasilitasi generasi muda dalam mendapat pendidikan vokasi di berbagai bidang. Tak tanggung-tanggung biaya digelontorkan pemerintah pusat mencapai ratusan miliar.
Bahkan, politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Busungbiu, Buleleng, ini mengungkapkan, pada tahun 2021 ini ada rencana pembangunan Balai Besar Pelatihan Internasional di Bali. Ada 2 lokasi yang telah disurvei oleh Kemenaker RI sebagai calon lokasi balai ini yakni di wilayah Kabupaten Bangli dan Kabupaten Buleleng.
Anggaran yang disiapkan untuk pembangunan Balai Besar Pelatihan Internasional tersebut sekitar Rp 100 miliar. "Sudah disurvei oleh Dirjen, lokasi bisa di Bangli atau di Buleleng. Karena perlu lahan seluas 3 (hektare) sampai 5 hektare. Tentu akan menyerap tenaga kerja seperti instruktur dan melatih generasi muda," jelas Kariasa Adnyana.
Diakui Kariyasa Adnyana, kendala yang dihadapi dalam pembangunan BLK adalah lahan. Sehingga untuk mewujudkan pembangunan BLK yang dibiayai dari Kemenaker RI ini, pihaknya menggandeng yayasan. "Khusus tahun 2021, Bali ditarget mendapat jatah pembangunan BLK, minimal 10 unit. Dengan catatan lahan sudah ada," ujarnya.
Sementara itu, khusus BLk di Desa Mayong yang baru diresmikan ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan bidang kesenian dengan menggandeng Yayasan Satyananda Waikunta Ashram. Sejumlah pelatihan yang bertujuan untuk mempertahankan seni adat dan budaya diprogram di BLK ini. Seperti pelatihan pembuatan banten, makekidung, megambel dan kesenian lainnya.
Ketua Yayasan Satyananda Waikunta Ashram, Ida Pandita Mpu Siwananda Wiradharma Jaya Dangka mengaku, pembangunan BLK di desa Mayong dengan lahan seluas 9 are menghabiskan biaya Rp 500 juta, yang bersumber dari Kemenaker RI. Kata dia, pihak yayasan hanya menyiapkan lahan untuk dibangun seluas 9 are.
"Pembangunan BLK diharapkan bisa mengembangkan keterampilan generasi muda dalam seni agar tidak tergerus perkembangan zaman. Baik melalui kursus kepemangkuan, membuat banten, megambel dan aktifitas yang positif. Sehingga, penyaluran minat dan bakat para generasi muda bisa lebih positif," singkat Ida Pandita Mpu Siwananda.*m
Komentar