Direstui Gubernur, Prof Kun Adnyana Siap Majukan Kampus Seni
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Terpilih Menjadi Rektor ISI Denpasar 2021-2025
Prof Dr Wayan Kun Adnyana mengusung visi ‘ISI Denpasar sebagai Pusat Unggulan Pemajuan Seni Budaya Berakar Kearifan Lokal serta Berdaya Saing Global Berbasis Kampus Merdeka’
DENPASAR, NusaBali
Prof Dr Wayan ‘Kun’ Adnyana SSn MSn, 45, terpilih sebagai Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar 2021-2025, melalui Rapat Senat Pemilihan Rektor, Selasa (9/2). Prof Kun Adnyana yang kini menjabat Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan Provinsi Bali, mengungguli dua kompetitornya: Prof Nyoman Artayasa dan Dr Ketut Sariada. Mengaku direstui Gubernur Bali untuk maju tarung, Prof Kun Adnyana siap majukan Kampus Seni.
Dalam Rapat Senat Pemilihan Rektor yang digelar di Ruang Studio/Lab Media Rekam Kampus ISI Denpasar, Jalan Nusa Indah Denpasar, Selasa kemarin, Prof Kun Adnyana berhasil mendominasi 27 suara dari total 29 suara yang diperebutkan. Sedangkan Prof Artayasa dan Dr Sariada masing-masing hanya kebagian 1 suara. Perlu dicatat, 29 suara yang diperebutkan dalam pemilihan Rekor ISI Denpasar ini, masing-masing 19 suara milik anggota Senat ISI Denpasar dan 10 suara milik Kementerian & Kebudayaan (Kemendikbud). Proses pemilihan berlangsung demokratis, yang mana setiap anggota Senat ISI Denpasar menentukan pilihan melalui pencoblosan kertas suara di bilik tertutup.
Inilah klimaks dari proses pemilihan Rekor ISI Denpasar, yang telah berlangsung selama 5 bulan, dimulai dengan pengumuman penjaringan Bakal Calon Rektor, 9-20 September 2020. Kemudian, dalam tahap penyaringan yang digelar 2 November 2020, Prof Kun Adnyana mengungguli 3 kandidat lainnya. Guru Besar Bidang Sejarah Seni Rupa ISI Denpasar ini berhasil meraih 15 suara, sementara Prof Nyoman Artayasa dapat 2 suara, Dr Ketut Sariada dapat 2 suara, dan Dr Wayan Suardana tidak kebagian suara. Trio Prof Kun Adnyana, Prof Artayasa, dan Dr Sariada kemudian maju tarung dalam pemilihan Rektor ISI Denpasar, Selasa kemarin.
Dalam Rapat Senat Pemilihan Rektor yang digelar dengan protokol kesehatan cukup ketat kemarin, hadir pula Kuasa Menteri Dikbud, Kepala Biro Organisasi, dan Tata Laksana Kemendikbud, Dr Mustangimah, serta pejabat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Suwitno.
Dr Mustangimah menyebutkan, seluruh proses pemilihan Rektor ISI Denpasar, mulai dari penjaringan, penyaringan, rekam jejak, hingga pemilihan sudah berjalan dengan baik dan demokratis. “Siapa pun yang terpilih, itu merupakan kemenangan bersama. Kita dukung bersama, untuk dapat memajukan ISI Denpasar ke kancah nasional dan internasional,” terang Dr Mustangimah.
Sementara, pada penyampaian visi misinya, Prof Kun Adnyana mengajukan visi ‘ISI Denpasar sebagai Pusat Unggulan Pemajuan Seni Budaya Berakar Kearifan Lokal serta Berdaya Saing Global Berbasis Kampus Merdeka’. Prof Kun Adnyana menyampaikan branding ISI Denpasar ‘Global-Bali Arts and Creativity Hub (G-BACH)’.
Harapan ini tentunya menyambut visi Pembangunan Provinsi Bali ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Bali dengan kebangkitan sebagai Bali Padma Bhuwana, yang berbasis keadilungunan tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal.
Setelah terpilih kemarin, Prof Kun Adnyana menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Senat ISI Denpasar, serta seluruh Civitas Akademika ISI Denpasar yang telah memberi amanah sebagai Rektor ISI Denpasar 2021-2025, menggantikan Prof Dr Gede Arya Sugiartha. Kun Adnyana rencananya akan dilantik menjadi Rekor ISI Denpasar, 22 Maret 2021 mendatang.
“Terima kasih atas kepercayaan dan amanah ini. Tiang berkomitmen lahir dan bathin untuk bekerja demi kemajuan Kampus Seni kebanggaan Bali ini. Bagaimana pun, ISI Denpasar merupakan aset bangsa untuk menjaga kepribadian dalam kebudayaan,” terang Prof Kun Adnyana.
“Upaya pemajuan ISI Denpasar ke depan, tentunya membutuhkan kerjasama dan sinergi dengan berbagai pihak, terutama Pemerintah Provinsi Bali, Kabupaten/Kota se-Bali dan pemerintah pusat, juga dunia seni budaya nasional dan internasional,” lanjut akademisi-birokrat kelahiran Bangli, 4 April 1976, asal Banjar Tanggahan Peken, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli ini.
Menjawab NusaBali, Prof Kun Adnyana mengaku sudah rancang program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dalam upaya pemajuan ISI Denpasar. Untuk jangka pendek, segera menyusun draft Permen Dikbud terkait Organisasi Tata Kerja ISI Denpasar, revisi Statuta, Renstra, dan Kurikulum Merdeka Belajar, karena ada perguruan tinggi sekarang berada di bawah Kemendikbud.
“Untuk jangka menengah, memastikan Kurikulum Merdeka Belajar berjalan dengan berorientasi pada penguatan profesi dan reputasi mahasiswa. Termasuk melakukan kerjasama dengan pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta, dan terlibat aktif dalam menyukseskan program Pemprov Bali, terutama di bidang tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal,” jelas Prof Kun Adnyana. Sedangkan prog-ram jangka panjang, kata Prof Kun Adnyana, memastikan ISI Denpasar dapat menjadi Hub Global dalam pemajuan seni budaya.
Prof Kun Adnyana sendiri sebelumnya diangkat Gubernur Bali Wayan Koster sebagai Kadis Kebudayaan Provinsi Bali, awal tahun 2019 lalu. Dengan terpilih sebagai Rektor ISI, lulusan S2 Pengkajian Seni Rupa ISI Jogjakarta (2008) dan S3 Pengkajian Seni Rupa ISI Jogjakarta (2015) ini harus meninggalkan jabatannya selaku Kadis Kebudayaan Provinsi Bali.
Menurut Prof Kun Adnyana, baik Dinas Kebudayaan maupun ISI Denpasar adalah ruang pengabdian untuk memajukan seni budaya bangsa. “Tiang berkomitmen di mana pun mengabdi, akan tetap total melakukan yang terbaik,” terang ayah dua anak dari pernikahannya dengan Ayu Ketut Putri Rahayuning ini.
Prof Kun Adnyana juga mengakui, keputusannya untuk maju tarung berebut jabatan Rektor ISI Denpasar juga sejak awal direstui oleh Gubernur Koster. “Untuk maju jadi Calon Rektor, saya diwajibkan melampirkan rekomendasi atasan, dalam hal ini rekomendasi Gubernur Bali. Beliau sudah merestui sejak awal,” tegas Prof Kun Adnyuana, yang dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Sejarah Seni Rupa ISI Den-pasar saat Dies Natalis XVII, 28 Juli 2020 lalu.
Sementara itu, Rektor ISI Denpasar, Prof Dr Gede Arya Sugiartha, menyambut baik terpilihnya Prof Wayan Kun Adnyana sebagai Rektor periode 2021-2025. “Terpilihnya Kadis Kebudayaan Bali ini sebagai Rektor, membawa energi segar untuk kemajuan ISI Denpasar ke kancah nasional dan internasional. Dia memiliki rekam jejak yang baik, juga berpengalaman dalam birokrasi bidang kebudayaan. Termasuk sangat diterima di kalangan dunia seni nasional,” terang Prof Arya Sugiartha, Selasa kemarin. *cr74,nar
Dalam Rapat Senat Pemilihan Rektor yang digelar di Ruang Studio/Lab Media Rekam Kampus ISI Denpasar, Jalan Nusa Indah Denpasar, Selasa kemarin, Prof Kun Adnyana berhasil mendominasi 27 suara dari total 29 suara yang diperebutkan. Sedangkan Prof Artayasa dan Dr Sariada masing-masing hanya kebagian 1 suara. Perlu dicatat, 29 suara yang diperebutkan dalam pemilihan Rekor ISI Denpasar ini, masing-masing 19 suara milik anggota Senat ISI Denpasar dan 10 suara milik Kementerian & Kebudayaan (Kemendikbud). Proses pemilihan berlangsung demokratis, yang mana setiap anggota Senat ISI Denpasar menentukan pilihan melalui pencoblosan kertas suara di bilik tertutup.
Inilah klimaks dari proses pemilihan Rekor ISI Denpasar, yang telah berlangsung selama 5 bulan, dimulai dengan pengumuman penjaringan Bakal Calon Rektor, 9-20 September 2020. Kemudian, dalam tahap penyaringan yang digelar 2 November 2020, Prof Kun Adnyana mengungguli 3 kandidat lainnya. Guru Besar Bidang Sejarah Seni Rupa ISI Denpasar ini berhasil meraih 15 suara, sementara Prof Nyoman Artayasa dapat 2 suara, Dr Ketut Sariada dapat 2 suara, dan Dr Wayan Suardana tidak kebagian suara. Trio Prof Kun Adnyana, Prof Artayasa, dan Dr Sariada kemudian maju tarung dalam pemilihan Rektor ISI Denpasar, Selasa kemarin.
Dalam Rapat Senat Pemilihan Rektor yang digelar dengan protokol kesehatan cukup ketat kemarin, hadir pula Kuasa Menteri Dikbud, Kepala Biro Organisasi, dan Tata Laksana Kemendikbud, Dr Mustangimah, serta pejabat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Suwitno.
Dr Mustangimah menyebutkan, seluruh proses pemilihan Rektor ISI Denpasar, mulai dari penjaringan, penyaringan, rekam jejak, hingga pemilihan sudah berjalan dengan baik dan demokratis. “Siapa pun yang terpilih, itu merupakan kemenangan bersama. Kita dukung bersama, untuk dapat memajukan ISI Denpasar ke kancah nasional dan internasional,” terang Dr Mustangimah.
Sementara, pada penyampaian visi misinya, Prof Kun Adnyana mengajukan visi ‘ISI Denpasar sebagai Pusat Unggulan Pemajuan Seni Budaya Berakar Kearifan Lokal serta Berdaya Saing Global Berbasis Kampus Merdeka’. Prof Kun Adnyana menyampaikan branding ISI Denpasar ‘Global-Bali Arts and Creativity Hub (G-BACH)’.
Harapan ini tentunya menyambut visi Pembangunan Provinsi Bali ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Bali dengan kebangkitan sebagai Bali Padma Bhuwana, yang berbasis keadilungunan tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal.
Setelah terpilih kemarin, Prof Kun Adnyana menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Senat ISI Denpasar, serta seluruh Civitas Akademika ISI Denpasar yang telah memberi amanah sebagai Rektor ISI Denpasar 2021-2025, menggantikan Prof Dr Gede Arya Sugiartha. Kun Adnyana rencananya akan dilantik menjadi Rekor ISI Denpasar, 22 Maret 2021 mendatang.
“Terima kasih atas kepercayaan dan amanah ini. Tiang berkomitmen lahir dan bathin untuk bekerja demi kemajuan Kampus Seni kebanggaan Bali ini. Bagaimana pun, ISI Denpasar merupakan aset bangsa untuk menjaga kepribadian dalam kebudayaan,” terang Prof Kun Adnyana.
“Upaya pemajuan ISI Denpasar ke depan, tentunya membutuhkan kerjasama dan sinergi dengan berbagai pihak, terutama Pemerintah Provinsi Bali, Kabupaten/Kota se-Bali dan pemerintah pusat, juga dunia seni budaya nasional dan internasional,” lanjut akademisi-birokrat kelahiran Bangli, 4 April 1976, asal Banjar Tanggahan Peken, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli ini.
Menjawab NusaBali, Prof Kun Adnyana mengaku sudah rancang program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dalam upaya pemajuan ISI Denpasar. Untuk jangka pendek, segera menyusun draft Permen Dikbud terkait Organisasi Tata Kerja ISI Denpasar, revisi Statuta, Renstra, dan Kurikulum Merdeka Belajar, karena ada perguruan tinggi sekarang berada di bawah Kemendikbud.
“Untuk jangka menengah, memastikan Kurikulum Merdeka Belajar berjalan dengan berorientasi pada penguatan profesi dan reputasi mahasiswa. Termasuk melakukan kerjasama dengan pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta, dan terlibat aktif dalam menyukseskan program Pemprov Bali, terutama di bidang tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal,” jelas Prof Kun Adnyana. Sedangkan prog-ram jangka panjang, kata Prof Kun Adnyana, memastikan ISI Denpasar dapat menjadi Hub Global dalam pemajuan seni budaya.
Prof Kun Adnyana sendiri sebelumnya diangkat Gubernur Bali Wayan Koster sebagai Kadis Kebudayaan Provinsi Bali, awal tahun 2019 lalu. Dengan terpilih sebagai Rektor ISI, lulusan S2 Pengkajian Seni Rupa ISI Jogjakarta (2008) dan S3 Pengkajian Seni Rupa ISI Jogjakarta (2015) ini harus meninggalkan jabatannya selaku Kadis Kebudayaan Provinsi Bali.
Menurut Prof Kun Adnyana, baik Dinas Kebudayaan maupun ISI Denpasar adalah ruang pengabdian untuk memajukan seni budaya bangsa. “Tiang berkomitmen di mana pun mengabdi, akan tetap total melakukan yang terbaik,” terang ayah dua anak dari pernikahannya dengan Ayu Ketut Putri Rahayuning ini.
Prof Kun Adnyana juga mengakui, keputusannya untuk maju tarung berebut jabatan Rektor ISI Denpasar juga sejak awal direstui oleh Gubernur Koster. “Untuk maju jadi Calon Rektor, saya diwajibkan melampirkan rekomendasi atasan, dalam hal ini rekomendasi Gubernur Bali. Beliau sudah merestui sejak awal,” tegas Prof Kun Adnyuana, yang dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Sejarah Seni Rupa ISI Den-pasar saat Dies Natalis XVII, 28 Juli 2020 lalu.
Sementara itu, Rektor ISI Denpasar, Prof Dr Gede Arya Sugiartha, menyambut baik terpilihnya Prof Wayan Kun Adnyana sebagai Rektor periode 2021-2025. “Terpilihnya Kadis Kebudayaan Bali ini sebagai Rektor, membawa energi segar untuk kemajuan ISI Denpasar ke kancah nasional dan internasional. Dia memiliki rekam jejak yang baik, juga berpengalaman dalam birokrasi bidang kebudayaan. Termasuk sangat diterima di kalangan dunia seni nasional,” terang Prof Arya Sugiartha, Selasa kemarin. *cr74,nar
Komentar