Selama Pandemi, Penyuluh Bahasa Bali Konservasi 400 Cakep Lontar
MANGUPURA, NusaBali
Penyuluh Bahasa Bali (PBB) Kabupaten Badung, berhasil mengonservasi sebanyak 400 cakep lontar milik masyarakat selama tahun 2020.
Kegiatan konservasi lontar pun akan diteruskan tahun ini, namun tidak dengan beramai-ramai. “Selama tahun 2020 kami di Badung bisa mengonservasi 400 cakep lontar. Kalau tahun sebelum-sebelumnya, kami bisa hingga sekitar 500 cakep lontar. Selama pandemi Covid-19, masyarakat juga ada permintaan. Bedanya, kami tidak beramai-ramai seperti dulu, karena harus menerapkan protokol kesehatan (prokes),” kata Koordinator PBB Kabupaten Badung Tahun 2020 I Wayan Indra Pramana Putra, Selasa (9/2).
Dia mengatakan, konservasi lontar merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun. Konservasi lontar bertujuan untuk menyelamatkan aset budaya Bali, terutama lontar-lontar kuno, apalagi sampai tidak bisa dibaca lagi. Lontar merupakan kekayaan budaya Bali yang tidak hanya tersimpan di pura dan puri, namun juga di rumah-rumah masyarakat.
“Jadi lontar itu banyak tersebar di masyarakat. Masyarakat kemudian mengajukan permohonan untuk mengonservasi lontar. Kami identifikasi, judulnya apa, termasuk kelompok lontar yang mana. Kemudian, jika kondisinya rusak atau tidak baik, kita bersihkan dan awetkan naskah lontarnya,” jelas Indra Pramana Putra.
Kondisi lontar milik masyarakat Badung, kondisinya beragam. Bahkan, ada yang berusia puluhan tahun hingga ratusan tahun yang keadaannya lumayan rusak. Konservasi lontar langsung dilakukan di rumah warga yang mengajukan permintaan.
Indra Pramana Putra, menyatakan ada rasa was-was, mengingat kegiatan konservasi lontar harus langsung ke lapangan. Sementara sekarang tengah dalam suasana pandemi Covid-19. “Antara tanggung jawab pekerjaan atau kesehatan kita sendiri. Apalagi di Badung lumayan peningkatan kasusnya, sedangkan kita bekerja di lapangan,” katanya.
Di samping itu, selain mengonservasi lontar, PBB Kabupaten Badung juga melakukan kegiatan penyuluhan kelompok belajar dan memanfaatkan media sosial sebagai sarana pembelajaran Bahasa Bali, baik melalui fanpage facebook PBB Kabupaten Badung, maupun media sosial masing-masing penyuluh. “Selama pandemi Covid-19, penyuluh harus memanfaatkan media daring, agar tetap bisa memberikan penyuluhan tentang Bahasa Bali,” tandasnya. *ind
1
Komentar