Kabur Saat Menjalani Pemeriksaan, Buronan Interpol Belum Ditemukan
MANGUPURA, NusaBali
Petugas gabungan dari Kantor Imigrasi Kelas I Ngurah Rai dan aparat kepolisian, masih menyelidiki buronan Interpol asal Rusia, Andrew Ayer alias Andrei Kavalenka, yang kabur bersama rekan wanitanya, Ekaterina Trubkina.
Keduanya diketahui kabur saat menjalani pemeriksaan di kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Kamis (11/2) lalu. Hingga kini keduanya belum ditemukan.
Petugas gabungan pun sejauh ini masih terus melakukan penyisiran sejumlah wilayah yang ada di Kecamatan Kuta Selatan dan Kecamatan Kuta. Namun hasilnya nihil.
Kepala Seksi Informasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai I Putu Suhendra, mengatakan proses pencarian terhadap Andrew Ayer alias Andrei Kavalenka, yang kabur bersama kekasihnya masih terus dilakukan. Sejak kabur pada Kamis siang, petugas gabungan menelusuri sejumlah lokasi di kawasan Jimbaran dan Kuta yang diduga menjadi tempat persembunyian. Namun, hingga saat ini belum menemukan titik terang. “Sampai saat ini belum ditemukan. Belum ada titik terang,” kata Suhendra, Minggu (14/1) sore.
Suhendra menduga, kedua WNA itu masih berada di Pulau Dewata. Sebab, setelah diketahui kabur, kantor Imigrasi Kelas I Ngurah Rai, langsung berkoordinasi dengan kepolisian dan menutup sejumlah akses keluar, baik melalui darat, laut, dan udara. Saat ini, lanjut dia, petugas gabungan terus gencar melakukan pencarian.
“Kami masih melakukan pencarian. Sejak kabur hingga saat ini kami masih terus menyelidiki terkait keberadaan keduanya,” kata Suhendra.
Seperti yang diketahui, WNA Rusia yang merupakan buronan Interpol kabur pada Kamis tanggal 11 Februari 2021, sekitar pukul 13.20 Wita. Saat itu, WNA tersebut sedang menjalani pemeriksaan dan proses administrasi di ruangan pemeriksaan kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai. Langkah pemeriksaan itu untuk memindahkan WNA dari ruangan detensi imigrasi (Rudensi) ke rumah detensi imigrasi (Rudenim), pasalnya ruangan detensi sudah tidak menampung WNA yang terlibat persoalan hukum. “Saat kabur, yang bersangkutan sedang dalam pemeriksaan. Petugas kami sedang mendata untuk pemindahan ke Rudenim di Jalan Uluwatu, Jimbaran,” kata Suhendra.
Namun, di sela-sela pemeriksaan itu, seorang wanita yang juga berkewarganegaraan Rusia, Ekaterina Trubkina, menjenguk buronan itu. Nah, saat itu, wanita yang diduga sebagai kekasih itu menemui di dekat ruangan pemeriksaan. Setelah pertemuan itu, WNA Andrew Ayer alias Andrei Kavalenka tersebut berpura-pura masuk ke ruangan pemeriksaan dan melanjutkan pemeriksaan. “Ternyata, buronan itu hanya berpura-pura saja agar mengelabui petugas di ruangan itu. Dia masuk dan duduk di kursi sebelumnya. Saat petugas lengah, WNA itu menyelinap keluar dan kabur bersama wanita tersebut,” beber Suhendra.
Kasus hilangnya buronan itu sudah dikoordinasikan secara resmi dengan Polda Bali. Selanjutnya, buronan bersama rekan wanitanya itu dimasukan dalam daftar pencarian orang (DPO). Menurut Suhendra, selain dengan kepolisian, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Konsul Kehormatan Rusia, dan Konsul Kehormatan Ukraina di Bali, Otoritas Bandara, Angkasa Pura I dan pihak lainnya. “Kami sudah koordinasi dengan semua pihak. Upaya ini untuk mempersempit ruang gerak mereka,” tandasnya. *dar
Petugas gabungan pun sejauh ini masih terus melakukan penyisiran sejumlah wilayah yang ada di Kecamatan Kuta Selatan dan Kecamatan Kuta. Namun hasilnya nihil.
Kepala Seksi Informasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai I Putu Suhendra, mengatakan proses pencarian terhadap Andrew Ayer alias Andrei Kavalenka, yang kabur bersama kekasihnya masih terus dilakukan. Sejak kabur pada Kamis siang, petugas gabungan menelusuri sejumlah lokasi di kawasan Jimbaran dan Kuta yang diduga menjadi tempat persembunyian. Namun, hingga saat ini belum menemukan titik terang. “Sampai saat ini belum ditemukan. Belum ada titik terang,” kata Suhendra, Minggu (14/1) sore.
Suhendra menduga, kedua WNA itu masih berada di Pulau Dewata. Sebab, setelah diketahui kabur, kantor Imigrasi Kelas I Ngurah Rai, langsung berkoordinasi dengan kepolisian dan menutup sejumlah akses keluar, baik melalui darat, laut, dan udara. Saat ini, lanjut dia, petugas gabungan terus gencar melakukan pencarian.
“Kami masih melakukan pencarian. Sejak kabur hingga saat ini kami masih terus menyelidiki terkait keberadaan keduanya,” kata Suhendra.
Seperti yang diketahui, WNA Rusia yang merupakan buronan Interpol kabur pada Kamis tanggal 11 Februari 2021, sekitar pukul 13.20 Wita. Saat itu, WNA tersebut sedang menjalani pemeriksaan dan proses administrasi di ruangan pemeriksaan kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai. Langkah pemeriksaan itu untuk memindahkan WNA dari ruangan detensi imigrasi (Rudensi) ke rumah detensi imigrasi (Rudenim), pasalnya ruangan detensi sudah tidak menampung WNA yang terlibat persoalan hukum. “Saat kabur, yang bersangkutan sedang dalam pemeriksaan. Petugas kami sedang mendata untuk pemindahan ke Rudenim di Jalan Uluwatu, Jimbaran,” kata Suhendra.
Namun, di sela-sela pemeriksaan itu, seorang wanita yang juga berkewarganegaraan Rusia, Ekaterina Trubkina, menjenguk buronan itu. Nah, saat itu, wanita yang diduga sebagai kekasih itu menemui di dekat ruangan pemeriksaan. Setelah pertemuan itu, WNA Andrew Ayer alias Andrei Kavalenka tersebut berpura-pura masuk ke ruangan pemeriksaan dan melanjutkan pemeriksaan. “Ternyata, buronan itu hanya berpura-pura saja agar mengelabui petugas di ruangan itu. Dia masuk dan duduk di kursi sebelumnya. Saat petugas lengah, WNA itu menyelinap keluar dan kabur bersama wanita tersebut,” beber Suhendra.
Kasus hilangnya buronan itu sudah dikoordinasikan secara resmi dengan Polda Bali. Selanjutnya, buronan bersama rekan wanitanya itu dimasukan dalam daftar pencarian orang (DPO). Menurut Suhendra, selain dengan kepolisian, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Konsul Kehormatan Rusia, dan Konsul Kehormatan Ukraina di Bali, Otoritas Bandara, Angkasa Pura I dan pihak lainnya. “Kami sudah koordinasi dengan semua pihak. Upaya ini untuk mempersempit ruang gerak mereka,” tandasnya. *dar
Komentar