Kasek SMAN 1 Singaraja Raih Gelar Doktor
SINGARAJA, NusaBali
Semangat I Putu Eka Wilantara untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan di tengah tugasnya sebagai Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Singaraja, Kabupaten Buleleng, tidak pernah padam.
Hal tersebut dibuktikan dengan gelar doktor dari Pascasarjana Undiksha yang berhasil dia raih setelah mengikuti ujian terbuka pada Rabu (10/2) lalu.
Kepsek Eka Wilantara berhasil mempertahankan hasil penelitiannya tentang asesmen diri di hadapan dewan penguji Pascasarjana Undiksha. Menurutnya, capaian gelar akademis tersebut sebagai sebuah kebanggaan tersendiri. Tidak dipungkiri, semasa studi, berbagai tantangan dia hadapi, terlebih selama penyusunan disertasi.
Kata dia, tantangan tak hanya datang dari diri sendiri yang disibukkan sebagai Kepsek. Bahkan, masa pandemi Covid-19 ini membuat proses penelitiannya menemui kendala sehingga harus memodifikasi instrumen penelitian agar sesuai dengan keadaan di lapangan. Kendala tersebut dapat diatasi berkat dukungan yang luar biasa dari Promotor dan Ko-Promotor.
Eka Wilantara mengatakan, kemunculan pandemi Covid-19 menjadi tantangan berat selama melakukan riset disertasi karena memicu perubahan situasi. "Karena pandemi Covid-19, beberapa instrumen penelitian yang saya susun dimodifikasi agar bersesuaian dengan keadaan di lapangan. Ini menjadi tantangan juga," katanya, Minggu (14/2) siang.
Dia menyebutkan, alasan mendasar untuk menyelesaikan program doktor ini untuk meningkatkan kualitas keilmuan, khususnya dalam bidang pendidikan, kebijakan, dan lebih spesifik terkait sistem penilaian siswa. Diharapkan penelitiannya dapat digunakan oleh guru maupun Kepsek sebagai upaya mendukung kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
"Yang penting hasil ini akan terus dikembangkan kedepan untuk teman-teman di sekolah, di Buleleng nanti. Mudah-mudahan nanti dijadikan rekomendasi bagi sistem penilaian pendidikan di Indonesia," tandas Eka Wilantara.
Sementara itu, Direktur Pascasarjana Undiksha, Prof I Gusti Putu Suharta, mengharapkan raihan doktor ini dapat diimbangi dengan pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu pendidikan. "Kami memberikan apresiasi atas capaian doktor ini. Semoga selalu dapat menjaga citra Pasacasarjana Undiksha," tutur dia.
Gusti Suharta menegaskan dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan, Pascasarjana Undiksha terus melakukan perbaikan mulai dari segi tata pamong, pelayanan, dan sebagainya. Dalam upaya percepatan kelulusan mahasiswa di tengah pandemi Covid-19, dilakukan dengan mendistribusikan pembimbing sesuai bidang keahliannya dan juga memperhatikan beban dosen.
"Sehingga dengan demikian, para dosen itu akan lebih intens memberikan bimbingan kepada mahasiswa. Yang berikutnya juga, kami pimpinan melalui koorprodi selalu menyarankan untuk memantau para mahasiswa dan dosen dalam proses penyelesaian tugas akhir ini," terangnya.
Upaya tersebut juga didukung dengan pembentukan pusat layanan percepatan studi yang bertugas membantu para mahasiswa memecahkan permasalahan dalam studi, baik akademik maupun non akademik. "Ini dikaji dulu. Sehingga mahasiswa bisa dibantu menangani masalah yang dihadapi. Dengan demikian, kelancaran studi sesuai dengan yang kita harapkan. Kalau S-2 itu dua tahun masa studi normal. Kalau S-3, tiga tahun," pungkasnya. *m
Kepsek Eka Wilantara berhasil mempertahankan hasil penelitiannya tentang asesmen diri di hadapan dewan penguji Pascasarjana Undiksha. Menurutnya, capaian gelar akademis tersebut sebagai sebuah kebanggaan tersendiri. Tidak dipungkiri, semasa studi, berbagai tantangan dia hadapi, terlebih selama penyusunan disertasi.
Kata dia, tantangan tak hanya datang dari diri sendiri yang disibukkan sebagai Kepsek. Bahkan, masa pandemi Covid-19 ini membuat proses penelitiannya menemui kendala sehingga harus memodifikasi instrumen penelitian agar sesuai dengan keadaan di lapangan. Kendala tersebut dapat diatasi berkat dukungan yang luar biasa dari Promotor dan Ko-Promotor.
Eka Wilantara mengatakan, kemunculan pandemi Covid-19 menjadi tantangan berat selama melakukan riset disertasi karena memicu perubahan situasi. "Karena pandemi Covid-19, beberapa instrumen penelitian yang saya susun dimodifikasi agar bersesuaian dengan keadaan di lapangan. Ini menjadi tantangan juga," katanya, Minggu (14/2) siang.
Dia menyebutkan, alasan mendasar untuk menyelesaikan program doktor ini untuk meningkatkan kualitas keilmuan, khususnya dalam bidang pendidikan, kebijakan, dan lebih spesifik terkait sistem penilaian siswa. Diharapkan penelitiannya dapat digunakan oleh guru maupun Kepsek sebagai upaya mendukung kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
"Yang penting hasil ini akan terus dikembangkan kedepan untuk teman-teman di sekolah, di Buleleng nanti. Mudah-mudahan nanti dijadikan rekomendasi bagi sistem penilaian pendidikan di Indonesia," tandas Eka Wilantara.
Sementara itu, Direktur Pascasarjana Undiksha, Prof I Gusti Putu Suharta, mengharapkan raihan doktor ini dapat diimbangi dengan pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu pendidikan. "Kami memberikan apresiasi atas capaian doktor ini. Semoga selalu dapat menjaga citra Pasacasarjana Undiksha," tutur dia.
Gusti Suharta menegaskan dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan, Pascasarjana Undiksha terus melakukan perbaikan mulai dari segi tata pamong, pelayanan, dan sebagainya. Dalam upaya percepatan kelulusan mahasiswa di tengah pandemi Covid-19, dilakukan dengan mendistribusikan pembimbing sesuai bidang keahliannya dan juga memperhatikan beban dosen.
"Sehingga dengan demikian, para dosen itu akan lebih intens memberikan bimbingan kepada mahasiswa. Yang berikutnya juga, kami pimpinan melalui koorprodi selalu menyarankan untuk memantau para mahasiswa dan dosen dalam proses penyelesaian tugas akhir ini," terangnya.
Upaya tersebut juga didukung dengan pembentukan pusat layanan percepatan studi yang bertugas membantu para mahasiswa memecahkan permasalahan dalam studi, baik akademik maupun non akademik. "Ini dikaji dulu. Sehingga mahasiswa bisa dibantu menangani masalah yang dihadapi. Dengan demikian, kelancaran studi sesuai dengan yang kita harapkan. Kalau S-2 itu dua tahun masa studi normal. Kalau S-3, tiga tahun," pungkasnya. *m
Komentar