Akui ASN Kecewa Saat Lelang Jabatan
Bupati Artha – Wabup Kembang Pamitan
Karena sesuai aturan, minimal harus ada 4 kandidat pejabat. Sedangkan yang terpilih hanya satu.
NEGARA, NusaBali
Bupati Jembrana I Putu Artha-Wabup Jembrana Made Kembang Hartawan, mengakhiri masa jabatan, Selasa (16/2). Mereka menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada ASN di lingkungan Pemkab Jembrana. Permohonan maaf ini sangat diharapkan Bupati Artha dari para ASN yang kemungkinan merasa kecewa dengan kepemimpinannya. Kecewa ASN dimaksud terutama dalam setiap adanya proses lelang Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pemkab Jembrana.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Artha dalam acara perpisahan di Gedung Auditorium Jembrana, kawasan Civic Center Jembrana, Jalan Mayor Sugianyar I, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Selasa (16/2)
kemarin. Acara tersebut dihadiri para Pj Sekda Jembrana I Nengah Ledang, Kepala OPD, Camat, bersama para istri (Dharma Wanita). Acara perpisahan itu juga disiarkan secara live melalui sejumlah kanal media sosial, agar bisa diikuti pegawai maupun masyarakat Jembrana.
Bupati Artha menyampaikan, selama10 tahun menjabat sebagai Bupati bersama Wakilnya, I Made Kembang Hartawan (periode 2011-2016 dan periode 2016-2020), banyak hal yang sudah dilalui bersama. Sebagai manusia biasa, pastilah memiliki kekurangan. Setiap ada lelang jabatan, dia mengaku dihadapkan situasi sulit. Karena sesuai aturan, minimal harus ada 4 kandidat pejabat. Sedangkan yang terpilih hanya satu. “Hal ini yang sering membuat saya kesusahan. Karena semua orang Pemda. Yang tiga orang (tidak terpilih, Red) jelas akan membenci,” ujarnya.
Menurut Bupati Artha, kalau saja diperbolehkan, dirinya ingin mengangkat 4 kandidat menjadi Kepala OPD. Tetapi aturan tidak memperbolehkan. Bupati harus memilih salah satunya. Kemudian dari mekanisme itu, berhembus isu-isu yang tidak dibenar. Salah satunya adalah isu jika kandidat terpilih ditentukan bayaran ke Bupati. “Saya rasa kami selalu melihat senioritas. Tetapi jangan anggap kami materialistis. Saya diajarkan orangtua, walaupun hidup sederhana, saya tidak ingin menjadi orang materialistis,” ujar Bupati Artha.
Meski demikian, Bupati Artha mengatakan, dirinya yang rutin setiap hari bersembahyang di rumahnya, tetap mendoakan orang-orang yang menebar isu tidak benar atau pun merasa kecewa kepadanya itu, agar dapat bahagia. Selalu mendapat yang terbaik. Begitu juga didoakan kepada yang tidak terpilih sebelumnya, saat pergantian Bupati dan ikut berkompetisi kembali, mudah-mudahan dapat terpilih.
“Saya tetap doakan yang terbaik, supaya tidak dimusuhi. Itu doa saya kepada mereka yang tidak lolos kompetisi, kalau masih merasa dendam dan sakit hati. Maka dari itu, saya atas nama pribadi dan keluarga, kami mohon maaf. Jangan sampai menjadi dendam, apalagi mendoakan kami bersama keluarga yang tidak baik. Karena memang kami tidak bisa (mengangkat semua kandidat sebagai Kepala OPD). Kalau bisa, pasti kami fasilitasi. Mohon bukakan pintu maaf untuk kami dan keluarga,” ucap Bupati Artha didampingi istrinya, Ni Kade Ari Sugianti alias Nyonya Sugianti Artha.
Bupati Artha menyampaikan, setelah berhenti sebagai Bupati, dirinya akan segera kembali menjadi masyarakat biasa. Besar harapannya, seluruh ASN yang telah diajaknya selama 10 tahun, tetap menjalin hubungan persaudaraan. Dirinya sebagai salah satu kader senior di PDIP, juga menegaskan akan tetap mengabdi ke PDIP. “Kami dibimbing dan dibesarkan oleh partai. Tanpa partai kami tidak akan seperti ini. Seandainya pun kami berdosa, kami tetap mengabdi untuk partai. Kapan pun, dimana pun. Partai lah kehidupan kami,” ujar Bupati Artha yang juga Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPC PDIP Jembrana ini.
Sebelum menutup salam perpisahannya, Bupati Artha sempat menyampaikan beberapa permintaan kepada para Kepala OPD Pemkab Jembrana dan Pj Sekda Jembrana I Nengah Ledang. Salah satunya, agar tidak ada pegawai kontrak yang diberhentikan setelah pergantian Bupati nanti. “Mohon jangan diberhentikan. Karena mereka butuh hidup. Saya hanya bisa titip, tidak bisa memperjuangkan dan mempertahankan,’’ jelasnya.
Kepada kepada Bupati terpilih, Bupati Artha minta pegawai kontrak yang banyak tolong dipertahankan. Kalau mereka orang kaya, mereka tidak mungkin mau jadi kontrak yang hanya dapat gaji Rp 1 juta. ‘’Itu karena mereka butuh untuk anak istri. Kami titip kepada OPD, kalau bisa dibantu, bantu mereka. Kalau tidak, sampaikan maaf,” ujarnya.
Selain mempertahankan pegawai kontrak, Bupati Artha mengarahkan agar para ASN nantinya bisa meningkatkan kinerja di era kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jembrana terpilih. Tidak bisa dipungkiri, setiap manusia pasti ada kekurangan dan kelebihan. Apa yang menjadi kelebihan agar tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Begitu juga dengan beberapa program yang belum selesai, harapannya dapat terwujud. Salah satunya adalah mewujudkan Mall Pelayanan Publik (MPP). “Pada pemerintahan selanjutnya saya harap para ASN dapat meningkatkan kinerja dan loyalitas dalam bertugas,” ujar Bupati Artha. *ode
Bupati Jembrana I Putu Artha-Wabup Jembrana Made Kembang Hartawan, mengakhiri masa jabatan, Selasa (16/2). Mereka menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada ASN di lingkungan Pemkab Jembrana. Permohonan maaf ini sangat diharapkan Bupati Artha dari para ASN yang kemungkinan merasa kecewa dengan kepemimpinannya. Kecewa ASN dimaksud terutama dalam setiap adanya proses lelang Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pemkab Jembrana.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Artha dalam acara perpisahan di Gedung Auditorium Jembrana, kawasan Civic Center Jembrana, Jalan Mayor Sugianyar I, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Selasa (16/2)
kemarin. Acara tersebut dihadiri para Pj Sekda Jembrana I Nengah Ledang, Kepala OPD, Camat, bersama para istri (Dharma Wanita). Acara perpisahan itu juga disiarkan secara live melalui sejumlah kanal media sosial, agar bisa diikuti pegawai maupun masyarakat Jembrana.
Bupati Artha menyampaikan, selama10 tahun menjabat sebagai Bupati bersama Wakilnya, I Made Kembang Hartawan (periode 2011-2016 dan periode 2016-2020), banyak hal yang sudah dilalui bersama. Sebagai manusia biasa, pastilah memiliki kekurangan. Setiap ada lelang jabatan, dia mengaku dihadapkan situasi sulit. Karena sesuai aturan, minimal harus ada 4 kandidat pejabat. Sedangkan yang terpilih hanya satu. “Hal ini yang sering membuat saya kesusahan. Karena semua orang Pemda. Yang tiga orang (tidak terpilih, Red) jelas akan membenci,” ujarnya.
Menurut Bupati Artha, kalau saja diperbolehkan, dirinya ingin mengangkat 4 kandidat menjadi Kepala OPD. Tetapi aturan tidak memperbolehkan. Bupati harus memilih salah satunya. Kemudian dari mekanisme itu, berhembus isu-isu yang tidak dibenar. Salah satunya adalah isu jika kandidat terpilih ditentukan bayaran ke Bupati. “Saya rasa kami selalu melihat senioritas. Tetapi jangan anggap kami materialistis. Saya diajarkan orangtua, walaupun hidup sederhana, saya tidak ingin menjadi orang materialistis,” ujar Bupati Artha.
Meski demikian, Bupati Artha mengatakan, dirinya yang rutin setiap hari bersembahyang di rumahnya, tetap mendoakan orang-orang yang menebar isu tidak benar atau pun merasa kecewa kepadanya itu, agar dapat bahagia. Selalu mendapat yang terbaik. Begitu juga didoakan kepada yang tidak terpilih sebelumnya, saat pergantian Bupati dan ikut berkompetisi kembali, mudah-mudahan dapat terpilih.
“Saya tetap doakan yang terbaik, supaya tidak dimusuhi. Itu doa saya kepada mereka yang tidak lolos kompetisi, kalau masih merasa dendam dan sakit hati. Maka dari itu, saya atas nama pribadi dan keluarga, kami mohon maaf. Jangan sampai menjadi dendam, apalagi mendoakan kami bersama keluarga yang tidak baik. Karena memang kami tidak bisa (mengangkat semua kandidat sebagai Kepala OPD). Kalau bisa, pasti kami fasilitasi. Mohon bukakan pintu maaf untuk kami dan keluarga,” ucap Bupati Artha didampingi istrinya, Ni Kade Ari Sugianti alias Nyonya Sugianti Artha.
Bupati Artha menyampaikan, setelah berhenti sebagai Bupati, dirinya akan segera kembali menjadi masyarakat biasa. Besar harapannya, seluruh ASN yang telah diajaknya selama 10 tahun, tetap menjalin hubungan persaudaraan. Dirinya sebagai salah satu kader senior di PDIP, juga menegaskan akan tetap mengabdi ke PDIP. “Kami dibimbing dan dibesarkan oleh partai. Tanpa partai kami tidak akan seperti ini. Seandainya pun kami berdosa, kami tetap mengabdi untuk partai. Kapan pun, dimana pun. Partai lah kehidupan kami,” ujar Bupati Artha yang juga Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPC PDIP Jembrana ini.
Sebelum menutup salam perpisahannya, Bupati Artha sempat menyampaikan beberapa permintaan kepada para Kepala OPD Pemkab Jembrana dan Pj Sekda Jembrana I Nengah Ledang. Salah satunya, agar tidak ada pegawai kontrak yang diberhentikan setelah pergantian Bupati nanti. “Mohon jangan diberhentikan. Karena mereka butuh hidup. Saya hanya bisa titip, tidak bisa memperjuangkan dan mempertahankan,’’ jelasnya.
Kepada kepada Bupati terpilih, Bupati Artha minta pegawai kontrak yang banyak tolong dipertahankan. Kalau mereka orang kaya, mereka tidak mungkin mau jadi kontrak yang hanya dapat gaji Rp 1 juta. ‘’Itu karena mereka butuh untuk anak istri. Kami titip kepada OPD, kalau bisa dibantu, bantu mereka. Kalau tidak, sampaikan maaf,” ujarnya.
Selain mempertahankan pegawai kontrak, Bupati Artha mengarahkan agar para ASN nantinya bisa meningkatkan kinerja di era kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jembrana terpilih. Tidak bisa dipungkiri, setiap manusia pasti ada kekurangan dan kelebihan. Apa yang menjadi kelebihan agar tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Begitu juga dengan beberapa program yang belum selesai, harapannya dapat terwujud. Salah satunya adalah mewujudkan Mall Pelayanan Publik (MPP). “Pada pemerintahan selanjutnya saya harap para ASN dapat meningkatkan kinerja dan loyalitas dalam bertugas,” ujar Bupati Artha. *ode
Komentar