Ganda Putri Bali Tampil di Festival Silat Internasional
Agar tidak mengecewakan, mereka menjalani latihan intensif setiap hari di bawah pengawasan para pelatih. Latihan setiap hari didampingi Nyoman Lasia, dan pada saat festival dipandu Nyoman Terus dan Putu Yudhi.
JAKARTA, NusaBali
Pesilat ganda putri asal Bali Ni Kadek Astini dan Ni Nyoman Ayu Budiani dipastikan tampil pada Festival Pencak Silat Internasional, di GOR Lila Bhuana, Denpasar, 3-8 Desember 2016. Festival tersebut menjadi rangkaikan Kejuaraan Dunia Pencak Silat yang juga digelar di tempat yang sama.
Demikian ditegaskan Sekum PB IPSI Erizal Chaniago pada konfrensi pers Kejuaraan Dunia, Selasa (15/11). Menurutnya, pesilat ganda putri Bali akan tampil meramaikan festival tersebut. Mereka tampil diiringi dengan tetabuhan musik.
Mantan pelatih pelatnas silat nomor seni asal Bali Wayan Selamat membenarkan hal itu. Dua pesilat Pulau Dewata membela Indonesia dalam festival itu. Mereka merupakan pesilat ganda putri. Mereka adalah Ni Kadek Astini dan Ni Nyoman Ayu Budiani. "Mereka pemenang di Tafisa 2016 di Ancol," ujar Selamat, kepada NusaBali hubungilewat telepon, Rabu (23/11).
Sedangkan salah satu pesilat ganda putri, Ni Nyoman Ayu Budiani menuturkan, mereka terpilih mewakili Indonesia di Festival Pencak Silat lantaran juara di TAFISA World Sport fol All Games 2016 pada Oktober 2016. Sebelumnya mereka meraih medali emas di kompetisi Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) di Bali pada 2015 lalu.
"Awalnya kami mengikuti FORMI yang diadakan di Bali tahun 2015. Disana kami mendapat medali emas. Setelah itu di panggil mengikuti TAFISA 2016 di Jakarta, Oktober kemarin. Di TAFISA, kami mendapat nilai tertinggi di kategori ganda putri. Kemudian kami di panggil untuk mewakili Indonesia dalam Festival Pencak Silat di Bali nanti," terang Budiani.
Menurut Budiani, Festival Pencak Silat dan Kejuaraan Dunia Pencak Silat ada sedikit perbedaan. Di Festival, para pesilat memainkan gerakan silat dengan diiringi tetabuhan musik.
Sebagai pesilat yang mewakili Indonesia di Festival, pesilat kelahiran Bayad, 12 November 1995 ini merasa senang. Namun ia tak menampik ada rasa deg-degkan, karena baru pertama kali mewakili Indonesia di ajang tersebut. Agar tidak mengecewakan, keduanya menjalani latihan intensif dibawah pengawasan para pelatih.
"Kami latihan setiap hari. Yang mendampingi kami saat festival nanti adalah bapak Nyoman Terus dan Putu Yudhi. Yang melatih kami bapak Nyoman Lasia," papar Budiani, mahasiswi IKIP PGRI Bali.
Di Festival Pencak Silat ini, Budiani dan Astini menargetkan meraih nilai tertinggi demi mempersembahkan gelar juara bagi Indonesia. Soal persaingan, lanjut Budiani, sejumlah negara memiliki pesilat bagus pula di Festival Pencak Silat. Namun bila dilihat dari kejuaraan TAFISA, pesilat Singapura perlu diwaspadai. Sebab permainan mereka cukup apik. k22
Demikian ditegaskan Sekum PB IPSI Erizal Chaniago pada konfrensi pers Kejuaraan Dunia, Selasa (15/11). Menurutnya, pesilat ganda putri Bali akan tampil meramaikan festival tersebut. Mereka tampil diiringi dengan tetabuhan musik.
Mantan pelatih pelatnas silat nomor seni asal Bali Wayan Selamat membenarkan hal itu. Dua pesilat Pulau Dewata membela Indonesia dalam festival itu. Mereka merupakan pesilat ganda putri. Mereka adalah Ni Kadek Astini dan Ni Nyoman Ayu Budiani. "Mereka pemenang di Tafisa 2016 di Ancol," ujar Selamat, kepada NusaBali hubungilewat telepon, Rabu (23/11).
Sedangkan salah satu pesilat ganda putri, Ni Nyoman Ayu Budiani menuturkan, mereka terpilih mewakili Indonesia di Festival Pencak Silat lantaran juara di TAFISA World Sport fol All Games 2016 pada Oktober 2016. Sebelumnya mereka meraih medali emas di kompetisi Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) di Bali pada 2015 lalu.
"Awalnya kami mengikuti FORMI yang diadakan di Bali tahun 2015. Disana kami mendapat medali emas. Setelah itu di panggil mengikuti TAFISA 2016 di Jakarta, Oktober kemarin. Di TAFISA, kami mendapat nilai tertinggi di kategori ganda putri. Kemudian kami di panggil untuk mewakili Indonesia dalam Festival Pencak Silat di Bali nanti," terang Budiani.
Menurut Budiani, Festival Pencak Silat dan Kejuaraan Dunia Pencak Silat ada sedikit perbedaan. Di Festival, para pesilat memainkan gerakan silat dengan diiringi tetabuhan musik.
Sebagai pesilat yang mewakili Indonesia di Festival, pesilat kelahiran Bayad, 12 November 1995 ini merasa senang. Namun ia tak menampik ada rasa deg-degkan, karena baru pertama kali mewakili Indonesia di ajang tersebut. Agar tidak mengecewakan, keduanya menjalani latihan intensif dibawah pengawasan para pelatih.
"Kami latihan setiap hari. Yang mendampingi kami saat festival nanti adalah bapak Nyoman Terus dan Putu Yudhi. Yang melatih kami bapak Nyoman Lasia," papar Budiani, mahasiswi IKIP PGRI Bali.
Di Festival Pencak Silat ini, Budiani dan Astini menargetkan meraih nilai tertinggi demi mempersembahkan gelar juara bagi Indonesia. Soal persaingan, lanjut Budiani, sejumlah negara memiliki pesilat bagus pula di Festival Pencak Silat. Namun bila dilihat dari kejuaraan TAFISA, pesilat Singapura perlu diwaspadai. Sebab permainan mereka cukup apik. k22
1
Komentar