Tim SMKN Bali Mandara Juara Kompetisi Wirausaha
Tim wirausaha SMKN Bali Mandara yang diperkuat oleh Kadek Sri Sinta Dewi yang kini duduk di kelas XI Teknik Gambar Bangunan, Putu Triana Dewi (Kelas XI Teknik Komputer Jaringan) dan Luh Rusmiani (kelas XI Teknik Komputer Jaringan), berhasil mengharumkan nama Bali di kancah nasional.
SINGARAJA, NusaBali
Dari 250 peserta seluruh Indonesia mereka berhasil merebut juara I, sebagai tim terbaik dalam ajang Youth Entrepreneurship Week (YEPWEEK) 2016 di Jakarta pada 16-20 November lalu.
Dalam ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh pemerintah Amerika Serikat bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu, mereka diarahkan untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan yang dimiliki. Tim SMKN Bali Mandara pun akhirnya membuat sebuah proposal yang mengangkat usaha kaligrafi Bali yang dibuat dari koran dan kardus bekas.
Proposal tersebut akhirnya mengantarkan mereka terpilih menjadi tujuh besar dalam babak penyisihan. Di babak 7 besar, mereka mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan ide kreatif dan hasil karya yang mereka ciptakan. Dan pada akhirnya, mereka terpilih sebagai tim terbaik dan mendapatkan juara I.
Ide membuat usaha kaligrafi Bali tersebut berasal dari Kadek Sri Sinta Dewi. Ia yang ditemui di sekolah Rabu (23/11), mengaku mendapatkan ide tersebut saat mengikuti lomba karya ilmiah beberapa bulan lalu di sebuah perguruan tinggi di Bali. Dari sana ia membuat kaligrafi Bali berbahan dasar koran dan kardus bekas. Hasil karyanya pun kemudian dipamerkan di sejumlah ajang pameran kegiatan sekolah, sehingga banyak yang ingin membelinya.
Sedangkan dua rekannya yang lain, yakni Luh Putu Triana Dewi, asal Desa/Kecamatan Kubutambahan dan Ni Made Rusmini, asal Susut Bangli, bekerjasama untuk mewujudkan sejumlah karya yang akhirnya mereka tampilkan di Jakarta dan mencuri perhatian dewan juri.
Sebagai pemenang pertama, mereka pun mendapatkan reward puluhan juta rupiah untuk dijadikan modal usaha, merealiasikan ide kreatifnya dan mengembangkan bisnis yang mereka cita-citakan. Selanjutnya, dalam kurun waktu 3-6 bulan, panitia akan memberikan kesempatan bagi tim untuk mengikuti pop-up market sebagai bentuk dukungan lebih lanjut bagi tiap tim terpilih memperoleh akses terhadap pasar dan calon investor.
Mereka pun mengaku sangat senang ide usahanya tersebut menjadi yang terbaik dan mendapatkan kesempatan untuk dikembangkan. “Saya sangat senang mendapat peluang untuk mengembangkan usaha melalui YEPWEEK ini. Kami ingin menjadi wirausaha yang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi generasi muda yang lain sehingga saya dapat mewujudkan visi sekolah kejuruan yakni BMW (bekerja, melanjutkan, dan wirausaha),” kata Rusmiani.
Sementara itu Kepala SMKN Bali Mandara Ida Bagus Pawanasuta mengatakan bahwa sejauh ini sekolah memberikan peluang untuk siswanya menjadi yang terbaik. Baik mendukung untuk keikutsertaan lomba serta pembinaan untuk menjadi anak-anak yang memiliki keterampilan yang mempuni sebagai tamatan sekolah SMK.
“Pihak sekolah pasti bangga dengan raihan prestasi anak didik kami, dengan umur sekolah yang masih snagat muda, tapi mereka sudah bisa menjadi yang terbaik. Semoga bisa memotivasi siswa lainnya,” ungkap dia. *k23
Dalam ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh pemerintah Amerika Serikat bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu, mereka diarahkan untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan yang dimiliki. Tim SMKN Bali Mandara pun akhirnya membuat sebuah proposal yang mengangkat usaha kaligrafi Bali yang dibuat dari koran dan kardus bekas.
Proposal tersebut akhirnya mengantarkan mereka terpilih menjadi tujuh besar dalam babak penyisihan. Di babak 7 besar, mereka mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan ide kreatif dan hasil karya yang mereka ciptakan. Dan pada akhirnya, mereka terpilih sebagai tim terbaik dan mendapatkan juara I.
Ide membuat usaha kaligrafi Bali tersebut berasal dari Kadek Sri Sinta Dewi. Ia yang ditemui di sekolah Rabu (23/11), mengaku mendapatkan ide tersebut saat mengikuti lomba karya ilmiah beberapa bulan lalu di sebuah perguruan tinggi di Bali. Dari sana ia membuat kaligrafi Bali berbahan dasar koran dan kardus bekas. Hasil karyanya pun kemudian dipamerkan di sejumlah ajang pameran kegiatan sekolah, sehingga banyak yang ingin membelinya.
Sedangkan dua rekannya yang lain, yakni Luh Putu Triana Dewi, asal Desa/Kecamatan Kubutambahan dan Ni Made Rusmini, asal Susut Bangli, bekerjasama untuk mewujudkan sejumlah karya yang akhirnya mereka tampilkan di Jakarta dan mencuri perhatian dewan juri.
Sebagai pemenang pertama, mereka pun mendapatkan reward puluhan juta rupiah untuk dijadikan modal usaha, merealiasikan ide kreatifnya dan mengembangkan bisnis yang mereka cita-citakan. Selanjutnya, dalam kurun waktu 3-6 bulan, panitia akan memberikan kesempatan bagi tim untuk mengikuti pop-up market sebagai bentuk dukungan lebih lanjut bagi tiap tim terpilih memperoleh akses terhadap pasar dan calon investor.
Mereka pun mengaku sangat senang ide usahanya tersebut menjadi yang terbaik dan mendapatkan kesempatan untuk dikembangkan. “Saya sangat senang mendapat peluang untuk mengembangkan usaha melalui YEPWEEK ini. Kami ingin menjadi wirausaha yang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi generasi muda yang lain sehingga saya dapat mewujudkan visi sekolah kejuruan yakni BMW (bekerja, melanjutkan, dan wirausaha),” kata Rusmiani.
Sementara itu Kepala SMKN Bali Mandara Ida Bagus Pawanasuta mengatakan bahwa sejauh ini sekolah memberikan peluang untuk siswanya menjadi yang terbaik. Baik mendukung untuk keikutsertaan lomba serta pembinaan untuk menjadi anak-anak yang memiliki keterampilan yang mempuni sebagai tamatan sekolah SMK.
“Pihak sekolah pasti bangga dengan raihan prestasi anak didik kami, dengan umur sekolah yang masih snagat muda, tapi mereka sudah bisa menjadi yang terbaik. Semoga bisa memotivasi siswa lainnya,” ungkap dia. *k23
Komentar