Awan Comolonimbus Picu Hujan Es di Bangli
BBMKG Sebut Kerap Terjadi Saat Pancaroba
MANGUPURA, NusaBali
Fenomena hujan es terjadi di Kabupaten Bangli, Jumat (26/2) sekitar pukul 13.40 Wita.
Tak ayal, banyak warga dibuat kaget dengan jatuhnya butiran es sebesar batu kerikil. Fenomena hujan es atau hail kerap terjadi. Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, menyebut hujan es biasa terjadi pada saat pancaroba atau peralihan musim dan sifatnya sesaat. BBMKG pun mengimbau masyarakat agar tidak khawatir dengan adanya fenomena hujan es disertai angin kencang yang terjadi di sebagian wilayah Bangli.
Kepala Bidang Data dan Informasi (BBMKG) Wilayah III Denpasar Iman Fatchurochman, mengatakan dari hasil analisa fenomena hujan es terjadi di wilayah Bangli, dikategorikan sangat lokal dan sebarannya hanya mencakup sekitar 5 kilometer hingga 10 kilometer. Begitu juga dengan durasinya, tercatat 10 menit.
“Hujan es ini lebih sering terjadi saat peralihan musim. Untuk waktunya bisa terjadi pada siang atau sore. Namun, terkadang pada malam hari juga,” kata Iman.
Masih menurut Iman, dari hasil pengamatan, indikasi terjadi hujan lebat disertai angina kencang, hingga hujan es berdurasi singkat disebabkan oleh awan comolonimbus (CB). Sebelum adanya fenomena itu, biasanya masyarakat kerap merasakan panas dan gerah pada malam hingga pagi hari. Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara yang disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi. “Dari pengamatan kami, bahwa mulai pukul 10.00 wita terlihat tumbuh awan comolonimbus di sekitar Bangli,” katanya.
Setelah kemunculan awan comolonimbus, jelas Iman, hanya memiliki waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam untuk menganalisa dan memberitahu kepada masyarakat terkait akan adanya fenomena hujan es. “Namun, ini sifatnya sesaat saja dan secara tiba-tiba,” jelasnya.
Iman lebih lanjut mengatakan, fenomena hujan es ini tidak ada kaitan dengan fenomena alam lainnya. “Kalau soal kemungkinan adanya kejadian lainnya itu tidak benar. Untuk masyarakat tidak boleh percaya dengan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tegas Iman. *dar
1
Komentar