Tukar Sampah Jadi Beras Makin Diminati
TABANAN, NusaBali
Tukar sampah plastik dengan beras makin diminati masyarakat Tabanan. Program yang digagas oleh Plastic Exchange 2.0 kembali terlaksana di Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan pada Minggu (28/2).
Terungkap jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan masyarakat Desa Kukuh sebanyak 552, 5 kilogram dengan jumlah beras tersalurkan 84 kilogram. Kegiatan ini bekerjasama dengan krama Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan.
Inisiator The Plastic Exchange I Made Janur Yasa mengatakan penukaran sampah plastik dengan beras sebenarnya sudah dilakukan di Kabupaten Gianyar dengan hampir 13 banjar yang sudah mengikuti program ini dan kini mulai merambah ke Tabanan.
Kegiatan yang dilakukan tersebut bukan ajang untuk mencari muka ataupun sekadar menukarkan beras. Tapi lebih dari itu untuk mengedukasi masyarakat agar berperan aktif ikut memerangi sampah. Terutama memerangi sampah skala rumah tangga.
"Biar sampah tidak dijadikan permasalahan terus, padahal sampah memiliki nilai ekonomis," tegasnya.
Dia melanjutkan ada 7 jenis sampah yang dapat ditukar warga dengan beras. Diantaranya sampah plastik kresek, botol plastik, plastik dan botol basah, rongsokan plastik, kardus, kertas/buku, besi/metal hingga botol bir.
Khusus di Desa Kukuh pihaknya harus menyediakan hampir 60-100 kilogram beras. "Pogram ini akan kami lebih gencarkan di desa Kukuh Kerambitan Tabanan dan akan merambah desa-desa lainnya di Tabanan. Agar masalah sampah plastik tertangani,” tegasnya.
Salah satu warga, Wayan Mayun, 57 mengatakan sudah lama mengumpulkan sampah plastik dan barang-barang rongsokan di desa.
Sampah-sampah yang biasa dikumpulkan ia jual kepada pengumpul barang rongsokan yang masuk ke desa-desa.
“Kalau dulu harus menunggu pengempul rongsokan untuk menjual sampah plastik. Sekarang lebih praktis setiap seminggu sekali diambil dengan cara ditukar beras,” ujarnya.
Dia menyatakan meski hanya mendapat 5 kilogram beras dari menyetorkan sampah 10 kilogram botol plastik dan 4 kilogram kertas dalam seminggu saat ini, Mayun merasa terbantu dengan program penukaran sampah plastik menjadi beras.
“Saya kumpulkan secara mandiri di rumah, kemudian memilah sampah dari tetangga. Saya kumpulkan sekitar satu mingguan. Kemarin saya dapat satu kilogram sekarang saya dapat 2 kilogram beras. Saya senang sudah terbantu ekonomi rumah berkat kumpulkan sampah,” kata Wayan Mayun. *des
Inisiator The Plastic Exchange I Made Janur Yasa mengatakan penukaran sampah plastik dengan beras sebenarnya sudah dilakukan di Kabupaten Gianyar dengan hampir 13 banjar yang sudah mengikuti program ini dan kini mulai merambah ke Tabanan.
Kegiatan yang dilakukan tersebut bukan ajang untuk mencari muka ataupun sekadar menukarkan beras. Tapi lebih dari itu untuk mengedukasi masyarakat agar berperan aktif ikut memerangi sampah. Terutama memerangi sampah skala rumah tangga.
"Biar sampah tidak dijadikan permasalahan terus, padahal sampah memiliki nilai ekonomis," tegasnya.
Dia melanjutkan ada 7 jenis sampah yang dapat ditukar warga dengan beras. Diantaranya sampah plastik kresek, botol plastik, plastik dan botol basah, rongsokan plastik, kardus, kertas/buku, besi/metal hingga botol bir.
Khusus di Desa Kukuh pihaknya harus menyediakan hampir 60-100 kilogram beras. "Pogram ini akan kami lebih gencarkan di desa Kukuh Kerambitan Tabanan dan akan merambah desa-desa lainnya di Tabanan. Agar masalah sampah plastik tertangani,” tegasnya.
Salah satu warga, Wayan Mayun, 57 mengatakan sudah lama mengumpulkan sampah plastik dan barang-barang rongsokan di desa.
Sampah-sampah yang biasa dikumpulkan ia jual kepada pengumpul barang rongsokan yang masuk ke desa-desa.
“Kalau dulu harus menunggu pengempul rongsokan untuk menjual sampah plastik. Sekarang lebih praktis setiap seminggu sekali diambil dengan cara ditukar beras,” ujarnya.
Dia menyatakan meski hanya mendapat 5 kilogram beras dari menyetorkan sampah 10 kilogram botol plastik dan 4 kilogram kertas dalam seminggu saat ini, Mayun merasa terbantu dengan program penukaran sampah plastik menjadi beras.
“Saya kumpulkan secara mandiri di rumah, kemudian memilah sampah dari tetangga. Saya kumpulkan sekitar satu mingguan. Kemarin saya dapat satu kilogram sekarang saya dapat 2 kilogram beras. Saya senang sudah terbantu ekonomi rumah berkat kumpulkan sampah,” kata Wayan Mayun. *des
Komentar