Lupa Tangkil, 'Didatangi' Ratu Gamang Bali
Kisah Mistis I Ketut Rochineng, Mantan Birokrat, Politisi, dan Akademisi
SINGARAJA, NusaBali
Tiga tahun setelah melepaskan status birokrat Pemprov Bali, kesibukan dan keseharian Dr I Ketut Rochineng SH MH kini beralih menjadi wakil rakyat dengan duduk di kursi DPRD Bali dari Dapil Buleleng untuk periode 2019-2024.
Namun di balik kesibukannya, mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali yang akrab disapa ‘Rocky N’ itu ternyata juga tak bisa lepas dari dunia spiritual. “Saya mendalami ilmu spiritual sejak 1979 setelah lulus SMA,” ungkap Rochineng, Rabu (3/3). Dari perjalanan spiritual yang dilakoni, Rochineng mengaku ada berkah dari alam semesta yang datang silih berganti dalam kehidupannya. Hingga saat ini, Rochineng mengakui bahwa dirinya selalu diikuti oleh lima pengawal dari alam gaib, yakni Nengrus, Dewi Cuaca, Ki Harmono, Arga, dan Romo Angker.
Peristiwa niskala atau gaib terakhir dialaminya kembali pada akhir Desember 2020 lalu. Rocky N menceritakan di suatu malam pukul 24.00, didatangi makhluk gaib di rumahnya di Denpasar. Sebelum bertemu mahkluk gaib tersebut, salah satu ‘ajudan’ gaibnya, Nengrus sempat melaporkan, ada makhluk gaib lainnya.
“Yang datang makhluk gaib berbadan gemuk, perutnya besar, tidak berpakaian dan tingginya setinggi rumah, kepala gundul tetapi bersisi satu tanduk ke depan,” jelas kakek tiga orang cucu ini.
Dari komunikasi secara niskala, sosok gaib itu menyebut diri sebagai Jero Ratu Gamang dari Pura Pucak Batu Kursi, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, yang dikenal sebagai pura yang didatangi tokoh untuk mendapat jabatan lebih tinggi.
“Ratu Gamang ini ternyata kangen sama saya, karena sebelum menjabat anggota DPRD Bali, saya tangkil ke pura tersebut, dan setelah menjabat belum sempat tangkil kembali ke pura ini. Karena itu, beliau langsung mengundang ke Pura Pucak Batu Kursi,” ujar Rochineng.
Akhirnya pada 3 Januari 2021, Rochineng pun menghadap ke Pura Pucak Batu Kursi. “Saya ke pura tersebut diantar Jro Mangku Losin dari Desa Kayu Putih sekaligus menyiapkan semua sesajennya,” beber pencipta album ‘Bali Shanti’ tersebut.
Anehnya, setelah di pura tersebut juga diwarnai suasana mistis, karena ada orang yang kesurupan, dan memegang tangan Rochineng dengan berkata, “Jika tidak dicari ke Denpasar tidak mau tangkil Rochineng.”
Sebelumnya sosok berusia 62 tahun yang juga piawai menyanyi ini memang kerap mendapat panggilan gaib dari Pura Dalem Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng. “Saya telah menerima panugrahan atau paica dari pura tersebut yang disaksikan oleh Kades Petemon dan Jro Mangku Dalem,” ungkap Rochineng.
Pura Pucak Batu Kursi diketahui sebagai pura yang sangat dikeramatkan. Dipercaya sebagai pura yang bisa meloloskan jabatan. Banyak pemimpin di Bali yang memohon panugrahan di sana. “Di sana dia rajanya Gamang. Di Kerajaan Gamang, posisi beliau paling tinggi. Anak buahnya sangat banyak di seluruh Bali,” kata Rochineng.
Tak hanya Jero Ratu Gamang, Rochineng ternyata juga berkomunikasi dengan makhluk gaib lintas pulau. Royal Ambarrukmo Jogjakarta yang dibangun di antara pesanggrahan milik Sultan Hamengkubuwono VII dan dibiarkan tak terawat sejak tahun 1930-an juga memiliki cerita khas dengan sosok Rochineng. Di hotel ini ada satu ‘kamar biru’ yang konon disediakan khusus untuk Nyi Roro Kidul. Rochineng bertemu dengan makhluk gaib bertubuh besar dengan dua tanduk menghadap ke depan di kepala.
“Kami kenalan. Namanya Ki Ageng Ronggojoyo. Saya juga memperkenalkan diri. Sampai saat ini kami masih melakukan kontak komunikasi jarak jauh. Rombongan DPRD Bali sering menginap di sana kalau kunjungan kerja,” ungkapnya.
Lalu apakah ada pawisik soal akhir pandemi Covid-19? Rochineng mengaku pertanyaan yang juga mengusiknya itu dijawab oleh Nengrus.
“Covid-19 adalah siklus alam yang terjadi atau mewabah agar semua fungsi alam kembali normal alias pembersihan alam,” ujarnya menirukan suara gaib Nengrus.
Adanya Covid-19, lanjutnya, diistilahkan sudah seizin Ida Sang Hyang Widhi Wasa. “Kapan akan berakhir tidak boleh atau tidak diberitahu karena tidak boleh mengetahui rahasia Tuhan sebelum itu terjadi,” kata lulusan cumlaude Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Udayana ini. “Secara sederhana dapat dilakukan dengan mengikuti instruksi pemerintah. Tidak meboya karena ini kehendak alam,” lanjut pria ramah yang menjadikan Made Regog alias Pekak Gunung dari Banjar Celagigendong, Pemecutan, Denpasar sebagai mahaguru.
Rochineng menilai pengalaman demi pengalaman gaib yang dialaminya menjadi pelajaran penting. Menimba ilmu kerohanian selama 42 tahun, mantan Penjabat Bupati Gianyar 2018 itu memang kerap dimintai tolong keluarga maupun kerabatnya untuk mengusir makhluk-makhluk gaib yang mengganggu. Di antaranya jin, tonya, setan, dan gendurowo. Tak cukup berbuat baik pada orang lain, sejak kejadian tersebut Rochineng selalu ingat kewajiban utama di rumah sendiri, khususnya terkait ritual tak boleh ditunda dan harus dituntaskan. *mao
1
Komentar