Bangli Bentuk Tim Penanggulangan Risiko Bencana
Pemkab Bangli berencana membentuk tim koordinasi bersifat menyeluruh yang mengcover semua wilayah tanpa kecuali.
BANGLI, NusaBali
Tim tersebut rencananya disebut Tim Penanggulangan Risiko Bencana (PRB) yang dikoordinasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Anggotanya, perwakilan 72 desa/kelurahan di Bangli. Satu desa/kelurahan satu orang wakil. Finalisasi rencana tersebut dibahas dan diputuskan akhir November 2016 ini.
Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Bangli I Ketut Agus Sutapa, menyampaikan hal tersebut, Minggu (27/11). Dikatakan, rencana pembentukan Tim PRB tersebut memang tidak lepas dari fakta di lapangan, Bangli banyak memiliki kawasan yang rawan bencana. Bencana yang sudah jelas dan sering terjadi adalah longsor, terjangan angin kencang/puting beliung, ternasuk bencana letusan gunung berapi, karena Bangli memiliki Gunung Batur, salah satu gunung api yang masih aktif. “Untuk penanggulangan risiko perlu dibentuk tim,” jelas Agus Sutapa, pejabat asal Banjar/Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli.
Tim tersebut, kata Agus Sutapa, dimaksudkan untuk mempercepat koordinasi dalam penanggulangan dan penanganan bencana, khususnya di desa-desa dan kelurahan. “Jika ada musibah, cepat bisa dikoordinasikan dengan BPBD,” jelasnya. Karena itulah, unsur Tim PRB direncanakan satu orang dari masing-masing desa/kelurahan di Bangli yakni sebanyak 72, terdiri dari 68 desa dan 4 kelurahan.
Dikatakan Agus Sutapa, person atau orang dari masing-masing desa/kelurahan semacam perpanjangan telinga dan informasi dari BPBD dalam hal pelaporan dan penanganan musiban bencana alam di lapangan. Pihaknya berharap, penganggaran atau operasional anggota tim PRB dilakukan masing-masing desa/kelurahan “Misalnya barangkali bisa lewat ADD (alokasi dana desa),” ucap Agus Sutapa.
Kalangan perbekel/kepala desa menyambut positif rencana tersebut. “Sesungguhnya itu sudah menjadi usulan warga dalam musrenbangdes,” ujar Perbekel Tembuku I Ketut Mudiarsa. Usulan itu kemudian dia tindalanjuti lewat musrenbang lanjutan. “Kami juga rencananya nanti kumpulkan kalangan tokoh masyarakat, bagaimana teknis lebih lanjut,” tutur Mudiarsa. Pertemuan itu nanti akan membahas, di antaranya menyangkut pengadaan sarana dan peralatan dan keperluan lainnya, termasuk personel.
Sementara terkait hujan lebat kerap turun belakangan ini, BPBD kini tengah melakukan pengecekan dan pendataan longsor dengan beragam skala. Di antaranya longsor di Desa Bunutin, Kecamatan Bangli, longsor di Banjar Dusun Penyebeh, Desa Pengotan, Kecamatan Bangli, dan di tempat lain. * k17
Tim tersebut rencananya disebut Tim Penanggulangan Risiko Bencana (PRB) yang dikoordinasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Anggotanya, perwakilan 72 desa/kelurahan di Bangli. Satu desa/kelurahan satu orang wakil. Finalisasi rencana tersebut dibahas dan diputuskan akhir November 2016 ini.
Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Bangli I Ketut Agus Sutapa, menyampaikan hal tersebut, Minggu (27/11). Dikatakan, rencana pembentukan Tim PRB tersebut memang tidak lepas dari fakta di lapangan, Bangli banyak memiliki kawasan yang rawan bencana. Bencana yang sudah jelas dan sering terjadi adalah longsor, terjangan angin kencang/puting beliung, ternasuk bencana letusan gunung berapi, karena Bangli memiliki Gunung Batur, salah satu gunung api yang masih aktif. “Untuk penanggulangan risiko perlu dibentuk tim,” jelas Agus Sutapa, pejabat asal Banjar/Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli.
Tim tersebut, kata Agus Sutapa, dimaksudkan untuk mempercepat koordinasi dalam penanggulangan dan penanganan bencana, khususnya di desa-desa dan kelurahan. “Jika ada musibah, cepat bisa dikoordinasikan dengan BPBD,” jelasnya. Karena itulah, unsur Tim PRB direncanakan satu orang dari masing-masing desa/kelurahan di Bangli yakni sebanyak 72, terdiri dari 68 desa dan 4 kelurahan.
Dikatakan Agus Sutapa, person atau orang dari masing-masing desa/kelurahan semacam perpanjangan telinga dan informasi dari BPBD dalam hal pelaporan dan penanganan musiban bencana alam di lapangan. Pihaknya berharap, penganggaran atau operasional anggota tim PRB dilakukan masing-masing desa/kelurahan “Misalnya barangkali bisa lewat ADD (alokasi dana desa),” ucap Agus Sutapa.
Kalangan perbekel/kepala desa menyambut positif rencana tersebut. “Sesungguhnya itu sudah menjadi usulan warga dalam musrenbangdes,” ujar Perbekel Tembuku I Ketut Mudiarsa. Usulan itu kemudian dia tindalanjuti lewat musrenbang lanjutan. “Kami juga rencananya nanti kumpulkan kalangan tokoh masyarakat, bagaimana teknis lebih lanjut,” tutur Mudiarsa. Pertemuan itu nanti akan membahas, di antaranya menyangkut pengadaan sarana dan peralatan dan keperluan lainnya, termasuk personel.
Sementara terkait hujan lebat kerap turun belakangan ini, BPBD kini tengah melakukan pengecekan dan pendataan longsor dengan beragam skala. Di antaranya longsor di Desa Bunutin, Kecamatan Bangli, longsor di Banjar Dusun Penyebeh, Desa Pengotan, Kecamatan Bangli, dan di tempat lain. * k17
1
Komentar