Buruh Tewas Terjatuh dari Ketinggian 30 Meter
Korban merasa kurang nyaman bekerja pakai tali pengaman sehingga pilih melepasnya. Saat tanpa tali pengaman korban terpeleset dan terjatuh.
TABANAN, NusaBali
Buruh bangunan, Abdul Mobin, 29, tewas mengenaskan dengan kondisi kepala pecah, leher, tangan, dan kaki patah. Penyebabnya, korban terjatuh dari ketinggian 30 meter saat pemasangan atap baja ringan pada gudang Ashram Biji Lembah Tulis di Banjar Dinas Cacab Jangkahan, Desa Biaung, Kecamatan Penebel, Tabanan, Minggu (27/11).
Informasi dari rekan korban, Karyono, 31, sekitar pukul 09.00 Wita, ia bersama Abdul Mobin diminta melanjutkan pemasangan atap baja ringan oleh penanggungjawab proyek, Budi Santoso. Sementara Yudi, 40, mendapat tugas memotong atap baja yang akan dipasangkan dan mengikatkan pada tali sebelum ditarik ke atas. Saat berada di atas atap, korban bertugas menarik atap yang akan dipasang. Termasuk membantu pegang kap sewaktu Karyono pasang sekrup untuk merekatkan atap dengan konstruksi baja. Setelah selesai, sekitar pukul 12.00 Wita mereka turun untuk istirahat.
Usai istirahat, sekitar pukul 13.00 Wita, korban dan Karyomo kembali melanjutkan pekerjaan memasang potong atap baja untuk menutup ujung-ujung atap (wuwungan). Setelah memasang beberapa wuwungan, korban mau bilang melepas tali pengaman. “Saya sempat ingatkan untuk tidak melepas tali pengaman sampai pekerjaan selesai,” ungkap Karyono. Korban yang dilarang malah menjawab santai, “pakai tali tidak nyaman dan ribet.”
Selanjutnya, korban kelahiran Praya, Lombok Tengah ini berjalan di atas wuwungan yang sudah terpasang dan melepas ikatan tali pengaman pada besi. Sedangkan saksi Karyono melanjutkan memasang sekrup. Tiba-tiba terdengar teriakan korban. Sewaktu dilihat korban sudah meluncur di atas atap ke bawah. Korban terjatuh di samping bangunan gudang atau jalan setapak menuju tempat permandian suci milik ashram.
Melihat hal itu, Karyono langsung turun dan berteriak minta tolong. Saksi melihat Mobin tergeletak di lantai dengan posisi miring ke kanan. Korban saat itu bersimbah darah dan sudah tak bergerak. Karyono dan Yudi berusaha menolong korban dibantu pelapor, I Gusti Ngurah Gede Sumerta Yasa, 37. Tak lama berselang mobil ambulans BRSUD Tabanan datang. Korban dibawa ke BRSUD Tabanan untuk mendapatkan perawatan.
Direktur BRSUD Tabanan, dr I Nyoman Susila mengatakan korban Mobin tiba di RS sudah dalam keadaan meninggal. Korban meninggal karena tempurung kepalanya pecah, leher patah, kaki dan tangan juga patah. “Jenazah masih dibersihkan, pihak keluarga sudah konfirmasi akan mengambil ke rumah sakit,” terang dr Susila.
Kapolsek Penebel AKP I Wayan Dastra saat dikonfirmasi membenarkan kecelakaan kerja yang menewaskan seorang buruh itu. Dikatakan, anggota Polsek Penebel bersama Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP I Nyoman Sukadana sedang mengintrogasi saksi maupun pemborong bangunan yakni Budi Santoso. Pihaknya masih menanyakan kelengkapan identitas korban ataupun buruh lainya karena sebagain besar dari luar Bali. “Pengerjaan gedung saat kami hentikan sementara,” tandas AKP Wayan Dastra. * cr61
Informasi dari rekan korban, Karyono, 31, sekitar pukul 09.00 Wita, ia bersama Abdul Mobin diminta melanjutkan pemasangan atap baja ringan oleh penanggungjawab proyek, Budi Santoso. Sementara Yudi, 40, mendapat tugas memotong atap baja yang akan dipasangkan dan mengikatkan pada tali sebelum ditarik ke atas. Saat berada di atas atap, korban bertugas menarik atap yang akan dipasang. Termasuk membantu pegang kap sewaktu Karyono pasang sekrup untuk merekatkan atap dengan konstruksi baja. Setelah selesai, sekitar pukul 12.00 Wita mereka turun untuk istirahat.
Usai istirahat, sekitar pukul 13.00 Wita, korban dan Karyomo kembali melanjutkan pekerjaan memasang potong atap baja untuk menutup ujung-ujung atap (wuwungan). Setelah memasang beberapa wuwungan, korban mau bilang melepas tali pengaman. “Saya sempat ingatkan untuk tidak melepas tali pengaman sampai pekerjaan selesai,” ungkap Karyono. Korban yang dilarang malah menjawab santai, “pakai tali tidak nyaman dan ribet.”
Selanjutnya, korban kelahiran Praya, Lombok Tengah ini berjalan di atas wuwungan yang sudah terpasang dan melepas ikatan tali pengaman pada besi. Sedangkan saksi Karyono melanjutkan memasang sekrup. Tiba-tiba terdengar teriakan korban. Sewaktu dilihat korban sudah meluncur di atas atap ke bawah. Korban terjatuh di samping bangunan gudang atau jalan setapak menuju tempat permandian suci milik ashram.
Melihat hal itu, Karyono langsung turun dan berteriak minta tolong. Saksi melihat Mobin tergeletak di lantai dengan posisi miring ke kanan. Korban saat itu bersimbah darah dan sudah tak bergerak. Karyono dan Yudi berusaha menolong korban dibantu pelapor, I Gusti Ngurah Gede Sumerta Yasa, 37. Tak lama berselang mobil ambulans BRSUD Tabanan datang. Korban dibawa ke BRSUD Tabanan untuk mendapatkan perawatan.
Direktur BRSUD Tabanan, dr I Nyoman Susila mengatakan korban Mobin tiba di RS sudah dalam keadaan meninggal. Korban meninggal karena tempurung kepalanya pecah, leher patah, kaki dan tangan juga patah. “Jenazah masih dibersihkan, pihak keluarga sudah konfirmasi akan mengambil ke rumah sakit,” terang dr Susila.
Kapolsek Penebel AKP I Wayan Dastra saat dikonfirmasi membenarkan kecelakaan kerja yang menewaskan seorang buruh itu. Dikatakan, anggota Polsek Penebel bersama Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP I Nyoman Sukadana sedang mengintrogasi saksi maupun pemborong bangunan yakni Budi Santoso. Pihaknya masih menanyakan kelengkapan identitas korban ataupun buruh lainya karena sebagain besar dari luar Bali. “Pengerjaan gedung saat kami hentikan sementara,” tandas AKP Wayan Dastra. * cr61
1
Komentar