Komisi II DPRD Badung Rakor Bersama Instansi Terkait
Bahas Krisi Air di Subak Balangan dan Subak Uma Tegal
MANGUPURA, NusaBali
Pasca krama Subak Balangan dan Subak Uma Tegal, Desa Kuwum, Kecamatan Mengwi, Badung, mesadu soal kekeringan yang mereka hadapi selama puluhan tahun, Komisi II DPRD Badung, langsung menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama instansi terkait, Senin (8/3).
Rapat digelar untuk mencari solusi terbaik, sehingga petani tak lagi kesulitan air. Rapat koordinasi dipimpin Ketua Komisi I DPRD Badung Gusti Anom Gumanti, bersama sejumlah anggota Komisi I, seperti I Nyoman Dirgayusa dan I Made Wijaya. Turut hadir Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) IB Surya Suamba, Dinas Pertanian dan Pangan I Wayan Wijayana. Di samping itu hadir juga I Wayan Riasa dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. Kemudian juga hadir Pekaseh Subak Balangan I Ketut Matrayasa serta gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Anom Gumanti mengatakan, sesuai harapan para petani, meminta agar pihak yang berwenang untuk melakukan normalisasi aliran air. Paling tidak sesuai permintaan petani agar dibuka akses pembagian air ke Subak Balangan.
“Karena ini masalah pembagian air mohon dimediasi agar subak bisa kebagian air. Air ini kebutuhan utama setelah udara. Kami juga minta Dinas PUPR Badung untuk membantu jika memungkinan,” kata Anom Gumanti yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Badung itu.
Kemudian, jika debit air berdampak pada suplai air pada hulu, petani siap untuk melakukan sistem pola tanam. Anom Gumanti pun meminta Dinas Pertanian dan Pangan, diminta ikut mencari jalan ke luar,. Sehingga musim tanam subak yang berada di hulu dan subak Balangan tidak berbenturan. “Kalau masalah debit air, bisa dilakukan sistem pola tanam seperti yang disampaikan pekaseh,” katanya.
Sementara itu, I Wayan Riasa mewakili Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, mengaku tidak tahu permasalahan yang menimpa petani di Subak Balangan, hingga puluhan tahun lamanya. Dia mengaku baru menjabat di Bali. Setelah mengetahui duduk persolaan yang terjadi, Riasa berjanji segera menindaklajutinya. “Saya baru menjabat di Bali. Sebelumnya saya tidak tahu ada permasalahan ini,” katanya.
Di sisi lain, Pakaseh Subak Balangan I Ketut Matrayasa, menaruh harapan besar agar masalah ini dapat dipecahkan. Sebab, masalah ini sudah terjadi sejak lama. “Semoga kali ini ada jalan keluar. Permasalahan air yang terjadi sejak 21 tahun ini selama ini belum ada solusi, dan kami beharap bisa dinormalisasi,” harapnya.
Diberitakan sebelumnya, petani bersama mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Denpasar, mendatangi gedung DPRD Badung, Senin (22/2). Kedatangannya untuk mengadukan krisis air yang terjadi di Subak Balangan dan Subak Uma Tegal, Desa Kuwum, Kecamatan Mengwi. Selama ini para petani hanya mengandalkan air hujan untuk mengiri persawahan mereka. *ind
Komentar