Ekosistem Startup RI Juara di Dunia
JAKARTA, NusaBali
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan tempat yang sangat tepat dalam mengembangkan perusahaan rintisan alias startup.
Buktinya, Luhut menyampaikan nilai ekosistem startup di Indonesia merupakan yang nomor wahid di dunia. Hal itu sesuai dengan hasil publikasi The Global Startup Ecosystem Report 2020.
Luhut menjabarkan berdasarkan publikasi penelitian itu, Indonesia memiliki nilai ekosistem startup mencapai US$ 26,3 miliar atau sekitar Rp 368 triliun dan potensi pendanaan awal sebesar US$ 849,5 juta atau sekitar Rp 11,89 triliun (kurs Rp 14.000)
"Berdasarkan Global Startup Ecosystem Report, Indonesia ini tempati posisi pertama dengan nilai ekosistem US$ 26,3 miliar, lalu nilai pendanaan awal sebesar US$849,5 juta dolar," ungkap Luhut dalam webinar bersama Bukalapak, seperti dilansir detikcom, Senin (8/3).
Luhut juga mengatakan dengan catatan tersebut membuat Indonesia menjadi negara peringkat ke 2 pada 100 negara dengan ekosistem startup yang berkembang di seluruh dunia.
"Indonesia juga merupakan peringkat ke dua dari top 100 emerging ecosystem untuk startup di dunia," ungkap Luhut.
Menurutnya, dengan adanya pengembangan ekosistem startup ini adalah bukti ekonomi digital akan semakin maju di Indonesia. Luhut meminta UMKM juga ikut andil dalam kemajuan ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
"Saya yakin, usai pandemi nanti transformasi ke ekonomi digital akan berjalan, karena gaya hidup masyarakat berubah saat ini. Maka pesan saya UMKM juga harus didukung supaya tidak tertinggal di era industri 4,0," kata Luhut.
Sayang, meski sektor ekonomi digital tumbuh subur di tengah Pandemi Corona, Luhut mengatakan kinerjanya masih kalah dari Vietnam.
Luhut mengatakan sektor ekonomi digital di Asia Tenggara saja pada 2020 dapat tumbuh sebanyak 5%. Dengan total gross merchandise value alias nilai pembelian dari pengguna mencapai US$ 105 miliar atau sekitar Rp 1.470 triliun (kurs Rp 14.000).
"Banyak memang sektor ekonomi kesulitan beradaptasi di tengah pandemi. Di sisi lain sektor ekonomi digital sedang mendapatkan keuntungan dari perubahan ini, di Asia Tenggara ekonomi digital berkembang dengan nilai gross merchandise value US$ 105 miliar, naik 5% selama pandemi," papar Luhut dalam acara webinar bersama Bukalapak, Senin (8/3).
Di Indonesia sendiri ekonomi digital disebut Luhut tumbuh hingga menembus dua digit atau sekitar 11%. Namun, pertumbuhan ini masih kalah dengan Vietnam yang ekonomi digitalnya tumbuh hingga 16%.
"Di Indonesia, ekonomi digital juga berkembang dengan pesat, kita sampai dua digit, 11%, di atas Singapura dan Malaysia. Masih kalah cuma sama Vietnam dia 16%,"
Diperkirakan ekonomi digital masih akan bertumbuh hingga US$ 124 miliar pada tahun 2025 di Indonesia. *
1
Komentar