Atasi Macet di Canggu, Diusulkan Jalur Shortcut
Jalur shortcut dimaksud adalah memanfaatkan jalan desa, seperti Jalan Nelayan dan Jalan Bantan Kangin.
MANGUPURA, NusaBali
Mengatasi masalah kemacetan di kawasan Jalan Raya Canggu menuju Tanah Lot tidak cukup dengan menambah personel untuk mengatur arus lalu lintas. Belakangan muncul usulan agar memanfaatkan jalan pintas atau shortcut untuk memecah kemacetan.
Anggota DPRD Badung Dapil Kuta Utara Gede Aryantha, menyatakan, tak cukup mengatasi kemacetan dengan cara memperbanyak personel di lapangan. Yang paling efektif adalah memikirkan untuk memanfaatkan jalan pintas sebagai program jangka panjang, seperti jalur shortcut antar Desa Tibubeneng dan Desa Canggu.
Menurutnya jalan pintas yang dimaksud tidak harus membikin jalan baru, namun cukup memanfaatkan jalan desa yang sudah ada. “Kalau bikin jalan baru cukup rumit. Untuk pembebasan lahan harganya sangat tinggi. Kami menyarankan pemerintah melakukan kajian jalan-jalan desa yang sudah ada sebagai alternatif untuk mengubah arus lalu lintas ketika jam-jam sibuk,” katanya, Minggu (27/11).
Alternatif dimaksud adalah ada beberapa jalan desa yang bisa dijadikan jalur shortcut apabila Jalan Raya Canggu macet parah. Yakni Jalan Nelayan yang menuju Tibubeneng tembus Kerobokan, atau bisa juga Jalan Bantan Kangin, Desa Adat Tandeg, lalu menuju Dalung.
“Di Jalan Nelayan, jalan tersebut bisa dijadikan jalur alternatif jika kemacetan parah terjadi di Jalan Raya Canggu,” katanya. Karena itu, dia meminta instansi terkait juga melakukan kajian terkait jalan tersebut. “Siapa tahu setelah diperbaiki dan diperlebar bisa dilintasi mobil atau pun sepeda motor,” kata Aryantha.
Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kabupaten Badung Sang Nyoma Oka Parmana mengaku perlu ada kajian matang atas usulan pemanfaatan jalan alternatif tersebut. Sebab jalan dimaksud bukan milik kabupaten. “Perlu ada kajian lagi tentang rencana jalur shortcut di jalur tersebut,” katanya.
Arus lalu lintas di Jalan Raya Kerobokan–Canggu–Tanah Lot Tabanan, selalu penuh sesak dengan kendaraan bermotor hampir setiap hari. Sayangnya volume kendaraan yang melintas tak sebanding dengan ruas jalan yang tersedia, akibatnya kepadatan tak dapat terhindarkan. * asa
Anggota DPRD Badung Dapil Kuta Utara Gede Aryantha, menyatakan, tak cukup mengatasi kemacetan dengan cara memperbanyak personel di lapangan. Yang paling efektif adalah memikirkan untuk memanfaatkan jalan pintas sebagai program jangka panjang, seperti jalur shortcut antar Desa Tibubeneng dan Desa Canggu.
Menurutnya jalan pintas yang dimaksud tidak harus membikin jalan baru, namun cukup memanfaatkan jalan desa yang sudah ada. “Kalau bikin jalan baru cukup rumit. Untuk pembebasan lahan harganya sangat tinggi. Kami menyarankan pemerintah melakukan kajian jalan-jalan desa yang sudah ada sebagai alternatif untuk mengubah arus lalu lintas ketika jam-jam sibuk,” katanya, Minggu (27/11).
Alternatif dimaksud adalah ada beberapa jalan desa yang bisa dijadikan jalur shortcut apabila Jalan Raya Canggu macet parah. Yakni Jalan Nelayan yang menuju Tibubeneng tembus Kerobokan, atau bisa juga Jalan Bantan Kangin, Desa Adat Tandeg, lalu menuju Dalung.
“Di Jalan Nelayan, jalan tersebut bisa dijadikan jalur alternatif jika kemacetan parah terjadi di Jalan Raya Canggu,” katanya. Karena itu, dia meminta instansi terkait juga melakukan kajian terkait jalan tersebut. “Siapa tahu setelah diperbaiki dan diperlebar bisa dilintasi mobil atau pun sepeda motor,” kata Aryantha.
Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kabupaten Badung Sang Nyoma Oka Parmana mengaku perlu ada kajian matang atas usulan pemanfaatan jalan alternatif tersebut. Sebab jalan dimaksud bukan milik kabupaten. “Perlu ada kajian lagi tentang rencana jalur shortcut di jalur tersebut,” katanya.
Arus lalu lintas di Jalan Raya Kerobokan–Canggu–Tanah Lot Tabanan, selalu penuh sesak dengan kendaraan bermotor hampir setiap hari. Sayangnya volume kendaraan yang melintas tak sebanding dengan ruas jalan yang tersedia, akibatnya kepadatan tak dapat terhindarkan. * asa
Komentar