Korban Wayan Suantra Terjebak di Laut karena Perahunya Mati Mesin
Hilang Semalaman, Nelayan Asal Desa Tegal Mengkeb Ditemukan Selamat di Tengah Laut
Korban Wayan Suantra yang notabene Ketua Kelompok Nelayan Segara Taman, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur melaut sejak Senin pagi pukul 09.00 Wita, tanpa bawa bekal dan HP.
TABANAN, NusaBali
Seorang nelayan asal Banjar Klecung Kaja, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, I Wayan Suantra, 42, ditemukan selamat setelah semalaman hilang di laut. Usut punya usut, korban Wayan Suantra ternyata terjebak di tengah laut karena perahunya mati mesin.
Korban Wayan Suantra ditemukan dalam kondisi selamat di perairan Pantai Kelating, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan yang berjarak beberapa kilometer arah timur dari Desa Tegal Mengkeb, Selasa (9/3) pagi sekitar pukul 07.40 Wita. Saat ditemukan, nelayan berusia 42 tahun ini masih dalam kondisi sadar, namun lemas karena terombang ambing bersama perahunya yang mati mesin.
Korban Wayan Suantra sendiri merupakan Ketua Kelompok Nelayan Segara Taman, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur. Wayan Suantra awalnya berangkat melaut bersama sejumlah nelayan lainnya, Senin (8/3) pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Setelah selesai menaikkan jaring ikan, rekan-rekannya yang diajak melaut pulang duluan. Sedangkan korban Wayan Suantra masih ingin melanjutkan mencari ikan layur di laut.
Menurut Perbekel Tegal Mengkeb, Dewa Made Widarma, biasanya korban Wayan Suantra sudah pulang dari luat sore sekitar pukul 17.00 Wita. Namun, hari itu korban justru tak kunjung balik ke daratan. Setelah ditunggu hingga Senin malam pukul 19.00 Wita, korban Wayan Suantra belum juga pulang. Maka, rekan-rekan nelayan dan keluarganya pun panik.
Tak ingin terjadi hal buruk, malam itu juga 2 nelayan dari Kelompok Segara Taman, Desa Tegal Mengkeb mencari korban ke laut. Namun, hasilnya nihil. “Setelah dicari ke seputaran Pantai Kelating, Nang Adel (korban Wayan Suantara) tidak ditemukan. Lagipula, jarak pandang terbatas karena cuaca buruk, sehingga diputuskan untuk pencarian dilanjutkan Selasa subuh,” beber Dewa Made Widarma, Selasa kemarin.
Kemudian, Selasa pagi sekitar pukul 06.20 Wita sejumlah nelayan dibantu Basarnas Bali dan Sat Pol Air Polres Tabanan langsung melakukan pencarian korban Wayan Suantara. Pencarian dimulai dengan menyisir Pantai Pasut, Kerambitan.
Setelah pencarian kurang lebih 2 jam, akhirnya korban Wayan Suantara ditemukan selamat di perairan Pantai Kelating, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan. Korban terombang-ambing bersama perahunya yang mati mesin di tengah laut. “Kami langsung membawa korban ke daratan,” tegas Dewa Widarma.
Menurut Dewa Widarma, perahu yang dibawa korban Wayan Suantra masih bertahan, meskipun mesin mati, berkat pegangan jaring yang ditebar. “Untung saja kondisi cuaca tidak begitu ekstrim. Mesin perahunya mati ketika hendak balik ke daratan. Begitu mesin akan dihidupkan, tidak bisa," jelas Perbekel yang kemarin yang ikut menunggu pencarian korban di pantai ini.
Selama semalaman terjebak di tengah lain, kata Dewa Widarma, korban Wayan Suantra otomatis tidak makan dan minum. Parahnya lagi, korban tidak membawa pelampung dan alat komunikasi seperti HP. "Waktu ditemukan, sebelum diajak daratan, rekannya sudah membawakannya nasi. Kemjudian, perahunya yang mati mesin ditarik ke darat," papar Dewa Widarma.
Sementara itu, Kepala Kantor Basarnas Bali, I Gede Darmada, mengatakan korban Wayan Suantra ditemukan di sekitaran Pantai Kelating, Kecamatan Kerambitan oleh nelayan setempat. Saat ditemukan, korban dalam posisi terombang ambing di atas perahunya yang mati mesin. “Astungkara, korban ditemukan dalam kondisi selamat oleh nelayan,” jelas Darmada, Selasa kemarin.
Menurut Darmada, pihaknya mengerahkan 10 personel dalam upaya pencarian dan evakuasi korban Wayan Suantra, nelayan yang sempat semalaman hilang di laut. “Upaya pencarian juga melibatkan polisi dan nelayan di Tabanan,” katanya. *des
Korban Wayan Suantra ditemukan dalam kondisi selamat di perairan Pantai Kelating, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan yang berjarak beberapa kilometer arah timur dari Desa Tegal Mengkeb, Selasa (9/3) pagi sekitar pukul 07.40 Wita. Saat ditemukan, nelayan berusia 42 tahun ini masih dalam kondisi sadar, namun lemas karena terombang ambing bersama perahunya yang mati mesin.
Korban Wayan Suantra sendiri merupakan Ketua Kelompok Nelayan Segara Taman, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur. Wayan Suantra awalnya berangkat melaut bersama sejumlah nelayan lainnya, Senin (8/3) pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Setelah selesai menaikkan jaring ikan, rekan-rekannya yang diajak melaut pulang duluan. Sedangkan korban Wayan Suantra masih ingin melanjutkan mencari ikan layur di laut.
Menurut Perbekel Tegal Mengkeb, Dewa Made Widarma, biasanya korban Wayan Suantra sudah pulang dari luat sore sekitar pukul 17.00 Wita. Namun, hari itu korban justru tak kunjung balik ke daratan. Setelah ditunggu hingga Senin malam pukul 19.00 Wita, korban Wayan Suantra belum juga pulang. Maka, rekan-rekan nelayan dan keluarganya pun panik.
Tak ingin terjadi hal buruk, malam itu juga 2 nelayan dari Kelompok Segara Taman, Desa Tegal Mengkeb mencari korban ke laut. Namun, hasilnya nihil. “Setelah dicari ke seputaran Pantai Kelating, Nang Adel (korban Wayan Suantara) tidak ditemukan. Lagipula, jarak pandang terbatas karena cuaca buruk, sehingga diputuskan untuk pencarian dilanjutkan Selasa subuh,” beber Dewa Made Widarma, Selasa kemarin.
Kemudian, Selasa pagi sekitar pukul 06.20 Wita sejumlah nelayan dibantu Basarnas Bali dan Sat Pol Air Polres Tabanan langsung melakukan pencarian korban Wayan Suantara. Pencarian dimulai dengan menyisir Pantai Pasut, Kerambitan.
Setelah pencarian kurang lebih 2 jam, akhirnya korban Wayan Suantara ditemukan selamat di perairan Pantai Kelating, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan. Korban terombang-ambing bersama perahunya yang mati mesin di tengah laut. “Kami langsung membawa korban ke daratan,” tegas Dewa Widarma.
Menurut Dewa Widarma, perahu yang dibawa korban Wayan Suantra masih bertahan, meskipun mesin mati, berkat pegangan jaring yang ditebar. “Untung saja kondisi cuaca tidak begitu ekstrim. Mesin perahunya mati ketika hendak balik ke daratan. Begitu mesin akan dihidupkan, tidak bisa," jelas Perbekel yang kemarin yang ikut menunggu pencarian korban di pantai ini.
Selama semalaman terjebak di tengah lain, kata Dewa Widarma, korban Wayan Suantra otomatis tidak makan dan minum. Parahnya lagi, korban tidak membawa pelampung dan alat komunikasi seperti HP. "Waktu ditemukan, sebelum diajak daratan, rekannya sudah membawakannya nasi. Kemjudian, perahunya yang mati mesin ditarik ke darat," papar Dewa Widarma.
Sementara itu, Kepala Kantor Basarnas Bali, I Gede Darmada, mengatakan korban Wayan Suantra ditemukan di sekitaran Pantai Kelating, Kecamatan Kerambitan oleh nelayan setempat. Saat ditemukan, korban dalam posisi terombang ambing di atas perahunya yang mati mesin. “Astungkara, korban ditemukan dalam kondisi selamat oleh nelayan,” jelas Darmada, Selasa kemarin.
Menurut Darmada, pihaknya mengerahkan 10 personel dalam upaya pencarian dan evakuasi korban Wayan Suantra, nelayan yang sempat semalaman hilang di laut. “Upaya pencarian juga melibatkan polisi dan nelayan di Tabanan,” katanya. *des
Komentar